Hot Brother-In-Law-8

7.3K 63 2
                                    

"Gue, masuk duluan ya, kalian tunggu di mobil atau makan di restoran aja, " ujar Yasha yang sedang turun dari mobil dan menunjuk restoran yang berada di samping perusahaan.

"Nggak mau ditemenin? " tanya Oliv yang sedang mencatelkan ras di bahunya.

"Nggak usah, paling ini bentar juga, gue juga mau ada urusan serius, " jawab Yasha. "Gue duluan ya. " Setelah mengatakan kalimat terakhir, Yasha segera memasuki lobi perusahaan.

"Hati-hati! " Teriak Rangga tak tahu malu, ikut berdiri disamping Oliv.

Yang dibalas acungan jempol oleh Yasha, sedangkan decakan oleh Oliv. "Berisik! " dengusnya, kemudian berjalan ke arah restoran untuk memesan minuman.

***
Yasha yang telah  berada di lobby segera menuju meja resepsionis, yang langsung disambut ramah oleh mereka.

"Ada, yang bisa kami bantu? " tanya salah satu dari dua orang yang berada di depan Yasha.

"Hmm, saya ada janji dengan Bapak Arga, " jawab Yasha.

"Atas nama siapa? "

"Yasha Angela Reasa. " Dengan tegas Yasha menyebutkan nama panjangnya.

"Oh, Yasha Angela. Ibuk sudah ditunggu diatas sama Bapak dan sekretaris nya. " Jawab resepsionis itu.

"Mau,saya antarkan, Buk?" tanya resepsionis itu menawarkan diri.

"Boleh, " balas Yasha.

Resepsionis itu pun keluar dari mejanya, menuntun Yasha menuju lift, ke ruangan Arga.

"Ibuk, model terkenal itu ya, saya sering lihat majalah foto ibuk, saya pikir foto ibuk editan semua. Tapi pas lihat aslinya lebih cantik. Sebelas duabelas sama istri pak Arga, " ujar resepsionis itu memulai membuka suara untuk memecahkan kecanggungan.

"Pak Arga, udah punya istri? " tanya Yasha pura-pura tidak tahu tentang status Arga.

"Udah buk, cantik kayak Ibuk. "

"Ah, pasti cantikkan istri bosmu, " balas Yasha sambil melihat angka lift mereka sudah dilantai mana.

"Sama kok buk, mirip ibuk, bedanya ibuk cantik menggoda, kalau istri bos cantik kalem, " Jawab resepsionis itu lagi.

Yasha yang mendengar definisi kalem untuk kakaknya berdecak. "Iya, kalem, mantap-mantap ditoilet, mana anak ditinggal lagi, " gerutu Yasha dalam hati.

"Mereka serasi, ya? " tanya Yasha mengalihkan pembicaraan yang memujinya terlalu berlebihan itu.

"Iya, Bapak kan kelihatan Bad, kalau ibuk kelihatan soft, apalagi anak mereka cantik banget, Buk, "Balas resepsionis itu lagi bersamaan dengan pintu lift yang terbuka, pertanda mereka sudah sampai di lantai yang mereka inginkan.

" Oh gitu, btw nggak usah manggil buk, Yasha aja, "ujar Yasha sebelum keluar dari lift. " Sebelum nya kita belum kenalan, kamu tahu nama saya, sedangkan saya, nggak, " ujar Yasha sambil melihat name tag yang ada di salah satu dada resepsionis itu. "Dwi Nuri? "Sambil membaca nama yang tertera, Yasha bertanya.

" Iya, panggil Nuri aja, Bu-eh Yash, "jawab Nuri sedikit belibet yang dibalas anggukan oleh Yasha.

" See you soon, Nuri "ujar Yasha setelah berada di keluar dan pintu lift kembali tertutup.

Yasha berjalan anggun menuju meja sekretaris. " Bisa, bertemu dengan Pak Arga? "tanya Yasha ti the poin, mood nya sedikit bermasalah,setelah melakukan percakapan dengan resepsionis tadi.

" Dengan, Buk Yasha Angela? "tanya Siska bangkit dari kursi nya, yang dibalas anggukan oleh Yasha.

" Iya. "

"Oh, buk sudah ditunggu sama Bapak dari tadi, " ujar nya, menuntun Yasha menuju ruangan Arga.

Setelah berada di depan pintu ruangan Arga, Siska mempersilahkan Yasha untuk masuk, "Silahkan masuk, buk. "

"Kamu, nggak ikut? " tanya Yasha saat akan membuka pintu.

"Nggak, Buk. Pekerjaan saya masih banyak. " jawab Siska, bener adanya.

"Ouh, Oke, semangat kerjanya, " ujar Yasha memberikan semangat, yang dibalas senyuman tipis oleh Siska. Kemudian Yasha membuka pintu dan masuk ke ruangan yang bernuansa abu-abu itu.

"On time, sekali ya? " ujar Arga setelah Yasha menutup pintu ruangan itu.

Yasha yang mendengar sindiran itu, berdecak sebal. Kemudian berjalan menuju meja kerja Arga, dan duduk berseberangan dengan nya.

Yasha menatap ruangan yang didominasi warna abu-abu itu dengan decakan kesal lagi. "Warna favorit istri, eh," ujar nya dari dalam hati dengan perasaan dongkol.

"Jadi, bisa kamu beritahu saya, apa alasan kamu telat, Nona Reasa? " tanya Arga dengan mata yang masih fokus menatap layar laptop. "Karena setahu saya, kamu udah keluar dari bandara sekitar satu setengah jam yang lalu, jarak bandara ke perusahaan saya, juga nggak sampe 1 jam, " lanjut nya.

Yasha mendengar ucapan Arga itu hanya mendengus, terlebih melihat gaya sok coolnya.

"Macet, " jawab Yasha dengan singkat.

"1 jam itu udah toleransi sama macet, Yasha Angela, " balas Arga, sambil menutup laptop dan melepas kacamatanya.

Yasha yang mendengar balasan Arga hanya bisa berdecak berkali-kali. "Nggak tau apa,Yasha baru mergokin orang lagi selingkuh bawa anak,di toilet restoran lagi. "

"Jadi, macet yang kamu bilang disini, apa Yasha? "

"Macet di toilet, macet di jalan, " jawab Yasha lugas.

"Maksudnya? " tanya Arga bingung.

"Maksudnya, aku lihat orang lagi mantap-mantap di toilet," jawab Yasha membuat Arga terkesiap. lalu berdehem pelan.

Melihat respon Arga, Yasha hanya bisa mendengus. "Jadi, gimana masalah kontrak itu? " tanya Yasha tanpa basa-basi.

"Ini, kamu hanya perlu tanda tangan disini, " ujar Arga sambil menyerah beberapa berkas yang berada disamping nya.

"Sekretaris nya, nggak ikut mas? " tanya Yasha saat mulai membaca kontrak pekerjaan itu, sebelum ditandatangani.

"Nggak, nanti saya sendiri yang akan menjelaskan nya, " Jawab Arga yang kembali fokus dengan laptop nya. Sedangkan Yasha sibuk dengan berkasnya.

To be Continued-

See You, besty by Bee🕵‍♀️

Hot Brother-In-LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang