Lakban, vibrator dan kaos kaki

110K 431 24
                                    

"Baiklah semua. Berikutnya, mari kita sambut tim cheerleader dari SMA Ikan Teri!"
Begitu kata seorang MC berseru semangat menyambut anak-anak cheerleader dari sekolah Saras.

"Guys! Tunjukkan penampilan terbaik kita!" kata Siti si kapten tim kepada anggotanya.

Disaat yang lainnya balas menyeru tak kalah semangat dengan Siti, Saras menjadi satu-satunya orang yang paling gelisah.

"Ngh, ahh!" Saras menggigit bibir bawahnya tuk menahan desahan. Matanya mengedar ke seluruh penjuru para penonton. Dan di antara temen-temen sekolah yang menonton di sisi lapangan, di sana ada Leon. Menyeringai lebar padanya.

Saras tau betul kalau kakak tirinya itu pasti akan menambah kecepatan vibratornya nanti ketika Saras tampil.

'Ahh, akuh gak akan kuat,' batin Saras tak yakin bisa tampil dalam keadaan vibrator yang menyala begini.

Namun semua itu sudah terlambat. Sekarang Saras dan para tim cheerleader-nya sudah mulai bersiap menunjukkan penampilan mereka.

.
.
.
Tim cheerleader di sekolah Saras tidak masuk juara. Ini semua berkat Saras yang selalu membuat kesalahan.

Di tim mereka, Saras berperan sebagai seorang flyer. Yang seharusnya bisa menjaga keseimbangan ketika tim base mengangkatnya ke atas.

Dan ketika itu vibrator di lubang Saras bergetar makin cepat, membuat Saras berdiri tak seimbang. Pada akhirnya sering mengalami jatuh. Membuat penonton heboh karena ulahnya.

"Saras! Kamu kenapa sih?! Gara-gara kamu semua jadi kacau!!" Siti datang menghampiri dengan ekspresi marah setelah penampilan kacau mereka selesai.

Sedangkan Saras cuma bisa menunduk. Kini celananya dalamnya sepenuhnya basah, terutama di bagian meki-nya. "Uh, Ma-maaf."

Siti berdecih kesal. Memilih tuk pergi. Teman-teman Saras yang lain pun tampak kecewa menatap Saras jengkel.

Tak tahan melihat ekspresi temen-temennya, Saras pun memilih tuk pergi. Lagipula urusan vibrator di bawah sana juga belum selesai. Dengan susah payah, Saras berjalan menuju ke toilet tuk melepas vibratornya. Untungnya kali ini tidak ada Leon yang mengganggu.

Ya, Leon tidak mengganggunya lagi sampai Saras pulang. Di rumah pun Leon cuma menatapnya mengejek. Saat itu ada orang tua mereka.

..
.
Keesokan harinya. Kedua orangtua Saras pamit berangkat kerja di pagi buta karena tempat kerja mereka jauh.

..

Kini Saras sedang bersiap untuk berangkat sekolah. Pakaian seragamnya sudah rapi. Sabenarnya Saras malas berangkat sekolah, apalagi setelah mengingat tadi malam di grup wa yang berisi anak-anak cheerleader-nya, mereka semua seperti mulai tidak menyukai dan main menyindir Saras gara-gara waktu lomba itu.

Saras menghela napas.
Ia membuka pintu kamarnya, tapi kemudian seseorang mendorongnya masuk kembali.

"Kak Leon?!" Saras terkejut dengan kemunculan kakak tirinya ini.

Leon menyeringai. Menutup kembali pintu kamar Saras.
"Hai, anak jalang. Kenapa setelah kamu tampil, vibratornya malah dilepas, hah?! Yang nyuruh siapa?!!"

Saras menatap kakak tirinya itu dengan kesal. Gara-gara orang ini, Saras jadi gak tampil dengan benar. Gara-gara orang ini juga Saras dibenci temen-temen cheerleadernya.

"Terserah aku lah, bangke! Minggir, aku mau berangkat sekolah!" seru Saras mencoba untuk berani melawan Leon. Bahkan dia mendorong Leon supaya menyingkir dari hadapannya.

Namun Leon tak berkutik saat Saras mendorongnya. Leon berdecih. Menjambak rambut Saras dengan kuat.

"Akh! Lepaskan!" ringis Saras mencengkram tangan Leon dari rambutnya.

Budak Kakaktiri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang