SINGULARITY - 31

3.9K 381 19
                                    

31 | Mau Kucing

Jaemin memandang layar ponselnya dengan mata berbinar. Keinginannya melambung tinggi sekarang.

Remaja yang beberapa hari lagi berusia 18 tahun itu segera menyimpan foto yang dia lihat. Beralih ke room chat dia dengan sang suami.

"Blue, kamu mau punya temen baru."

Renjun yang mendengarnya, mengalihkan tatapannya dari layar televisi.

"Kamu mau nambah kucing lagi?"

Jaemin nyengir, "Jaemin mau. Tiba-tiba aja."

Kening Renjun terlipat tipis. Apa ini anaknya sudah masuk ke dalam fase mengidam? Tapi kok cepet? Dia mana mendengar Jaemin mengalami mual dan sejenisnya di awal kehamilan.

Apa karena Mark yang mendapatkannya? Apa pria itu benar-benar mencintai anaknya sampai-sampai rela menggantikan peran Jaemin dalam mual dan pusing serta sakit kepala?

"Mama kok makin cantik?"

Renjun terdiam. Dia mengerjap lalu mengalihkan pandangannya. Demi apapun, baru kali ini dia mendengar Jaemin memujinya. Anaknya itu, mana pernah memuji. Memuji, sih, tapi ke Chenle. Memujinya bilang kalau adiknya itu jelek.

"Mama kayak gak punya anak bayi yang biasanya pada gak peduli penampilan." sambung Jaemin, "Papa masih sempet pake skincare kah?"

"Coba kamu liat kegiatan Papa di rumah," Renjun berdehem pelan.

Jaemin diam. Dia kembali mengingat kegiatan Papanya di rumah. Papa itu, lebih sering pegang Ryo. Mama baru akan pegang Ryo kalau adik bungsunya itu lapar.

Sebelum berangkat bekerja, Chenle yang masuk pukul 8, masih sempat Haechan memandikan dan mengurus Ryo sementara Mama sibuk di dapur juga memastikan Chenle tidak rewel.

Lalu, sorenya, Haechan tidak akan mengurus Ryo karena pria itu baru pulang pukul 6. Dan saat Ryo bangun tengah malam, Jaemin lebih sering melihat Papa yang mengurusnya.

"Pantesan Mama dapet tidur yang berkualitas. Susunya udah disiapin."

Renjun terkekeh pelan. Jaemin cemberut. Mendadak dia ingin jadi Mama.

"Om Mark nanti gitu gak, sih? Jaemin gak biasa begadang."

Renjun meliriknya, "Bilangin aja gak papa. Ngurus anak tuh berdua, bukan sendirian."

Jaemin diam. Dia mengetuk dagunya dengan jari telunjuknya. Remaja itu menghembuskan napasnya pelan. Tubuhnya berbaring lemas di atas sofa. Matanya memperhatikan atap rumah lebih detail.

"Mama mau ikut tidur, kamu mau tidur gak?"

Jaemin menatap sang Mama, "Enggak. Jaemin sini aja."

Renjun mengangguk saja lalu pergi ke kamarnya. Saat Renjun sudah tidak terlihat, Jaemin mengangkat ponselnya. Mengirim beberapa bubble pesan ke Mark.

Meow~

Jaemin sedikit merentangkan lengannya, membiarkan Blue berbaring di dekat ketiaknya. "Blue, kamu mau temen baru gak?"

Meow~

Blue membaringkan tubuhnya nyaman. Jaemin tersenyum kecil, "Kita minta ke Papimu dulu, ya. Nanti kita ngambek kalau Papimu gak mau ngasih, nanti kita gak usah temenin dia."

Memang akal-akalan Jaemin selalu membuat Mark susah.

~

"Gimana bisa gue dapet anak harimau putih yang Jaemin minta?"

SINGULARITY » MARKMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang