My Bunny 17.

170 15 1
                                    

Boss akhirnya membawa Noeul untuk kembali ke asrama mereka, namun belum jauh, Boss mengendarai mobilnya ini jauh dari jalan yang mereka lalui dirinya sudah mendapatkan telpon..
Boss yang sedang menyetir pun juga mulai menurunkan laju pada mobilnya..

Boss mengangkat panggilan itu..
"Hallo Phi?". Sapa Boss.
'Nong, apa yang kalian lakukan? Sekarang kau dimana?'. Ucap sang manajer Boss dengan nada sedikit panik. Dapat Boss dengar pula, Bahwa Managernya ini juga sedang berlarian..
"Aku tidak melakukan hal apapun Phi, ada apa, apakah ada masalah?". Tanya Boss langsung.

Tidak biasanya manajernya ini akan menghubunginya di jam dan waktu seperti ini, kalian tahu sendiri bukan. Ini waktu milik Boss itu sebagainya tidak akan ada yang akan menganggu mereka terkecuali ada sesuatu hal yang mendesak menimpa mereka.
Biasa bukan hal itu terjadi?  Maksudnya tidak akan ada pekerjaan apapun sebelum hari sibuk mereka nanti.

'Maafkan aku Dewa. Hal buruk apa yang harus ku lalui'. Ucapnya.
'apa kau tidak mengetahui sesuai Nong, cobalah cek ponselmu.  Sekarang kau dimana?  Apakah masih bersama Nong Eul?'. Tanya manajer Boss.
"Ya aku masih bersamanya, dia ada di sampingku dan kami akan kembali ke asrama. Phi.. Apakah masalah itu serius?". Ucap Boss, sikapnya terlihat tenang namun didalam hatinya, Boss sudah bisa mengetahui siapa yang akan melakukan ini.

Rumor kecil memang menyusahkan saja.
Sepertinya Boss tahu apa yang harus dilakukan, menghindari hah?  Sebenarnya itu bukan gayanya tetapi jika Boss harus menjelaskan bukankah hal sepele ini akan menjadi lebih jelas jika Boss lakukan.

'Syukurlah jika begitu, Nong Boss Usahakan untuk tidak kembali ke asrama  sekarang na. Aku mohon untuk kerja samamu kali ini Na. Ini bukanlah masalah yang harus kau hadapi seperti biasanya na". Ucapnya penuh harap.
"Aku mengerti Phi, baiklah aku tutup dahulu. Nanti ku hubungi lagi".ucap Boss lalu tampa basa basi Boss langsung memutuskan sambungan telepon itu sepihak.

Boss menyimpan kembali ponselnya, Noeul yang berada di sampingnya tentu saja jadi menatapnya, yang juga Boss menatap balas Noeul.
"Kita tidak kembali untuk sementara waktu ke asrama, Phi sudah menjelaskan kepadaku bahwa di perusahaan sedang ada masalah". Boss hanya diam setelah mengatakan itu.

Noeul yang mendengar kata Boss juga hanya ikut diam saja,
'Ini salahku na, apakah aku yang menyebabkan masalah ini?'. Tanya Noeul didalam hatinya.
" Jangan berpikir bahwa masalah ini karena dirimu dan jika karena kau aku mendapatkan masalah itu juga... Yah walaupun sebenarnya itu memang kenyataan bagiku, tetapi jujur saja itu tidak apa". Ucap Boss lalu menoleh pada Noeul yang juga masih menatapnya sendu.

Boss tersenyum remeh saat melihat wajah sendu itu, sengaja karena Boss tidak suka melihat anak manis ini sedih karenanya. Lebih baik dia kesal karena Boss bukan.
"Apa kau lupa?, kau yang terlebih dahulu melarang ku, bukankah kau sudah berjanji kepadaku na, tapi kau juga yang menghancurkan janji itu na, heh menyebalkan sekali". Kesalnya.
" Boss hanya menggelengkan kepalanya saja tampa menanggapi Noeul, yang mulai meng ngoceh inya tampa ampun.

Benar-benar kelinci Kecil yang cerewet, dengan gemas Boss mencubit hidung mancung itu, sampai Noeul sendiri saja tidak sadar bahwa Boss sudah membawanya sampai di suatu tempat.
"Berhentilah, ayo masuk, tidakkah kau ingin mengabari Phi Chen. Aku pikir dia akan sangat khawatir mencari mu, lihatlah aku sudah menculik kau sejauh ini tampa sedikitpun perlawanan na". Boss melipat kedua tangannya didepan dada setelah dirinya melepaskan sabuk pengamannya.

Noeul berhenti berbicara, matanya melotot, lalu tidak lupa kepalanya juga terputar untuk melihat di mana kah dirinya sekarang ini?
" Kau menculik ku. Sialan bawa aku kembali brengsek". Umpannya tampa sadar.
"Oi sial, bagaimana bisa aku tidak membawa ponselku?". Kesalnya.
"bagaimana ini?  Oho Eul ceroboh lagi na, Buna bagaimana ini?  Mengapa Dewa memberikan ujian seperti ini?". Keluhannya.

MY BUNNY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang