Chapter 34

46 6 2
                                    

Jangan lupa follow, vote, and comment guys😘

𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐!! ☺

🦟🦟🦟

Pun Joshua kembali mengambil gambar, ia berpose layaknya fotografer handal, berlutut, mengangkang, membaringkan tubuhnya diatas pasir, dan tingkahnya itu membuat Rain tertawa lepas. Dan setelah sesi foto selesai, Rain tidak langsung menyusul Joshua yang sudah berlari menuju yang lainnya. Rain menaikkan ponselnya, memotret pemandangan pantai, dimana tampak empat orang disana tengah bermain air dengan asiknya. Ia kemudian membuka media sosialnya yang entah kapan terakhir kali ia buka. Rain melihat daftar postingan yang hanya menampilkan beberapa buku rekomendasi dan pemandangan alam yang ia foto, serta foto Dara yang tersenyum teduh dengan wajah cantik yang masih terlihat segar, tidak tampak seperti orang yang sedang sakit.

Berpikir sejenak, Rain menarik nafas sebelum menklik tulisan posting pada layar ponselnya. Ia kemudian menaruh ponselnya lagi sebelum berlari, ikut bergabung untuk bersenang-senang.

****

Dan diwaktu berikutnya, entah berapa lama kelima anak remaja itu bermain, bercanda, tertawa, menikmati cemilan dan berbincang bersama dibawah langit yang berawan tanpa sinar matahari yang menyengat, seolah dunia hanya milik mereka. Jam sudah menunjukan pukul satu siang, setelah makan siang mereka memutuskan untuk duduk dipinggir pantai beralasan tikar sembari memandang laut lepas dan langit yang indah.

"Hari ini adalah hari terbaik yang pernah kurasakan, aku tidak pernah merasa selepas dan sebebas ini" gumam Rain dengan mata lurus kedepan, menikmati pemandangan itu disela suara deru ombak yang menenangkan.

"Ya, aku bisa melihatnya.... Kau seperti terjebak dan mengasingkan diri dari orang lain, sebelum kau bertemu dengan Rebecca, maaf aku mengikuti semua beritanya" sahut Defi.

"Apa saja yang kau dengar Def?" tanya Rain penasaran.

"Tentang hubunganmu dengan Rebecca, kau yang merebut Kak Bara darinya, lalu pembulianmu... aku tidak bisa membenarkan itu, aku tidak suka mereka yang menilai seseorang tanpa bercermin, Sarah dan teman-temannya, mereka hanya iri padamu. Kau cantik dan berprestasi, bahkan berpacaran dengan idola disekolah, siapa yang tidak ingin berada diposisimu?"

"Kau percaya itu? Soal aku yang merebut Kak El"

"Tentu saja tidak, hell... semua orang bisa melihatnya, Kak Bara hanya menganggap Becca adik. Tidak ada perlakuan istimewa yang pria itu berikan. Hanya orang bodoh yang menilai jika kau merebutnya dari Becca" cerocos Defi lebih ke menggerutu. Tingkahnya itu membuat Rain tersenyum tipis, terharu karena ternyata tidak semua orang disekolah membenci dan menilainya seenak jidat.

"Lalu bagaimana denganmu Gio? Bagaimana pandanganmu padaku soal itu?" kali ini Rain menyenggol tangan Gio karena pria itu duduk disampingnya.

"No comment Nat, gue gak suka ikut campur sama sesuatu yang gak ada hubungannya sama gue" tukas Gio mengedikkan bahunya.

"Itu lebih baik Gi, seandainya semua orang berpikiran sepertimu" gumam Rain menepuk pelan lengan Gio. Pun kemudian pandangannya tidak sengaja bertemu dengan sorot Joshua yang duduk disamping Gio, pria itu tersenyum menatapnya. Rain membalas senyuman itu sebelum kembali menatap kedepan.

"Thanks for today Bryan, Joshua" kata Defi melirik pada Bryan yang duduk disebelah kirinya, lalu menggerakkan wajahnya agar melihat Joshua diujung sana.

"Sama-sama, lagipula kami juga sangat menikmati waktu bersama kalian" tukas Bryan tertawa tampan, disusul anggukan Joshua.

"Aku harap kita masih bisa bertemu dilain waktu" sahut Gio.

Hujan Untuk ElbaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang