Chapter 14

62 7 7
                                    

𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐!! 😊

🦟🦟🦟

Namun beberapa detik kemudian ponselnya kembali berdering. Rain mengabaikannya, dan didetik berikutnya rentetan pesan terdengar, membuat mata Rain sontak melebar. Ia melirik sekilas orang-orang dikelas yang tengah memperhatikan. Dengan cepat ia kembali mengambil ponselnya, menatap kesal puluhan pesan yang Elbara kirim.

"Dari siapa Nat?"

Rain segera mematikan layar ponsel, menatap Rebecca yang ternyata masih duduk disebelahnya, menatapnya menunggu jawaban.

****

"E.. biasa dari Nathan, dia memang sangat menyebalkan dan suka mengganggu. Aku yakin dia sekarang sedang kurang kerjaan"

"Dijam segini, SMA Putih Bangsa setauku sudah kembali masuk kelas"

Apa Rebecca sedang menunjukkan sikap curiganya? Rain bersumpah dapat melihat sekilas kilat intimidasi di bola mata kehitaman Rebecca.

"Mungkin saja anak itu sedang bolos sekarang, ck.. aku akan memakinya nanti"

"Orang pintar seperti Nathan? Bolos?"

Rain memicingkan matanya. "Sebenarnya ada apa Be? Dari nada bicara dan ucapanmu kau terdengar seperti sedang mencurigaiku"

"Aku?" Rebecca menunjuk dirinya, lalu menyunggingkan senyuman lebar "Hey, aku hanya merasa heran jika Nathan bolos, aku hanya kira Nathan itu sepertimu yang selalu berusaha perfect mempertahankan beasiswa yang tentunya sangat mengharamkan yang namanya bolos, apa perkataanku menyinggungmu Nat? Jika iya aku minta maaf"

"Bukan begitu, aku hanya merasa kau tidak percaya dengan ucapanku"

Rebecca menghela nafasnya kasar. "Sorry, aku memang sedikit mencurigaimu. Aku hanya takut jika kau memang berbohong" akunya mengerucutkan bibirnya.

"Memangnya kenapa juga aku harus berbohong" kekeh Rain sembari memperbaiki kaca matanya.

"Aku takut kau menghianatiku Nat, Aku takut jika yang memberimu hujan pesan barusan itu bukan Nathan tapi Kak Bara. Aku tau kecurigaanku ini sangat berlebihan tapi yah mau bagaimana lagi, aku terlalu mencintainya. Dan beberapa jam yang lalu orang yang aku cintai, orang yang aku kenal melakukan sesuatu yang tidak seperti biasanya pada sahabatku, kuharap kau bisa memahami kecemasanku ini yaa... maaf"

Rain menelan salivanya kuat, kerongkongannya terasa kering seketika. Tuhan, apa yang harus ia lakukan?

***


"Aku harus bekerja"

"Oh come on, aku ingin melihat pacarku hadir diacara yang cukup penting untukku" bujuk Elbara sembari mengusap rambut basahnya dengan handuk.

"Aku sudah menolak Rebecca soal ini El, jadi akan sangat mencurigakan jika aku tiba-tiba menyetujui permintaannya" sahut Rain. Ia sudah menolak Rebecca berkali-kali untuk menolak ikut dalam acara kemenangan sekaligus pelepasan tim basket Kakaknya.

"Bilang saja jika kau tiba-tiba tertarik ingin ikut" Elbara melempar handuknya kedalam ranjang, mengacak kasar rambut basahnya sebelum mengambil ponselnya yang bersandar di buku tebal lalu menaiki ranjang, bersandar sembari menatap layar ponsel yang menampilkan wajah cantik Rain yang tengah belajar disela kesibukannya bekerja. Ck, gadis pekerja kerasnya yang begitu menawan.

Hujan Untuk ElbaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang