𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐!!☺
🦟🦟🦟
Revano terdiam, semakin menajamkan pandangannya pada iris kecoklatan yang terlihat frustasi. Beberapa detik kemudian Revano melepas cengramannya.
“Jauhi adikku, jauhi Elbara, jauhi siapapun yang berhubungan denganku jika kau masih ingin hidup tenang” desisnya sebelum berlalu pergi, meninggalkan Rain yang perlahan jatuh terduduk dengan tubuh bersandar didinding.
****
Rain tidak sanggup menahan tangisnya ketika melihat Dara yang tengah duduk bersandar diatas ranjangnya. Saat insiden beberapa jam lalu terjadi ia langsung memilih pulang karena tentu saja ia tidak akan sanggup belajar dalam kondisi hati yang buruk seperti sekarang. Ia butuh istirahat dan mengunjungi bundanya adalah keputusan terbaik, ia butuh sandaran.
“Rain sayang ada apa? Kenapa kau menangis sayang?” tanya Dara tampak cemas.
Rain menggeleng, merebahkan kepalanya dipaha Dara, menangis dengan isakan disana.
Dara yang paham jika Rain sedang tidak ingin bicara kemudian hanya menghela nafas pelan, mengelus lembut kepala putrinya itu dengan penuh kasih sayang.
Cukup lama Rain menangis dipangkuan Dara, helusan lembut yang begitu nyaman mampu menenangkannya. Ia sudah merasa lebih baik sekarang. Ia menegakkan kepalanya, mengusap air mata sebelum menyunggingkan senyum manis pada Dara.“Sudah lebih baik?” tanya Dara mengusap wajah lembab Rain.
“Hm” gumam Rain mengangguk, tersenyum kecil pada ibunya.
“Tidak ingin bercerita?”
Jika saja kesehatan ibunya normal, ia mungkin akan merengek, menangis seraya menceritakan kejadian menyesakkan yang ia alami. Namun apa daya, ia tidak ingin membuat kesehatan Dara memburuk jika tau masalahnya.
“Nilai sejarah Rain agak turun dan itu menyebalkan” bohongnya mengerucutkan bibirnya manja.
“Ya ampun putri bunda, kemari… duduklah disini” Dara menepuk tempat kosong disampingnya setelah seidkit bergeser, memberikan tempat untuk Rain.
Pun Rain segera berdiri dari duduknya, berpindah kesamping Dara, langsung merebahkan kepalanya dileher wanita.
“Kamu masih bisa memperbaikinya sayang” ujar Dara setelah mengecup lembut kening putrinya.
“Hm, Rain akan belajar lebih giat lagi kedepannya”
“Dalam catatan tidak melupakan waktu makan dan istirahatmu”
Rain mengangguk kecil sebagai respon. Ia mengeratkan pelukannya ditubuh kurus Dara, ia selalu menyukai posisi ini, tidak ada yang lebih nyaman dari pelukan hangat yang tulus dari ibunya.
“Bagaimana kabar Rebecca? Bunda tidak pernah melihatnya lagi?”
Tubuh Rain menegang, jantungnya berpacu lebih kencang. Bundanya belum tau mengenai masalahnya dengan Rebecca, dan jika tau mungkin bundanya akan sedih.
“Dia sedang cuti sekolah, jadi tidak bisa menjenguk bunda. Dia bilang mungkin nanti setelah dia kembali” bohongnya lagi.
Dara mengangguk, lalu senyuman kecil terbit di bibirnya. “Bagaimana hubunganmu dengan Elbara? Kalian masih berhubungan?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Untuk Elbara
RomanceWARNING 20 + !! CERITA INI BANYAK MENGANDUNG UMPATAN KASAR DAN BEBERAPA TINDAKAN KEKERASAN. MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN. Note : No Plagiat Please. **** Menceritakan kisah cinta seorang gadis remaja miskin bernama Natasha Rain Angelina, biasa di...