Special Erga - Rifda

341 12 12
                                    

ERGA POV

Hari Sabtu ini.. gue mau menyelidiki sebuah kasus. Kayaknya ada yang salah dari Siti. Sebenernya gue udah curiga sejak lama, tapi baru sekarang gue mau untuk mencari tau.

Sekarang gue lagi sarapan sama keluarga gue. Sama Karina, dan ke-3 mama.

"Okey.. hari ini kan hari Sabtu, malam Minggu. Gimana kalo kita jalan-jalan?", kata bunda Zahwa antusias.

"Yahh bun telat ngajaknya.. aku mau melakukan sebuah penyelidikan", kata gue berlagak misterius.

"Penyelidikan apa?", tanya ibu Muti.

"Hmm.. tentang Siti. Kayaknya ada yang salah dari dia", jawab gue lebih misterius. Karina mengerutkan kening dan bertanya.

"Siti kenapa Ga?", tanya mami Risma lembut.

"Nahh gak tauu. Makanya Erga mau menyelidikinya"

*

Sekarang ini gue dengan pakaian serba hitam, kacamata hitam, topi dll. Gue lagi menunggu Siti keluar dari rumahnya. Gue menunggu di balik mobil.

45 menit gue menunggu akhirnya Siti keluar juga. Dia membawa mobil dan gue mengikuti mobilnya. Dia berhenti di sebuah Cafe. Gue mengikutinya masuk ke Cafe itu.

Siti duduk si pojok cafe. Gue langsung aja nyelip duduk di tempat duduk yang deket dengan tempat duduknya. Gue langsung mengambil buku pesanan untuk menutupi muka gue. Berasa detective conan yaaaa.

Gak lama kemudian, dateng seorang cowo dan langsung duduk di hadapan Siti. Itu kan Hasbi, pacarnya Rifda. Kenapa mereka ketemuan?

Gue memasang kuping gue setajem mungkin.

"Kenapa Sit?" , tanya Hasbi.

"Gue rasa.. kita sudahi aja rencana kita ini.", ucapan Siti itu membuat Hasbi kaget.busetdah

"Hah? Kenapa? Udah 2 tahun loh. Udah lama banget"

"Gue tau. Tapi gue merasa bersalah bi" , jawab Siti dengan muka sendu. Ini sebenernya kenapa?

"Hm.. gitu ya.. tapi kayaknya ada alasan lain deh. Lo suka ya sama bapa nya Indri? Si Dokter Ghani itu?", hah? Siti suka sama Dokter Ghani? Ya Tuhan.. masa Siti suka sama bapa-bapa?

"Iya gue emang demen sama bapanya Indri. Tapi itu alasan kesekian." Yah ampun.. ternyata beneran..

"Trus alasan utamanya apa?" , tanya Hasbi yang kepo. Gue juga. Gue makin menajamkan telinga.

"Gue rasa selama ini, Erga masih cinta sama Rifda. Begitupun sebaliknya. Gue merasa bersalah misahin mereka. Lagipula dulu gue lakuin itu karena sekedar obsesi ke Erga, sekarang gue lebih obsesi ke Dokter Ghani. Alasan kedua, lo tau kan gue sakit-sakitan? Nahh.. rencananya gue mau berobat ke Singapure sama Dokter Ghani sebagai dokter khusus gue" , kata Siti sambil tersipu di akhir kalimatnya. Kok gue jijik ya?

"Astagaa.. ada alasan yang lain lagi?", tanya Hasbi.

"Gue tau lo udah mulai jengah dengan rencana kita yang udah pisahin Erga dan Rifda. Gue tau lo juga udah bosen sama Rifda. Gue tau lo gak pernah mencintai Rifda. Gue juga tau lo suka sama Indri kan?" , ohh ini kebenarannya.

"Iya", jawab Hasbi singkat.

PRANG!

GEDEBUG!!!

"Awww"

"Adoh! Mba, kalo nyungsep liat-liat tempat dong!" Gue protes sama emba-emba yang baru aja numpahin kopi yang ada di meja gue, nabrak meja gue, trus kesandung kaki meja sampe dia nyungsep ke arah gue. Alhasil, gue juga ikut nyungsep dengan posisi badan tengkurep, dan emba-emba ini yang nibanin badan gue. Ditambah, kopi yang jatoh itu tepat di lantai tempat gue nyungsep sekarang ini. Dan yang parah, penyamaran gue ketawan sama Siti dan Hasbi.

SCAF (story) : KARMAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang