Yasha sedang berdiri di samping mobil, menunggu kakaknya, menjemput sang anak di play group. Entah lah, Yasha pun tidak tahu anak kecil berusia 3 tahun itu sudah dimasukkan sekolah.
Niat ingin mencari seluk-beluk perselingkuhan sang kakak, malah berujung disini, walaupun alasannya datang ke butik memang sedikit salah. Seharusnya dia cukup bilang cari pakaian, bukan ngajak jalan-jalan.
Yasha kesal sendiri, kalau berakhir begini, apalagi nanti dia akan melakukan makan bersama dengan Mami dan Papinya.
"Ha, ada Ty Yash, " ujar Cherry saat berjalan mendekat ke arah Yasha.
"Hallo, Cherry, " sapa Yasha sambil mensejajarkan tubuhnya dengan sang keponakan.
"Hallo, Ty. Ty ngapain kesekolah aku? " tanya Cherry.
"Mau ajak kamu pergi jalan-jalan, sayang. " dengan lembut Yasha membelai rambut Cherry.
"Yuk Cher, kita makan dulu. Nanti kita ke timezone, " ujar Syella sambil membuka pintu belakang yang dibalas anggukan oleh Yasha menyetujui.
Cherry terdiam sesaat, menatap ibu dan aunty nya secara bolak-balik, tampak ragu mengatakan sesuatu.
" Ada apa, sayang? "tanya Syella saat melihat kegelisahan putrinya.
" Hmm, chelly, mau duduk dipangku sama Ty Yash, Mami," Ujarnya pelan.
Mendengar permintaan sang putri, Syella melihat ke arah adiknya meminta persetujuan.
Merasa ditatap sang kakak, Yasha hanya bisa menarik nafas pelan, sedikit merasakan dongkol dengan sifat manja keponakan nya ini.'Kalau bukan, karena calon anak pecah rumah, nggak bakal gue turutin Cher. Mami lo pake acara selingkuh lagi, padahal papi lo sama mami lo udah saling melengkapi. 'ujar Yasha dari dalam hati.
"Gimana, Yash. Boleh? " tanya Syella ragu.
"Hmm, boleh Mbak, " balas Yasha.
"Oke.makasih, ya, " ujar Syella sambil membuka pintu mobil untuk Yasha.
Yasha masuk lebih dulu, disusul Cherry yang duduk di pangkuan nya. "Jangan nakal ya, Cherry. Kasihan nanti, aunty Yash. " dengan lembut Syella berpesan.
"Iya, Mami. "
Setelah mendengar balasan putrinya, Syella pun memutari mobil untuk duduk di jok pengemudi. Lalu menjalankan mobilnya.
***
"Bisa nggak sih, nggak nyusahin? " dumel Oliv saat mereka berjalan keluar dari hotel, setelah Rangga menghubungi nya minta dijemput dan dibawakan baju ganti.
"Maaf Liv, aku nggak tahu kalau cewek yang kemaren aku ajak ngamar, bakal ngerampok, aku. " dengan langkah cepat Rangga menyusul langkah Oliv.
"Makanya, tobat! Cari cewek yang bener! " dengan dongkol Oliv mengucapkan.
"Kemaren, wajah ceweknya kayak cewek bener kok, Liv. Malah kelihatan polos, " ujar Rangga.
"Nggak ada, cewek beberapa atau polos yang mau diajak ke hotel. Rangga! " Oliv mengatakan dengan nada tegas. "Lo nggak takut kena penyakit, karena hobi lo? Nggak semua cewek mau terima bekasan, Rangga, " ujarnya tajam.
Mendengar ucapan Oliv yang mengatakan nya bekasan, membuat Rangga berdecak. "Oh, karena ini, kamu nggak pernah mau Terima aku? Karena anggap aku bekasan? " tuduh Rangga.
Mendengar tuduhan Rangga, bukannya mengelak. Oliv malah menganggukkan kepala nya. Yang langsung membuat Rangga tersenyum miring.
"Nggak semua yang aku lakuin di kamar itu,ngelakuin sex, Oliv. " Dengan meluruskan tatapan nya, melihat Oliv, Rangga menekankan.
Mendengar perkataan Rangga yang konyol , malah membuat Oliv tersenyum miring. " Terus ngapain di kamar main ular tangga? Main catur? "ledek Oliv. " Nggak usah bohong sama gue, nggak bakal mempan. "
"Nggak se percaya itu, kamu sama aku? " tanya Rangga dengan nada sedih.
"Iya, se nggak percaya itu, " balasannya. "! Nggak usah pasang wajah sedih, " ujar Oliv.
Lalu bersiap masuk ke jok pengemudi. Tapi tangannya terlebih dahulu ditahan Rangga, dengan menariknya mendekat. "Wajah sedih?" dongkol Rangga. "Ini, wajah sedih. " dengan cepat Rangga melumat bibir Oliv, menahan pergelangan tangan Oliv yang akan mendorong nya menjauh.
"Le-pas, " ujarnya nya terbata-bata, saat lidahnya dililit oleh lidah Rangga.
Melihat Oliv yang sudah kesulitan bernafas, barulah Rangga melepaskan lumatan mereka.
"Brengsek! " umpat Oliv dengan nafas memburu.
"Jangan katakan itu, aku bisa lebih brengsek dari ini, " ujar Rangga sambil menghapus jejak saliva mereka dibibir Oliv.
"Pulang sendiri! " suruh Oliv, sambil memberikan beberapa lembar uang pada Rangga, lalu berjalan cepat menuju jok mobilnya, tanpa memperdulikan Rangga yang memanggilnya.
"Dasar, buaya kadal, suka lubang gratisan! " umpat Oliv ditengah jalan saat dia menyetir.
***
"Selamat malam, Sayang. Mami pikir kamu bakal absen lagi, " ujar Raya, saat Yasha baru memasuki pintu utama sambil memeluk putri nya.
"Kalau aku nggak datang, pasti nama-Ku bakal dicoret dari hal waris, jadi aku takut." Dengan sengaja Yasha menggoda ibunya, kalau dia datang hanya demi warisan.
"Uh, kamu ini. " Dengan pelan Raya memukul lengan putri bungsu nya, membalas candaan putrinya.
"Ty Yash, " Panggil Cherry sambil berlari-lari ke arah Yasha, diikuti oleh kedua orang tua yang sedang bergandengan tangan.
Membuat Yasha mendengus, emang mau nyebrang? Pake acara gandengan tangan segala.
"Hallo, Cherry. Ketemu lagi kita, " ujar Yasha sambil mengelus rambut Cherry yang malam ini dikepang dua.
"Kamu, udah pernah ketemu aunty Yash, Cherry? " tanya ibunya pada sang cucu.
"Udah Oma, waktu di New yolk cama tadi main cama Mami, Oma, " balas Cherry dengan kosakata yang masih perlu diperbaiki.
"Oh gitu, Ya udah. Yuk sekarang kita makan, sayang, " ujarnya sambil berniat menggandeng sang cucu, tapi langsung ditolak.
"Nggak mau cama oma, mau sama Ty Yash, " tolak bocah 3 tahun itu.
"Tahu aja, yang cantik. " Dengan memasang raut sebal, Raya mengatakan nya.
Membuat Yasha tersenyum, sedangkan kedua pasangan suami istri itu juga tersenyum, ralat cuma istri. Karena melihat wajah sang suami terlihat sangat dongkol sekarang. Membuat Yasha merasakan perasaan dongkol juga.
"Maaf, Oma. "
"Nggak papa, yuk ke meja makan. Kasihan opa sendiri disana, " ujar Raya.
Membuat semua ikut melangkah ke meja makan dengan Yasha menggandeng tangan Cherry.
-T. B.C-
See Youu Soon, Bee🕵♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Brother-In-Law
Literatura FemininaBertemu kembali dengan cinta pertama sekaligus luka pertama nya, membuat perasaan Yasha kembali terjerat akan pesona kakak ipar nya. Apalagi didukung oleh perselingkuhan yang dilakukan kakaknya, membuat keinginan Yasha untuk menjerat Arga dalam pes...