Hallo readers
Sebelum membaca jangan lupa buat vote dan follow aku ya Readers
Jangan lupa komen juga Readers.
Jadilah pembaca yang baik, untuk tidak mengplagiat cerita ku :)
selamat membaca Readers :)
.
.
.
.
*****
Pov: Dion
"Acha woy Achhaaaaa" panggil Lili setengah berbisik.
Saat Lili memanggil nama itu, entah serasa dunia sedang berpihak sama gua. Pasti dunia gua baklan lebih asik kalau ada anak perempuan kuncir dua itu. Yaps, gua sering menjuluki Acha dengan sebutan perempuan si kuncir dua, kuncir kuda, dan si cengeng. Menurut gua anak itu seru banget, meski gua tau dia gak suka banget sama gua. Kelihatan banget saat kita masih duduk di kelas 4 dimana gua baru pindah dari bandung ke jakarta karena tugas Ayah gua.
FLASBACK ON
" Dion, kamu bisa kenalin diri kamu nak" perintah guru matematika namanya Bu Anis.
" baik bu, hai semuanya kenalin nama gua Ryan Dion Prassetya panggil aja Dion. Gua pindahan dari sekolah Mekar Jaya karena ikut ayah gua yang penetapannya sekitar sini" perkenalan singkat dari Dion.
" ya sudah Dion kmu boleh duduk deket Acha ya" jawab Bu Anis
" maaf Ibu, Acha yang mana ya bu?" tanya Dion ke Bu Anis
"itu anak yang kuncir dua. Gak ada lagi yang mau bertanduk kecuali Acha di kelas ini" sahut Bu Anis dan serontak satu kelas tertawa.
"enak ajh duduk disini, gak boleh disini kan temat duduk kak Lili bu" sahut Acha nyolot. Di mata Dion anak ini lucu dari yang lain. Emang sih Lili waktu itu gak masuk.
"ohhh ya udah Dion duduk sama Cahya ya" jawab Bu Anis dan setelah itu gua duduk di tempat yang dituju sama Bu Anis.
*Di rumah baruku
Saat gua duduk depan rumah niat gua buat cari teman baru di sekitar komplek rumah, ternyata ada gadis kuncir dua itu sedang naik sepeda dengan memakai baju karate dengan sigap gua membuntuinya. Benar dugaan gua anak ini adalah anak karate. Selepas itu, Gua pulang dan minta izin pada Bunda untuk ikut kursus karate. Tapi sayang, Bunda gak ngizini gua buat ikut sejenis beladiri. Bunda lebih memilih gua untuk ikut kursus belajar (Les). Gua gak bisa membanta Bunda. setelah 1 tahun berlalu buat les disini, gua hanya mempunyai teman Cahya dan irfan sama seperti di sekolah. Akan tetapi hari ini gua menemukan hal yang membuatku menarik, yaitu Gadis kuncir dua yang sedang merengek pada ibunya dan dia sekrang menghampiri teman-temannya namanya Acha.( emang sih kalau jodoh gak kemana haha)
*FLASBACK OFF
"khem, mangkanya jangan banyak ngomng" sindirku, lebih tepatnya gua bingung cara menyapa gadis kuncir dua itu, karena anak ini aktif dan gampang emosian membuatku takut dan tak percaya diri untuk mengajaknya ngobrol jadi gua hanya bisa menyindir.
Melihat Acha di marahin dengan Bu Pit, gua merasa senang karena gadis bawel akhirnya bisa diam dan menunukan kepala juga. " akhirnya ada juga yang dia takutin" dalam hati gua waktu itu. Saat Bu Pit menyuruh kita buka buku, ternyata Acha salah membawa tas. Dia membawa tas karatenya hanya ada seragam dan air botol di dalam tas nya.
" waduh gawat salah tas" sahut Acha yang samar-samar karena dia duduk di sebelah gua, jadi tidak sengaja gua mendengar ucapannya.
"Buuu Acha gak bawa buku Bu. Masak bawak baju karate bu" teriak Shasa anak si paling cepu ke guru. Maklumin Shasa, dia emang suka ceppu dan juga suka sirik sama temen-teman yang lain. Dia juga haus perhatian dari semua orang.
"beneran Cha? " tanya Bu Pit
Entah jin apa yang merasuki tubuh gua, tiba-tiba saja gua dengan sigap memberikan buku gua pada Acha. Demi Acha gak di hukum, akhirnya gua yang di marahin sama Bu Pit. Nyangkanya Bu Pit gua gangguin Acha, padahal gua mencoba nolong dia biar gak di permalukan di hari pertama nya les disini.
"maaf bu, saya yang gak bawak buku. Ini buku Acha" jawabku dengan tegas dan lantang tanpa ragu..
*Sepulang Les
"D-Di-Di Dion tunggu, hmm ma.. ma .. maksih ya dah bantu gua tadi" teriak Acha yang sedang mendekatiku kala itu. Tampak menggemaskan karena hari itu adalah pertama kalinya dia tersenyum pada gua, yaaahhh meskipun sebentar.
" tapi bukan karena itu lo jadi temen gua ya !! gua tetep gak suka sama lo. Gara-gara lo nilai gua turun dan gua harus ikut les-les an yang membosankan ini" lanjutnya.
"Cha, kok malah marah-marah sih udah ah yuk pulang" tiba-tiba Lili datang menyusul Acha, dia langsung menarik Acha untuk mengajak Acha pulang. Saat itu gua belum ada sekata patahpun yang keluar dari mulut gua dan Acha pergi begitu saja. Semenjak itu, gua tau dia les disini gara-gara gua dan haurs berhenti ikutuan karete juga padahal itu hobby dia.
.
.
.
*ilustrasi DionNb: the picture is Taken from pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Kejadian Itu
RomanceCerita ini Terinspirasi dari masa kecil seseorang, Tentang seorang gadis kecil yang masih mengingat jelas perlakuan semenah-menah dia pada sosok yang telah menghilang dari muka bumi. Sosok yang awalnya ia benci hingga ada perasaan nyaman di dalam ny...