Up☺
.
.Jangan lupa Follow, vote, and comment guys 😘
.
𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐!! 🤗
.
🦟🦟🦟
."Puas?" tanyanya seraya menurunkan tangannya yang melingkar dileher Jackson.
Sebagai respon, Jackson mengangguk sebelum tersenyum lebar yang membuat Rain mendengus. Jackson kemudian menoleh pada Elbara yang masih berdiri menyorotnya datar. Sudut bibir Jackson terangkat, merasa menang. Dan kemudian dengan senang hati pria itu menurut ketika Rain menariknya keluar rumah sakit.
****
Dengan sebotol wiski ditangannya, Elbara memandang langit malam yang bertabur bintang dipinggir balkon kamarnya. Matanya menyorot sendu, membayangkan ciuman Rain dan Jackson siang tadi yang tidak bisa lepas dari kepalanya. Dadanya sesak setiap kali mengingat itu. Ia tidak tau bagaimana bisa Rain bersama Jackson, rivalnya dimasa remaja dan mungkin akan kembali menjadi rivalnya lagi dalam waktu kedepan. Dan mengetahui fakta itu jika pria keparat yang berani-beraninya merebut miliknya itu adalah Fucking Jackson membuatnya marah besar, ia sangat tidak terima.
Membayangkan bagaimana selama ini Rainnya, hujannya disentuh oleh pria brengsek yang ia benci membuat dadanya terbakar. Rasanya ia ingin sekali membunuh sialan itu saat dengan songongnya mengklaim hujannya adalah miliknya, keparat!
Dengan penuh kesal Elbara melempar botolnya kelantai hingga pecah berkeping, membuat alkoholnya yang masih setengah berceceran menodai lantai balkon.
"Jangan bermimpi aku akan semudah itu melepaskanmu Rain, tidak akan" gumam Elbara menyorot tajam pepohonan yang terkena cahaya bulan.
Suara dering ponsel mengalihkan pandangannya, pun Elbara segera masuk kedalam kamar, mengambil ponselnya diatas ranjang. Elbara menghela nafas kasar sebelum mengangkat panggilan.
"Besok makan malamlah dirumah"
"Apa ada yang ingin papah bicarakan?"
"Tidak ada, aku hanya merindukan putraku, kau durhaka sekali tidak mendatangiku setelah kembali, Raka juga pas tau kau pulang selalu menanyakanmu. Devina akan memasak makanan kesukaanmu besok"
"Ya" singkat Elbara malas.
"Ck... oke papah tunggu, istirahatlah son"
Setelah mendengar itu Elbara memutuskan panggilan, melempar ponselnya asal diatas ranjang, membuka kaosnya hingga tubuh atasnya toples kemudian merebahkan tubuhnya. Elbara menarik dalam nafasnya, memejamkan matanya yang sayu, sepertinya alcohol dosis tinggi yang ia minum tadi mulai bereaksi karena kepalanya terasa begitu berat.
Paginya Elbara menggerang kesal merasakan cahaya yang seolah menembus matanya yang tertutup, pun dengan berat hari ia membuka matanya perlahan, mengernyit dalam saat silau dan pusing menyerangnya bersamaan.
"Shit!" umpatnya menggeleng mencoba menghilangkan rasa pusingnya. Ia ketiduran semalam dan lupa menutup jendela balkon, membuat sinar matahari sialan menerobos masuk dengan bebas mengganggunya.
Setelah dirasa agak mendingan, Elbara melirik jam dinakas, pukul sepuluh pagi. Ia seharusnya bekerja, tapi siapa yang berani marah? Ia bosnya. Lagipula ia belum siap jika harus kembali bertemu dengan Rain, wanita itu pasti bersikap sombong setelah berhasil membuatnya kalah kemarin, sialan!. Ia bersumpah akan membersihkan bibir wanita itu dengan kasar setelah berhasil mendapatkannya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Untuk Elbara
RomanceWARNING 20 + !! CERITA INI BANYAK MENGANDUNG UMPATAN KASAR DAN BEBERAPA TINDAKAN KEKERASAN. MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN. Note : No Plagiat Please. **** Menceritakan kisah cinta seorang gadis remaja miskin bernama Natasha Rain Angelina, biasa di...