11

32 11 0
                                    

HAWA dingin dari udara sejuk dengan perkotaan yang masih terguyur oleh air hujan yang tak kunjung mereda. Langit yang masih dengan keadaan gelapnya serta dengkingan kilatan petir yang menemani hujan deras hari ini. Menara Mythera masih menjadi saksi bisu pada hari ini, tetapi kini hanya melihat betapa menyedihkannya pria dengan tubuh yang telah basah kuyup dan tidak berniat untuk berteduh dan pergi dari tempat itu. Dengkingan kilatan petir tak membuatnya bergerak, berdiri diam dengan termenung. Victor masih berdiri termenung menatap menara Mythera dengan tatapan hampanya. 

Victor merasa ada yang aneh dengan Vivienne sebelum ia meninggalkan Victor sendirian bersama hujan deras. Pada beberapa saat yang lalu, menara Mythera menjadi saksi bisu atas kebersamaannya dengan Vivienne yang berdansa bersamanya di bawah gelapnya langit pada hari ini dengan mulut yang terdiam, berkomunikasi melalui kontak mata dan berdansa seolah-olah alunan musik terdengar di indra pendengaran mereka. Rintikan air hujan seperti menemani dan melengkapi mereka dengan kilatan petir yang membelah langit. 

Kini ia sendirian dengan Vivienne yang pergi begitu saja tanpa memberikan kejelasan. Hendak mengejar, tetapi eksistensi Vivienne seketika menghilang saat Victor baru saja melangkah. Bagaikan hantu yang sering muncul tiba-tiba dan menghilang dengan sekejap. Bagaikan hantu pemikat hati yang mampu membuat dentuman jantung Victor berdetak lebih cepat dari biasanya. Benaknya berulang-kali mencerna tentang perasaan aneh yang kerap kali muncul yang membuatnya memikirkan Vivienne pada setiap malam dan selalu mengharapkan eksistensi Vivienne muncul di setiap tempat yang ia kunjungi.

Kepalanya mendongak ke arah langit, membiarkan setiap tetes air hujan jatuh ke wajahnya. Merenungkan diri dengan menikmati setiap tetes hujan, serta berpikir mengenai dirinya sendiri. Victor tahu jika apa yang ia lakukan tadi dengan Vivienne bukanlah hal yang dapat ia lupakan begitu saja dan hal itu bukanlah apa yang dua orang teman lakukan. Victor sering kali mendatangi pesta di berbagai kerajaan dan ia tahu jika dua insan yang berdansa kerap kali diliputi perasaan yang berlebih, atau dengan istilah lain mencintainya. Mungkin Victor dengan perlahan-lahan dapat memahami istilah tersebut setelah apa yang baru saja ia lakukan dengan Vivienne.

Bagi Victor, mencintai atau dicintai adalah hal yang paling konyol yang pernah ia dengar. Namun, ia merasa jika hal itu adalah prinsip utama mengapa manusia diciptakan di dunia. Victor tahu jika manusia diberikan hak yang bebas untuk mencintai, tetapi ia sendiri bahkan belum memahami makna tersebut. Selama sembilan belas tahun ia hidup, yang ia lakukan hanyalah hidup sebagai manusia yang memiliki hak bebas untuk melakukan apa pun selama hal itu tak merugikan bangsa walau ia harus mengotori tangannya. Takhtanya yang hampir setara dengan Raja membuatnya takkan terlibat dalam kriminalitas.

"Dasar menyedihkan." Suara seorang pria terdengar di telinga Victor. Seketika ia menoleh ke arah belakang dan mendapati Arthur sedang berdiri dengan membawa payungnya, serta masih memakai seragam dokter yang lengkap. "Kau seperti orang patah hati, kau tahu? Apa jangan-jangan kau akhirnya menyukai seseorang?!" Arthur bertingkah seakan-akan terkejut dengan raut wajah yang menyebalkan. Victor berdecak kesal dan tetap berdiri diam tanpa ingin menghampiri Arthur yang telah mengganggunya.

"Cerita saja padaku jika kau sedang patah hati. Aku sudah berpengalaman." Arthur memberikan ekspresi sombongnya, membuat Victor merasa jijik.

Victor menghela napasnya sebelum ia berjalan mendekati sebuah kedai kopi yang masih tutup dan berteduh di bawah atap. "Baru saja menghampiri pujaan hatimu?" tanya Victor sambil menggoda Arthur. Arthur hanya terkekeh kecil dan tersenyum, tak menjawab pertanyaan Victor, tetapi Victor tahu jawabannya melalui raut wajah Arthur. "Semenjak menjadi bagian dari kerajaan, kau jadi memiliki banyak sekali waktu luang. Namun, mengapa kau memakai seragam dokter? Masih melibatkan diri di rumah sakit?"

"Baru saja selesai membuat obat penawar dari racun buatanmu itu. Aku langsung menghampiri kekasihku untuk berbincang santai, tetapi sesekali aku masih sering pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi sekitar. Nyatanya, masih banyak yang membutuhkan bantuanku, aku rasa dalam beberapa hari ini aku akan pergi ke sana." Arthur berjalan mendekati Victor dan berdiri di sebelahnya untuk berteduh. Menutup payungnya dan menatap hujan yang tak kunjung reda.

𝐓𝐡𝐞 𝐂𝐡𝐫𝐨𝐧𝐢𝐜𝐥𝐞𝐬 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬 (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang