20 | River Flows In You
"Kamu serius?"
"Apanya yang serius?"
Mark menatap Jaemin yang masih memakai seragam sekolahnya. Sementara dia memakai pakaian santainya. Tampak santai sebenarnya.
"Kamu dikira jalan sama om-om nanti."
Jaemin melirik Mark yang berjalan di sebelahnya, "Lah ya emang jalan sama om-oma. Ini Om Mark gak sadar umur?"
Mark mendengus mendengarnya. Tidak ingin membenarkan ucapan Jaemin, tapi ucapan anak itu benar adanya.
"Udah, kita mau apa?" tanya Mark. Dia agak menyesal karena di saat ingin memberikan solusi, Jaemin malah menamparnya dengan kenyataan.
Jaemin tersenyum senang, "Mau keliling dulu. Beli baju kek, atau apa gitu."
"Kenapa nggak pasti mau apa ngajak nge-mall?"
"Jaemin pengen aja jalan sama Om Mark."
Akhirnya Mark memilih mengangguk. Pria itu mengikuti ke mana pun Jaemin pergi. Memasuki setiap toko hanya untuk melihat-lihat saja. Padahal Jaemin sudah tanya-tanya, tapi tetap tidak jadi beli.
Sejujurnya Mark malu, tapi mau bagaimana lagi? Jaemin ini memang suka-suka.
"Ayo beli parfum!" Jaemin menarik lengan Mark memasuki sebuah toko parfum.
Mark masih setia di sebelah Jaemin. Ikut memilihkan parfum yang anak itu suka. Kalau Jaemin suka dan Mark suka, mereka mungkin akan membelinya.
"Ini kayaknya agak manis kalau kamu pake ke sekolah." Itu adalah komentar Mark pada pilihan parfum terakhir Jaemin.
"Gitu?" Jaemin mencium pergelangan tangan Mark yang tadi di semprot parfum oleh Jaemin. "Iya, sih, ya. Tapi, Jaemin suka."
"Yaudah, beli aja gak papa." balas Mark, dia melirik pegawai toko yang memperhatikan mereka. "Atau kalau bingung, beli dua-duanya juga gak papa."
Jaemin tersenyum lebar, "Nah ini yang Jaemin tunggu." Jaemin menatap wanita yang sejak tadi menjelaskan ini-itu. "Saya mau dua ini, kak."
Mark menyalakan ponselnya. Dia hanya bagian pembayaran kalau pergi sama Jaemin. Kalau saat makan pun, Jaemin hanya akan memesan dan dia yang membayar.
Setelah mendapatkan tas kertas berwarna putih, keduanya keluar. Jaemin tampak senang.
"Om, Jaemin mau es krim."
"Sekarang?"
"Iya, sekarang."
Mark memperhatikan tempat yang mereka singgahi sekarang. "Kamu tunggu sini dulu. Saya beli es krimnya."
"Mau magnum."
Mark menatapnya. "Lengkap? Kayak biasanya?"
"Iya!" Jaemin mengangguk antusias.
Setelah Mark mengusak rambutnya gemas, pria itu berjalan meninggalkan Jaemin. Jaemin memperhatikan sampai suaminya itu tidak terlihat. Barulah Jaemin menyingkir ke toko jam tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGULARITY » MARKMIN ✔️
FanfictionBeberapa keadaan memaksa Mark untuk menikahi anak mantan kekasihnya sendiri. MARKMIN Kalau kalian nggak suka cerita yang jarak umurnya terlalu jauh, aku saranin jangan baca ini. Bijak dalam memilih bacaan, teman-teman. Top! Mk Bot! Jm