Bab 4: Pertengkaran Acha Dan Dion

106 69 68
                                    

Hallo readers

Sebelum membaca jangan lupa buat vote dan follow aku ya Readers

Jangan lupa komen juga Readers.

Jadilah pembaca yang baik, untuk tidak mengplagiat cerita ku :)

selamat membaca Readers :)

.

.

.

.

*****


Pagi-pagi sekali Acha datang kesekolah dangan membawa spidol dari ruang guru. Dengan santainya dia mengkur meja yang biasa di tempati Acha dan Dion lalu ia beri garisi, hal itu terlihat jelas oleh Dion.

"Cha, apa-apaan ini?" tanya Dion sedikit marah karena ukuran meja Dion lebih kecil di bandingkan Acha.

" mulai detik ini. Dion gak boleh deket-deket Acha. Kita udah kelas 6 ( enam ) dan peringkat Dion itu harusnya peringkat Acha. Jadi kita harus kejar-kejaran nilai dengan bersih gak boleh contek-contek ke Acha titik" teriak Acha, membuat peraturan pertamanya.

"dan ini udah Acha ukur pakai penggaris, jadi bagian Dion dan Acha udah sama beasar. Adilkan" lanjut Acha sambil mengkibaskan tangan setelah selesai membuat garis.

"ha? Adil? adil apanya garisnya ajh lebih besar di bagian lu dari pada di bagian gua" kompline Dion

"Dion itu gak berhak buat ngatur, Acha kan cewek Dion itu harusnya ngala. Acha bawak botol minim, masih tempat makan Acha, jadi gak muat Dion." Jawab Acha sedikit marah denga mengomel-ngomel.

"ahh,, curang lo Cha." Dion gak bisa berkata-kata kalau melawan Acha. Atau Acha akan mencubitnya seperti biasanya. Selain suka marah-marah anak kuncir kuda ini juga suka cubit orang.

"apa? Masih mau komen?" tanya Acha. Dion hanya diam dan duduk di bangkunya.

"denger ya Dion, kalok Dion melewati garis ini. Acha bakalan cubit Dion dan laporin ke guru kalau Dion itu mau nyontek." Peraturan ke dua dari Acha.

"yahhh.." hanya satu kata itu yang Dion bisa jawab.

Setelah itu tibalah guru bahasa inggris pak andre, setelah pak andre menjelaskan. Pak andre memberikan latihan soal kepada anak-anak untuk dikerjakan. Seluruh kelas hening. Tiba-tiba saja Acha berteriak.

"pakkkkk,,, liat pak Dion mau nyontek" teriak Acha kencang sekali.

"apa sih cha orang enggak" jawab Dion panik.

" ini pak melewati pembatas pasti mau nyontek dia pak. Coba pak liat" jawab nyolot Acha.

Pak Andere hanya tertawa ringan melihat tingkah laku Acha dan Dion. Sudah banyak guru yang berbicara tentang mereka berdua gak pernah akur.

"sudah Acha ayo, maju kalau sudah selesai kumpulkan" jawab Pak Andre.

Semakin hari semakin hebat bertengkaran Dion dan Acha hanya karena melebihi garis duduk itu. Oh ya peraturan ke- 3 yang di buat Acha yaitu kalau kaki Dion melebihi garis di meja, Acha bakalan ijek kaki Dion dan seperti biasa Dion hanya bisa pasrah.

*Beberapa hari setelah itu

Tiba saat Acha sedang sakit, Dion ngerasa kesepian gak ada yang teriak-teriak di telinganya. Dion ngerasa kehilangan sosok Acha. Padahal Acha Cuma gak masuk karena demam. Sesekali Dion mengelus tangannya saat melewati garis tempat duduk Acha. Biasanya kalau ada Acha dia akan di cubit kalau melewati garis itu. Dan hari itu, gak ada yang mau injek kaki Dion meskipun dia melewati pembatas bagian bawah.

"lu kemana sih, gua ngerasa sepi gak ada lu?" batin Dion sambil menatap bangku Acha.

Hari ke 2 Acha gak masuk sekolah, ada pembagian kelompok senam dan Dion lupa tidak mencantumkan nama Acha di kelompok manapun, itu membuat Acha mendapatkan kelompok buangan. Tidak ada yang bersama Acha yang les di Bu Pit. Nama kelompok senam di tulis dipapan dan keesokan harinya saat Acha masuk bertanya-tanya kepada Dion.

" ion kok gua gak bareng kalian? Kok gua di kelompok Yuli Dion?" tanya Acha sedikit kecewa karena tidak bersama teman-temannya.

"cha, maaf ya gua lupa" jawab Dion, Dion benar-benar lupa tidak mencantumkan nama Acha.

"gak bisa di masukin nama gua Dion? Kan biasanya kita bareng-bareng meski sering tengkar?" tanya Acha.

"ta-tapi cha, ini udah dari guru" jawab Dion terpata-pata saat melihat wajah Acha yang murung dan sedih karena ketelodorannya yang lupa menuliskan nama Acha.

Semenjak itu senyum Acha pun sirna, dia bingung harus bersama siapa. Acha tidak terbiasa dengan teman-teman yang lain kecuali gengnya. Saat di les pun sama, semua teman membicarakan kelompoknya yang mana mereka semua sekelompok kecuali Acha. Tampaknya sahabat-sahabat Acha melupakannya, semuanya fokus dengan percakapan tentang lomba senam antar kelompok termasuk Shasa yang dulunya mereka tidak sukai. Semuanya nampak senang dengan obrolan itu, di sisi pojok Dion memperhatikan Acha yang tengah diam.

"kasian banget lu Cha kalau diem kek gitu gua gak tegah" batin Dion

"Cha, mau main game?" sapa Dion dan menawarkan main game di hape nya. Berhubung jam les masih di mulai sekitar 40 menit lagi karena Bu Pit terlambat pulang dari sekolah. Acha menerima tawaran Dion, karena Cuma Dion yang ingat padanya.

"kok e e elo gak gabung? I i i itu kan kelompokmu juga" tanya Acha sambil menerima tawaran Dion bermain game di handphone Dion. Lalu Acha mengambil hape milik Dion dari tangan Dion.

"ohh, itu udah di bahas kok tadi di sekolah" jawab Dion santai.

Belum selesai dengan gamenya Dion tiba-tiba berubah pikiran dia pengen mengajak Acha buat beli-beli di lapangan.

"Cha beli cilok yuk, gua laper" pintah Dion dengan menarik tangan Acha yang tengah bermain game di hape.

"e-e-eh kan lagi main" tak sempat menjawab dengan jelas, tapi Acha sudah di tarik.

Saat selesai beli cilok di tenggah lapangan dekat tempat les, Dion mengajak Acha lomba lari ke warung buat beli es cream.

"cha, lomba lari yuk ke warung sana" tunjuk Dion dan Dion langsung lari duluan

" eh curang Dion iihh, tungguin mana ada gitu, curang lo Dion" dan akhirya Acha tiba di warung dengan nafas yang sedikit sesak.

"cu-curang lo" sahut Acha yang terengah-enggah, tidak bisa menggontrol diri

"haha lo kalah kan dari gua" sahut Dion dengan menyodorkan es cream kesukaan Acha.

"tumben baik" balas Acha senyum sambil mengambil es cream.

"tetep seperti ini ya Cha, jangan sedih-sedih lagi" ucap Dion

"Ha? Apa? Jangan bisik-bisik dong" tanya Acha.

"eh gak ada ayo balik keburu di cari Bu Pit" balas Dion yang mengalihkan pembicaran.


*ilustrasi ice cream

*ilustrasi ice cream

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebelum Kejadian ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang