Happy reading all
🌺
"Kenapa marah lo?! Gue salah ngomong? Emang kakak lo ga waras, adek nya gila harta. Udah di buang Revangga, eh nyantol ke anak konglomerat lain!" Teriak lawan bicara Zevannya di pinggir lapangan.
Suara nya begitu keras, hingga Revangga yang baru saja tiba di ujung lapangan, mendengar itu.
Lelaki itu dapat melihat tangan Zevannya terkepal erat di kedua sisi nya. Revangga bergerak ingin menyusul, namun langkah nya tertahan saat melihat lelaki yang cukup dikenal satu sekolah datang dan merangkul Zevannya.
"Gue rasa ini ga harus di ributkan, bisa di bicarakan baik-baik kalo lo ga suka sama Zevannya." Ujar lelaki itu.
Revangga berjalan pelan menuju ke arah kedua nya. Tetapi saat dirasa sudah tidak terlalu jauh, lelaki itu kembali memberhentikan langkah nya. Hanya mendengar dibalik beberapa badan murid di depan nya.
"Emang gue salah bicara? Kan emang bener keluarga dia memalukan!" sarkas gadis tadi, nyolot.
"Ayo kita pergi aja" ujar lelaki itu membuat Revangga geram di tempat nya. Melihat Zevannya yang akan di bawa pergi, Revangga langsung bergerak kembali menahan tangan Zevannya untuk tetap menghadap gadis tadi.
"Lo bilang apa tadi sama dia?" Tanya Revangga pada gadis tadi, dengan raut dingin nya.
"Eー eh ada Revangga .. ini .. dia tadi bilang, dia yang mutusin kamu. Ya aku ga percaya lah!" tutur gadis itu dengan suara jauh lebih lembut.
"Aku ga ada bilang gitu .." lirih Zevannya sangat pelan.
Revangga yang mendengar, melirik ke arah Zevannya yang sudah menunduk dalam, menyembunyikan tangis nya. Ia sangat malu.
"Dia bilang gitu?" Tanya Revangga memastikan. Membuat hati Zevannya ikut sakit karena Revangga seakan percaya akan pernyataan dari gadis itu.
"Iya!"
"Gue yang putusin dia." Ujar Revangga setelah memberi keheningan semenit. Lelaki itu menyadari kepalan tangan Zevannya yang semakin erat.
"Tapi emang lo ga ada kasih tau sama dia?" Tanya Revangga menatap kearah Zevannya yang masih setia menunduk dengan sesegukan. Gadis itu menatap sekilas pada Revangga dengan mata berair nya.
Melihat itu, Revangga tidak dapat menahan tangan nya untuk tidak menghapus air mata Zevannya yang terus mengalir. Semuanya yang melihat perilaku Revangga seakan tak percaya.
Setelah sekian lama, akhirnya lelaki itu menunjukkan perilaku manis nya di depan publik, padahal dulu saja waktu masih pacaran dengan Zevannya. Ia hampir tidak pernah menunjukkan sikap manis nya. Hingga banyak orang mengira Revangga hanya memaksakan diri dalam hubungan itu.
"Gue memang yang mutusin Vannya. Tapi sekarang gue nyesal." Revangga kembali menatap gadis tadi dengan tatapan dingin nya.
"Awalnya gue rasa gue ga ada perasaan sama dia. Karena dia terlalu baik buat gue. Gue kira setelah kita putus. Dia bakal tetap sayang dan perlakukan gue seperti biasanya." Revangga memberi jeda dan kembali melirik Zevannya yang tampak sangat terkejut menatap nya.
Tangan yang tadi terkepal erat, perlahan terbuka. Menyadari itu, Revangga langsung mengaitkan tangan kedua nya, erat.
"Tapi setelah kita putus. Dia berhenti ngasih perhatian ke gue. Dan .. sejauh gue banyak kenalan sama cewek, ga ada yang kayak dia."
"Lo mau tau kelebihan dia yang disukai banyak cowo? Dia ga punya mulut busuk kayak lo, dia ga kecentilan kayak lo, dia pintar ga kayak lo pastinya, dia juga ga suka koar-koar kayak lo. Dia cantik dengan segala gaya nyー ah salah. Maksud gue, dia cantik dengan dirinya sendiri, tanpa harus banyak gaya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit.
Genç KurguMemang benar cinta banyak tantangan. Tapi bukan berarti kita ga mampu?! Gerald dan Mikha hanya 2 remaja labil yang saling terjebak dengan banyak nya kondisi dan perasaan yang silih berganti. Spoiler : "A*jing" umpat Gerald. Davendra Gerald Alaskar...