Chapter 46

40 5 4
                                    

Double up

.
.

Jangan lupa follow, vote, and comment guys😘

𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐!! 🤗
.
.
🦟🦟🦟
.
.

Okey anggap saja aku percaya, terus apa yang akan kau lakukan? Kauakan lebih memilihnya?” suara Elbara terdengar sendu namun sedikit menuntut, dengan sinar ketakutan dikedua iris keabuannya.

Dan Rain melihat itu, dadanya sesak dan suaranya seolah tersangkut ditenggorokan. Rasanya tidak tega jika harus menyakiti pria didepannya itu, bodoh bukan? Seharusnya ia senang mengingat perlakuan Elbara padanya dulu, tapi membayangkan Elbara tersakiti ia merasa… tidak sanggup.

****

“Aku akan tetap memilihnya El, secinta apapun aku padamu aku akan tetap memilihnya. Aku tidak tau apa yang telah kau lalui untuk kembali tapi apapun itu kumohon El, aku tidak bisa meninggalkan Jackson” Rain terdiam sebentar, membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Ia kemudian bangkit dari duduknya, menatap sendu Elbara yang hanya diam, memegang satu tangan pria itu yang menjuntai.

“El kau berhak bahagia, aku berhak bahagia begitupun Jackson. Aku tidak mungkin memilihmu setelah apa yang telah dia lakukan untukku selama ini. Kau pria yang perfect, kau pasti bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dariku”

“Aku hanya ingin kau” gumam Elbara menyahut.

“Tapi aku tidak bisa, aku sudah bertunangan dengan Jackson, kami akan menikah. Aku tau tidak seharusnya mengatakan ini tapi seandainya kau kembali sebelum aku membuka hatiku untuknya mungkin akan ada kesempatan untuk kita, karena dulu aku selalu berharap kau akan kembali” suara Rain merendah, bersamaan dengan matanya yang mulai berkaca-kaca. Rain melepas pegangannya pada tangan Elbara, beralih memeluk dirinya sendiri.

“Aku selalu menunggumu karena kau meninggalkanku dengan kesalahpahaman…. Kupikir kau akan kembali dan menjelaskannya padaku, tapi kau tidak pernah kembali… sebelum sekarang setelah aku menyerah menunggumu. Aku tidak tau siapa yang salah disini, entah kamu yang terlambat kembali atau aku yang terlalu cepat menyerah, tapi itu tidak penting lagi karena bagaimanapun aku sekarang adalah wanita yang sudah bertunangan” tambah Rain mulai menangis.

Tidak ada satupun kata yang keluar dari bibir Elbara, pria itu seolah bisu dengan pandangan sendunya, menatap Rain yang menangis, wanita itu terlihat frustasi.

“Kau… bahagia dengannya?” tanya Elbara setelah beberapa saat.

Rain menggigit bibir bawahnya, melihat bagaimana sorot nanar Elbara seolah meremas jantungnya. Namun ia kemudian berusaha mengangguk pelan sebagai jawaban atas pertanyaan pria itu.

Senyum kecut terlihat dari bibir pucat Elbara, “Sepertinya aku memang pengganggu, seharusnya aku tidak kembali” lirihnya sembari mengusap matanya yang memerah, sedikit berair.

“El...” lirih Rain mencoba kembali meraih tangan Elbara namun pria itu menghidar, membuat dadanya semakin teremas.

Elbara terlihat menarik nafasnya beberapa kali dengan kepala mendongak. Setelah dirasa sedikit tenang, Elbara kembali meluruskan pandangannya, pada Rain yang menatapnya nanar, “Pulanglah, kau bisa serahkan surat cutimu pada Ernes”

“El…”

You win, pada akhirnya aku yang bermimpi untuk bisa membuatmu kembali padaku” Elbara terkekeh kecut, membuang wajahnya sejenak sebelum kembali menatap Rain, rautnya perlahan berubah sendu, pun dengan perlahan ia mengangkat satu tangannya, mengusap lembut pipi Rain yang baru saja teraliri air mata wanita itu, “Pulanglah Rain, seperti katamu… kau dan Jackson berhak bahagia, aku tidak akan mengganggu hubungan kalian lagi, aku tidak akan mengganggumu lagi… seperti yang kau inginkan” sambungnya berusaha memberikan senyum tipisnya yang terlihat pilu.

Hujan Untuk ElbaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang