15 || 🍛

161 25 10
                                    

Haaaaii... aku kembaliiii! 🤭🤭
Yeay, akhirnya aku bisa update lagi. Maaf yaa, baru sempet up sekarang. Ada banyak urusan yang perlu aku urus, jadi mohon dimaklumi ya readersku.

Oke deh, langsung baca aja! Happy Reading guys! 🖤

Oke deh, langsung baca aja! Happy Reading guys! 🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15. Jealous



Zeta terus berjalan, mencari sosok Dewa di Taman. Katanya mau pulang bareng, tapi apalah daya jika ia ditinggal sendirian di pinggir jalan.

"Mana sih si Dewa?" Matanya terus mengedar mencari laki-laki itu.

Sampai akhirnya ia terkejut karena suara bariton yang tiba-tiba terdengar di belakangnya. "Ayo pulang."

Refleks Zeta menoleh. "Dih, kayak tuyul munculnya tiba-tiba."

"Buruu!" titah Dewa tegas menyuruhnya naik ke motor.

Zeta memutar matanya malas. "Gak usah marah-marah kenapa siih?"

"Naik!" perintahnya. "Atau saya tinggal."

Tanpa merespon ucapan Dewa ia pun menaiki motornya. Detik berikutnya laki-laki itu melaju ke jalanan siang kota Jakarta.

Mereka saling diam tanpa adanya percakapan, kayak tukang ojek sama penumpangnya.

Lucu ya, padahal Dewa lagi mode ngambek sama Zeta. Tapi tetep dianter pulang.

Sebenarnya Zeta masih merasa bersalah akibat ia berbohong dan membuat Dewa panik saat di Cafe. Tapi mau minta maaf pun ia tahu Dewa pasti belum memaafkannya.

"Bang? Mau ngomoong..." katanya sedikit berteriak takut tak terdengar karena banyak kendaraan yang berlalu lalang.

Zeta yang menunggu respon Dewa jadi diam. "Ish..." Ia pun mengerucutkan bibirnya.

Namun seketika Dewa memarkirkan motornya di trotoar tepatnya berhenti di depan gerobak es cendol.

"Eh, kok berhenti di sini?" tanya Zeta bingung. Tapi lagi-lagi pertanyaannya tak dijawab.

"Kan nyebelin kan," kata Zeta sambil melepas helm.

Laki-laki itu melangkah ke tukang es cendol, karena Zeta malas turun alhasil ia tetap bertengger di atas motor sambil menggerutu.

Ting!

Handphonenya berbunyi, Zeta merogoh benda pipih itu di saku celananya.

vero_fernand : Hai 😅


Zeta mengernyit, merasa tak asing dengan nama itu ia terus mencoba mengingat-ingat. "Vero?"

Bola mata indah itu hampir saja keluar dari tempatnya saat ingat siapa dia. "Oooohh! Ya ya ya gue tau ni!" katanya sambil manggut-manggut antusias.

Fried RiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang