Eps [ 12 ]

263 13 4
                                    

Kini hari telah pagi, nampak cuaca tidak begitu cerah alias mendung.

Shannon telah bangun jam 5 subuh tadi, sewaktu ia bangun apa kalian tau? Kamarnya nampak begitu berantakan.

Puntung rokok memenuhi lantai kamar dan begitu banyak asap di kamar Shannon, bahkan bau rokok begitu menyengat di sana.

Entah sudah berapa bungkus rokok yg di habiskan nya tadi malam.

Namun sekarang kamarnya sudah dia bersihkan dan hanya menyisakan bau rokok dan kepulan asap yg masih tertinggal di bagian atap.

Shannon pun membuka jendela kamarnya egar asap sisa rokoknya keluar.

Kini pukul 06 : 25 pagi dan Shannon pun langsung turun untuk berangkat ke kantor.

Saat sudah menuruni tangga ternyata viola dan Rayna juga sudah berada di ruang makan.

Shannon pun tetap melanjutkan jalannya namun tiba tiba Rayna memanggil nya untuk bergabung sarapan bersama.

" Eh Shannon!, ayo sarapan bareng" ucap Rayna dengan sedikit teriak.

Kini viola pun menoleh ke arah Shannon dan menatapnya.

" Saya sarapan di kantor saja" ucap Shannon mencoba menghindari mereka.

" Kenapa harus sarapan di kantor, udah sarapan di sini aja, Rayna udah masak pagi pagi loh buat sarapan" kini viola yg angkat bicara.

Shannon ingin menolak lagi tapi lagi lagi Shannon kalah dengan perasaan cintanya yg tidak bisa menolak viola.

Shannon pun berjalan menuju meja makan dan duduk tepat di hadapan viola, sementara Rayna di samping viola.

" Kamu mau nasi goreng apa roti say-viola?" ucap Rayna yg tadinya ingin memanggil viola dengan kata sayang.

" Aku mau roti aja" jawab viola sambil melirik Shannon yg terlihat seolah tak mendengar nya.

Padahal Shannon sangat tau jika Rayna tadi ingin memanggil viola dengan panggilan sayang.

Seperti biasa jika viola ingin makan pasti mengikat rambut panjang nya agar tak mengganggu aktivitas makannya.

Namun ia lupa jika di lehernya terdapat tanda merah di sana akibat Rayna.

Shannon yg tak sengaja menatap ke arahnya sudah pasti akan melihat tanda merah itu.

Betapa kagetnya Shannon melihat tanda merah yg ada di leher viola di sana.

Pikirannya pun merlayar jauh di dalam kepalanya.

Bahkan membayangkan viola saat di bawah kukungannya Rayna.

Shannon yg menahan amarahnya hanya mampu menggenggam gelas yg berisi jus di tangannya.

Shannon tak bisa mengendalikan kemarahannya sampai sampai gelas yg berada di dalam genggaman nya pun pecah tepat di telapak tangan nya. Prang!

" Shannon!" Teriak viola dan langsung menghampiri Shannon yg tangan sudah mengalir kan darah segar.

" Bagaimana bisa pecah seperti ini, ayo cepat kita ke rumah sakit" ucap viola panik menghawatirkan Shannon.

Namun Shannon tak bergeming dari tempatnya dan menatap viola dengan tatapan yg sangat sangat kecewa dengan mata yg sudah meneteskan air mata.

" No, I'm fine, tapi viola apa sebegitu nya kamu tak memedulikan ku, tak apa jika kamu tidak bisa membalas perasaan ku, tapi haruskan kamu menyakitiku dengan memamerkan kebersamaan mu dengan orang yg kamu cinta, haruskah kamu melakukan di hadapanku" ucap Shannon lirih sambil berdiri dari duduknya.

Dia istrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang