Chapter 12

54 7 0
                                    

𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐!! ☺☺


🦟🦟🦟


"Kau membuatku gila akhir-akhir ini" gumam Elbara dan hendak kembali mencium Rain namun tubuhnya tiba-tiba terdorong kebelakang. Ia menatap Rain terkejut. Gadis itu terlihat syok dengan kedua tangan menutup bibir.

"Ap-apa yang-baru saja kita-lakukan?"

****

Rain menatap Elbara dengan mata membola.

Senyuman tipis terbit dibibir Elbara, dengan perlahan ia kembali mendekati Rain, melipat kedua tangannya didepan dada. “Kau tidak tau apa yang baru saja kita lakukan?”

Bukan, bukannya ia tidak tau. Rain bukan gadis kulot yang tidak tau apa itu ciuman, tapi ia hanya… hanya, Ya tuhan! Itu ciuman pertamanya.

Rain melirik pintu yang tebuka sedikit, dan secepat kilat berlari hendak keluar namun sayangnya Elbara lebih kilat menahan tubuhnya dengan cara, hell… memeluknya dari belakang, menahan kedua tangannya tepat didepan perutnya sendiri.

Tubuh Rain membeku seketika, tubuh kekar Elbara terasa melingkupinya dengan tepat. Ia dapat merasakan tubuh atletis dan sedikit basah pria itu serta aroma maskulin yang menguar merasuk hidungnya. Dengan jantung yang seakan berhenti berdetak, Rain tidak bisa mengatakan apa-apa.

“Kau mau kabur kemana setelah menciumku hm?”

Rain sontak menoleh kebelakang mendengar ucapan Elbara. “Aku tidak menciummu” elaknya tidak terima atas pernyataan Elbara, ia bahkan sampai lupa jika ia sedang berbicara dengan seniornya sekarang.

“Kau tidak mengakuinya?” Elbara sedikit menjauhkan wajahnya tanpa melepas pelukannya. Sial, rasanya begitu nyaman memeluk tubuh mungil dipelukannya sekarang ini.

Rain terdiam, melirik kearah lain, berusaha mengingat kejadian beberapa menit lalu. Benarkah dia yang mencium lebih dulu? Tidak, itu tidak benar, yah itu tidak mungkin.

Kekehan kecil Elbara kembali mengalihkan pikiran Rain.

Thanks

Rain mengerutkan keningnya tak mengerti.

“Karena menjadi wanita pertama yang membuatku jatuh cinta” sambung Elbara tersenyum tipis yang tampak begitu tulus.

Kerutan itu hilang perlahan, Rain tidak tau harus berekpresi seperti apa, terlalu syok dengan ucapan yang baru saja terlontar. Apa ia baru saja mendengar kata cinta dari mulut Elbara, pria yang berusaha ia hilangkan dari pikirannya akhir-akhir ini.

“Aku bukan pria yang mudah mengucapkan hal seperti itu Rain, aku tau ini terlalu cepat tapi aku benar-benar jatuh cinta padamu” Elbara dengan perlahan melepas pelukannya, kemudian berdiri didepan Rain yang masih membeku.

Be my girl

Kerongkongan Rain terasa tercekat, membuatnya sangat susah hanya untuk sekedar menelan salivanya. Hell bagaimana bisa?

“Apa kakak sedang mengerjaiku?” Rain mengedarkan pandangan, mencari sesuatu yang mungkin saja adalah kamera atau apapun.

Seriously?” Elbara menyipitkan matanya tak percaya.

Hujan Untuk ElbaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang