SINGULARITY - 03

6K 530 50
                                    

Notipnya muncul gak?

03 | Calon Istri?

"Kamu ini loh, lulusan Dokter bedah tapi malah jadi guru. Hubungannya apa, sih?"

Mark menatap ibunya yang duduk di depannya. "Ma, aku, 'kan, udah praktek 3 tahun kemarin. Lagian, cuman setahun lagi aku jadi guru. Nanti juga balik jadi Dokter lagi. Aku cuman mau cari pengalaman lebih banyak."

Wanita yang sudah melahirkannya itu menghembuskan napas pasrah. Merasa bingung dengan sang anak. Untungnya, sekolah yang Mark daftar jadi guru itu punya saudaranya. Jadi, sebut saja Mark guru magang yang gajinya malah lebih sedikit dari guru lain.

"Biarin aja, sih, Ma. Siapa tau ketemu jodoh." balas sang kepala keluarga.

"Ketemu jodoh apanya? Mama nggak mau, ah, punya menantu seorang guru."

"Emangnya kenapa? 'Kan bagus, bisa mendidik anak dengan baik."

"Ya emang bagus. Tapi, kriteria Mama buat calon mantu jangan guru atau dokter juga."

Mark menatap Ayahnya yang juga sedang menatapnya.

"Ma, yang nikah, 'kan, aku. Kenapa jadi Mama yang nentuin?"

Mama menatapnya sembari menyendok makanannya, "Kalau kamu yang nentuin, kelamaan. Mama nih mau gendong cucu. Cucu, Mark, cucu yang lucu. Mama tuh iri, cuman Mama yang belum punya cucu."

"Papa juga belum punya cucu."

Mama menatap anaknya geram, "Mama cubit nih lambung kamu."

Sepertinya, candaan receh Mark memang diwariskan oleh Mamanya, deh. Kalau Papa, sih, bukan tipe orang yang suka bercanda. Serius tapi tidak seserius itu. Bukan yang suka bercanda banget macam Haechan.

"Kamu buruan nikah, Mark. Mama mau nunggu sampai kapan buat gendong cucu. Ini Mama bisa dapet cucu cuman dari kamu." sambung Mama memelas.

"Lah ya jodohnya nggak ada, Ma."

"Kamu Mama jodohin ditolak semua. Gimana mau ketemu jodohnya?!" Mama ngegas, udah kesel banget sama anaknya yang suka menolak wanita yang dia pilih.

"Ma, sabar, Ma. Nanti tekanan darah Mama naik lagi."

"Ya ini gara-gara kamu. Kalo ada cucu, 'kan, tekanan darah Mama nggak bakalan naik."

Cucu lagi. Mark sampai bosan dimintai cucu oleh Mamanya. Soalnya sudah sejak dia umur 25 tahun dimintai cucu. Disuruh kasih cucu dulu, baru disuruh nikah. Mamanya kenapa, ya?

Seperti ada yang salah.

"Kamu nggak mau gitu liat Mama sama Papa main sama anak kamu? Timang-timang gitu. Mama sama Papa udah tua, Mark."

Mama dengan drama murahannya, pura-pura batuk. Nggak sampai ada acara bengek, kok. Cuman dramatis aja. Pegang dada, wajahnya dibuat sememelas mungkin.

Mark menghela napas. Dia meletakkan sendoknya. Mengambil gelas minumnya, "Yaudah, nanti aku kasih Mama cucu."

Wajah Mama langsung cerah lagi. "Iya? Kapan?"

"Kapan-kapan." balasnya lalu segera melangkah pergi.

Wajah Mama langsung memerah kesal. Papa cuman nahan tawa sembari menghabiskan makanannya.

"Tsk! Dasar anak nakal. Balik sini kamu."

"Aku berangkat, Ma. Love you."

~

Mark mematikan ponselnya setelah membaca balasan terakhir dari Jaemin. Santai banget itu anak kalau ngomong.

Dan kenapa, Jaemin bisa mirip banget sama Haechan, sih, tingkahnya? Apa saat diolah dulu, Renjun bucin banget sama Haechan sampai-sampai buat copy-annya?

SINGULARITY » MARKMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang