Bab 8|el-geuse

31 29 1
                                    

Next..

"Aku suka gaun mu, itu cantik sekali"

"T-terimakasih,"

"He.. ada apa, apa kau tak suka gaun mu itu?"

"T-tidak, tentu aku menyukainya.ee ngomong-ngomong apa aku boleh tanya sesuatu"

"Tentu saja, apa itu?"

"Kenapa kau tak mengusir ku?"

"Bagaimana mungkin aku melakukan hal itu pada gadis yang baru saja tersesat dihutan, tak dapat ku bayangkan betapa ketakutannya kau,kan?"ucapnya dengan raut penuh khawatir membuat jauza kembali merasa canggung

Ya jauza memang berbohong mengenai keadaannya, karena ia sadar tak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada perempuan didepannya itu.jauza takut dikira gila nanti

"Ee maaf.. apa kau tinggal seorang diri?em maksud ku_"

"Hei tidak apa santai saja el geuse dan jawabannya tidak, karena aku tinggal dengan seorang teman meskipun sekarang sudah tidak ada"

"Teman mu mati?!ya ampun maa_"

"Ahaha.. Tidak tidak dia masih hidup tapi sudah kembali ke desanya itulah kenapa aku tak ada dirumah sejak kemarin akulah yang mengantarnya hingga perbatasan"

"Ah.. maaf,"

"Ee.. siapa teman mu itu?maksud ku dia itu laki-laki atau perempuan"

"Laki-laki, kenapa kau canggung sekali dengan ku el geuse santai saja"

Ahaha..
"Tidak kok, siapa bilang"

"Ee tapi, bukankah ada seorang lagi perempuan.."gumam jauza mencoba kembali mengingat hingga tanpa sadar terdengar orang disekitarnya

"Hm?"

"Ee tidak, tidak ada"

'Mungkin kemarin aku salah lihat, syukurlah..'ucap jauza dalam hati merasa lega

'wah.. wah.. wah.. gadis ini sudah bertemu wanita licik itu rupanya'ucap perempuan itu dalam hatinya sedikit terkejut karena terlambat melakukan tugasnya

"Kau tau, aku tak keberatan jika kau tinggal disini"

"Ku rasa aku tak bisa kak, aku harus pulang"

"Oh begitu ya, kalau begitu berkunjunglah kemari kapanpun itu ya"

"Em baiklah, terimakasih"

Jauza dan perempuan itu menjadi makin akrab satu sama lain setelah perbincangan tersebut tanpa jauza ketahui bahwa ada banyak rahasia dibalik sosok perempuan cantik yang ditemuinya itu 

Tak lama perempuan itu berpamitan pada jauza karena merasakan kehadiran seseorang diperbatasan hutan yang membuatnya amat terkejut dan dengan alasan harus segera mengambil persediaan air sebelum hari menggelap ia pun pergi meninggalkan jauza

meskipun jauza diminta menunggu, dalam hati ia berharap gadis itu agar segera pergi dengan memanfaatkan waktu yang coba diulurnya

Beruntung mereka satu pemikiran sekarang, karena jauza pun langsung merebahkan dirinya berharap akan segera pergi sebelum perempuan itu kembali dengan airnya

'Aku tak ingin lebih lama disini, ayo pulang el geuse..'ucap jauza sedikit terkekek sebelum akhirnya benar-benar tertidur dan bangun dikamarnya

Huft
"Ku pikir itu tak akan bekerja tadi"ucap jauza terkejut saat mendapati ponselnya yang masih dalam keadaan terhubung panggilan telpon

'Keknya dia masih tidur deh..'batin jauza sembari mengetikan beberapa kata sebelum akhirnya mematikan panggilan yang sudah berjam-jam itu

Dilihatnya jam yang menunjukan pukul 04:09 dini hari, jauza memilih beranjak dan merapihkan tempat tidurnya sebelum melakukan aktifitasnya

Berhubung ini hari sabtu jadi gadis itu tak perlu berkutat dengan buku-buku pelajarannya sekarang meski ia perlu menyelesaikan beberapa kursusnya di pagi ini

Dan disinilah jauza, disela belajar dan lamunannya ia tiba-tiba kembali teringat mengenai gaun yang dipakainya, jika bukan milik perempuan pemilik rumah itu lalu siapa?sedang disana tak ada siapapun saat jauza membuka matanya tanya gadis itu dalam hati

Ya.. gadis itu tetaplah kembali tak fokus sebenarnya dan jauza sadar itu, membuatnya diam-diam berdoa agar tak perlu lagi datang ke tempat itu meski sebesar apapun ke ingin tahuannya tentang segala yang mengganjal dihatinya

Sementara di rumah kayu tadi kini terdapat dua orang laki-laki tampan berbadan tegap dan berbalutkan pakaian kerajaan yang mewah yang langkahnya diikuti seorang perempuan yang diam-diam bernafas lega

Terbukanya pintu itu memperlihatkan jelas wibawa seorang pemimpin yang amat mendominan sedang laki-laki lainnya ada dibelakang tubuh perempuan tersebut seolah tak ingin memberi celah perempuan itu dapat kabur

Huft
Hembusan nafas beserta desisan amarah keluar dari laki-laki paling depan membuat perempuan itu tiba-tiba merasa kesulitan menelan ludah sangking buruknya firasatnya saat ini

"Kau mencoba menipu ku?!"teriak laki-laki itu lantang masih belum bergerak dari tempatnya

"Tidak, aku bersumpah ia ada disini dan aku memintanya agar tak pergi kemanapun sembari menunggu ku mengambil air"

"Kenapa juga kau tinggalkan dia sendirian ha!?"ujarnya kembali meluapkan amarah seolah siap memberikan hukuman mati lewat genggaman tangan yang dengan cepat mendarat dileher perempuan itu

"M-maafkan aku, t-tapi aku sudah menamenginya dengan kekuatan ku jadi tolong jangan khawatir aku akan segera menemukannya"

"Aku ingin dia!tidaklah kau paham arti kata yang keluar dari mulut ku!?jika gadis itu tergores sedikit saja maka tamatlah riwayat mu, sora.."ujar laki-laki itu sebelum akhirnya pergi meninggalkan rumah kayu tersebut membuat tubuh perempuan itu terjatuh lemas dilantai kayu

"Ya ampun, kenapa juga kau bermain-main dengannya"ucap seorang laki-laki lainnya keheranan

"Kau mengadukan ku, beraninya kau!!"

"Kurang kerja sekali, aku ada urusanlah.. tapi berkat ulah mu itu, aku jadi memegang tanggung jawab ganda sekarang"

"Akan ku balas kau nanti"

"Cih selesaikan saja tugas mu dan jangan merepotkan ku begini, kau mengerti?"ujar laki-laki itu sebelum akhirnya pergi meninggalkan rekannya yang masih merintih kesakitan

"Hah.. ku pikir dia akan menghabisi ku"ucap perempuan itu merebahkan tubuhnya terlentang dilantai sembari menghirup banyak oksigen

'Syukurlah gadis itu telah pergi.. hanya dia harapan terakhir kita,'

'Dan siapa sangka gadis itu akan mengucapkan nama itu, kan?el geuse'

tell it dream to Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang