15 tahun sebelumnya...
Boss menatap senang pada satu lembar kertas yang di pegang nya, bahkan karena saking senangnya Boss tidak menyadari bahwa di depan sudah ada beberapa anak yang sedang menunggunya.
Boss yang tidak sadar jadi tidak sengaja menabrak punggung salah satu di antara mereka, membuat kertas yang di bawa oleh Boss jadi terjatuh kejalan.
Matanya menatap kaget pada sosok yang baru saja ditabraknya barusan. Seharusnya Boss tidak bertemu dengan mereka.."Apa ini? Wah-wah apa kau bermimpi untuk menjadi penyanyi?". Tanyanya dengan wajah mengejek.
Bahkan kedua temannya juga ikut tertawa mengejek Boss.
Boss tidak tahu harus bagaimana, bahkan jika Boss di pukuli hari ini. Boss tidak ingin orang tuanya tahu akan hal ini.
Lagi pula mengapa Boss lemah sekali."Hahah... bahakan jika sekarang kau bernyali pun, kau tidak akan di lirik". Ucap salah satu di anatar mereka.
Teman yang memegangi kertas lalu menjawab..
"Kau terlalu bermimpi, coba lihatlah wajahmu itu. Bahkan jika di lihat-lihat tidak ada yang menarik dari penampilanmu yang sangat biasa ini". Enaknya dengan tawa yang tidak ada henti-hentinya."Coba ku lihat?". Pinta teman mereka yang memang hanya diam saja dari tadi.
Sang teman yang memegang kertas pun menjadi menyerahkan kertas itu padanya.
Matanya menatap kertas itu dengan senyuman jahat di wajahnya."Hanya kontes kecil, tapi kau sudah sombong cih". Ucapnya, pria itu mulai merobek kertas kontes pendaftaran Boss. Setelah terbelah dua, pria itu juga menambah lagi robekan yang kecil lainnya. Lalu meremas begitu saja kertas itu, lalu membuangnya di depan wajah Boss.
Boss mengepalkan tinjunya, itu adalah cinta-cintaannya. Boss bersusah payah untuk mendapatkan itu.. Tapi lihat anak tidak tahu malu ini bahkan dengan mudah membuangnya begitu saya.
Boss menatap kearah kertas itu dengan putus asa, hatinya terasa seperti teriris melihat apa yang di usahanya terbuang sia-sia begitu saja.
Matanya beralih menatap kearah seseorang yang membuat kertas itu tidak berarti lagi baginya. Matanya bahkan menatap tajam kedua bola mata itu yang masih asik dengan senyuman kepuasan di wajahnya.
"Apa yang kau lakukan?". Ucap Boss dengan marah.
Ketiga pria yang sedang asik tertawa tadi, jadi menghentikan tawa mereka. Ketiga pria itu menatap Boss dengan kaku.Boss marah sekarang, berani-beraninya mereka melakukan hal yang begitu penting bagi Boss.
" Hahahah.. Apa yang aku lakukan, tentu saja mengerjai mu". Ucap Pria itu dengan senyuman tampa dosanya.
Bahkan suara teriakan marah Boss tidak Pria itu hiraukan.Boss menarik nafasnya, matanya memicing tajam menatap kearah Pria yang lagi-lagi memulai tawanya.
Boss mendekat, tangannya sudah terkepal sangat kuat..Bughh..
Satu pukulan Boss layangkan pada rahang Pria itu, pria yang sedari tadi tidak dasar dengan Boss. Dengan keadaan tidak siap Pria itu jadi jatuh terlempar kebelakang saat tinju Boss mengenai rahangnya.
"Apa yang kau lakukan, tahan dia. Berani sekali kau memukulku". Ucapnya dengan marah.
Pria itu menyeka sudut bibirnya yang berdarah. Pria itu bangun dangan susah payah.Saat sudah bangun, tampa basa-basi Pria itu meninju Boss pada bagian perutnya.
Boss yang tidak bisa apa-apa. jadinya Boss hanya bisa berontak berusaha untuk melepaskan diri dan melawan. Meskipun pukulan yang Boss berikan cukup kuat. Boss tetap saja tidak bisa melawan, ilmu bela dirinya masih terlalu lemah untuk melawan mereka secara langsung. Lain cerita jika mereka melawan Boss satu persatu. Sudah di pastikan ketiganya pasti tidak akan berkutik sekarang."Rasakan ini... ". Ucapnya dengan satu pukulan terakhir Boss akhir terbatuk-batuk.
Kedua Pria yang memegang Boss pun juga melepaskan Boss dengan kasar.Boss terjatuh, bahkan wajahnya kembali terbentur ke aspal saat kedua Pria itu melepaskannya. Boss lemah, energinya juga sudah habis terkuras jadi dia hanya bisa diam dibawah sana. Tampa mendengarkan apa yang ketiga Pria itu tertawakan.
"Aii dasar lemah, kenapa kau tidak mati saja. Kau sama menjijikkan nya seperti orang tua mu yang Gay itu". Ucap Pria itu lalu pergi meninggalkan Boss, sebelum pergi Pria itu juga tidak lupa meludahi tubuh Boss yang sudah tidak berdaya.
Ketiganya pria itu pergi..
Sementara dari arah berlawanan pula. ada seseorang yang sedang berlari sambil sekali-kali bersenandung senang dengan benda kecil yang menutupi kedua telinganya.Tubuhnya sangat lentur, mengikuti irama musik yang dia dengarkan.
"Eul bebas.. Yey.. Eul bebas". Ucapnya masih dengan senyum cerah di wajahnya yang cerah.
Bahkan orang itu juga tidak sadar, jika di depan sana ada seseorang yang sedang terbaring lemah tampa pergerakan sedikitpun.Sampai-samapi tidak sengaja kakinya tersandung pada sesuatu.
"Aii sial hampir saja, Eul jatuh". Keluhnya, kepalanya terputar kebelakang untuk melihat apa yang baru saja menghalangi jalannya.Matanya memicing tajam, lalu menatap bingung seseorang yang tertidur di sana.
"Hei? Apa kau mabuk?". Tanyanya dengan sedikit towelan di pundak.
"Kenapa tidak bergerak, apa jangan-jangan dia sudah mati?". Ucapnya pada dirinya sendiri.Perasaannya jadi khawatir, jika benar orang ini mati. Dia harus berkata apa pada polisi yang akan mengintrogasi dirinya nanti
"Hei apa kau mendengar apa yang Eul ucapkan?". Tanyanya sekali lagi.
Merasa tidak ada respon, Pria manisitu berinisiatif untuk melihat wajah orang itu.Dengan susah payah, Pria manis itu membalikkan tubuh pria itu. Matanya melotot tajam, saat mendapati bahwa pria yang di temui olehnya ini. Dalam keadaan yang mengenaskan.
Wajahnya penuh dengan luka pukulan, warna biru di mana-mana. Bahkan di mulutnya bisa dia lihat ada darah segar yang juga terlihat keluar. Sangat segar dan baru.
"Siapa yang memukulmu?". Tanyanya dengan panik.
"Aku harus meminta bantuan.. Iya bantuan?". Ucapnya mulai mengotak-atik ponselnya. Tampa sadar saat anak ini mengaktifkan data pada SIMnya. Di saat itu juga anak itu juga tidak sadar jika dari arah berlawanan ada seseorang yang datang.Jumlahnya tidak terhitung bahkan pakaian yang di kenakan oleh orang-orang itu juga terlihat sangat menyeramkan.
"Tuan muda?". Panggil seseorang yang baru saja datang dengan beberapa orang yang sudah mengelilinginya.Mata melotot tajam saat orang-orang yang dirinya hindari sedari tadi, kini sudah mengelilingi dirinya. Pria itu menepuk jidatnya lalu berkata di dalam hatinya
'Aii Noeul, apa yang kau lakukan'. Keluhannya membatin.Noeul mantap jengah pada semua anak buah ayahnya ini, sudah berapa kali Noeul katakan jika di hanya ingin sendiri. Noeul bukan jadi Boss seperti ayahnya yang selalu dikeliling oleh anak buahnya setiap harinya.
"Oh iya. Kebetulan sekali kalian di sini. Phi Tolong bantu cek dia Na?". Pinta Noeul pada anak buah ayahnya.Sosok itu tidak menjawab, tapi matanya melotot tajam saat dirinya melihat siapa orang yang terkapar dengan luka parah di wajahnya itu.
"Tuan muda menjauh lah, dia berbahaya". Ucap salah satu pengawal pribadi Noeul.🐰🦊🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BUNNY.
Teen Fiction"apapun untukmu sayang". " benarkah". "hemmm". selagi menganggukkan kepalanya. " aku ingin jelly apakah boleh". ucapnya memohon dengan tatapan mata binarnya. "Tidak ada yang lain?". ucapnya. " aku hanya ingin Jelly ". ucapnya. " baiklah-baiklah...