23 || 🍛

89 5 18
                                    


23. Kemarahan Dewa

Happy Reading ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading ❤



Suara musik R&B mengalun di dalam mobil, Dewa yang tak begitu menyukainya hanya bisa mendengarkan tanpa membantah.

Sepanjang perjalanan ia hanya diam bersama wanita paruh baya di sampingnya yang tidak ada basa-basi.

Sampai akhirnya wanita itu lah yang melontarkan pertanyaan padanya.

"Kamu jualan, Nak?" tanya wanita itu.

Dewa sedikit melirik, "Ya." Jawabnya, yang kemudian kembali memainkan kuku tangannya.

Singkat. Terlihat Ia sama sekali tak nyaman, pikirannya sekarang hanya tertuju pada isi surat yang ada di dalam file.

Wanita itu manggut-manggut mendengar jawaban Dewa. Kikuk, itulah suasana yang bisa di deskripsikan.

Lelaki blasteran itu melihat pemandangan dari jendela sambil mengingat-ingat jalanan yang mobil ini lewati, tapi tunggu. Kenapa arah jalannya ia tahu? Jalan yang ia lihat dan lewati adalah jalan menuju rumah Zeta.

Ia memejamkan matanya lalu menggeleng cepat. Meyakinkan bahwa yang ada dalam pikirannya itu salah. Ini tidak mungkin.

Saat ia masih bergelut dengan isi otaknya, tak lama mobil yang ia tumpangi sampai di pekarangan rumah dengan gerbang yang menjulang tinggi.

Dewa menelan salivanya, "U-udah sampe, Bu?"

Wanita itu mengangguk, "Iya," ucapnya. "Ayo turun, ini rumah saya." ajaknya.

Wanita itu segera turun dari mobil, sementara Dewa masih tergugu dengan semua yang ia lihat. Satu kata, syok.

Apa yang selama ia bayangakan saat diperjalanan ternyata benar dan ia tak pernah menduga hal ini sebelumnya.

"Sial." decaknya pelan.

Ia memberanikan diri untuk keluar dari mobil, agar bisa melihat fakta-fakta baru menyangkut keluarganya.

Wanita itu terus berjalan sementara Dewa hanya mengekor, sesampainya di depan pintu tak lama wanita itu pun menekan bel.

Terdengar begitu nyaring.

Dua kali wanita itu menekan bel, tapi tak ada orang yang membukanya. Jantung Dewa terasa sangat berdebar tak karuan, ia sangat gelisah, tapi ia harus memastikannya dengan mata kepala sendiri.

Tuhan, ini fakta atau hanya mimpi?

Ia terus menerus menepis semua hal-hal negatif di otaknya dan mencoba untuk terus berpikir positif.

Beberapa kali menekan bel, akhirnya pintu itu terbuka.

Cklek...

Deg!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fried RiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang