14 || Tantangan

11.9K 1.7K 609
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, terimakasih kamu masih bertahan sampai chapter ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, terimakasih kamu masih bertahan sampai chapter ini. Sampai ending book nanti aku bakal terus berharap dapat feedback dalam bentuk vote & komentar dari kalian guys, meskipun tulisan aku masih amburadul 🙏

Sekali-kali pake target ya, 1K vote + 500 komen baru aku upload chapter berikutnya. Viewnya aja rata-rata tembus 4K loh, harusnya sih kecil ya segitu mah.
.
.
.

Langkah cepat dan gesit terdengar dari arah tangga. Pemuda berbalut kaos abu-abu dan celana pendek muncul dengan tas hitam ditangannya. Setelah meletakkan tasnya di atas meja, Saka terlihat fokus mencari sesuatu di dalamnya.

"Powerbank gue mana lagi?" gumamnya, suaranya penuh kekhawatiran. Dengan teliti, ia terus menyibak isi tas, mencari barang yang dicarinya.

Dari arah dapur, pemuda yang masih setia mengenakan hoodie putih terlihat tengah asik memasak. Namun, saat mendengar grusak-grusuk Saka, ia pun menoleh dan bertanya, "Mas, mau berangkat sekarang?"

"Iya, mau ngerjain tugas," jawab Saka, suaranya terdengar agak terburu-buru. Ia beralih memeriksa ruang tengah, masih mencari powerbanknya dengan penuh determinasi. Suasana pagi yang penuh aktivitas terus berlangsung di rumah mereka.

"Ntar dulu lah. Belum juga sarapan, udah gue bela-belain masak lebih pagi ini," usul Naka.

"Bisa take away aja, nggak? Buru-buru nih, Pram udah di depan," kata Saka, merasa tergesa-gesa.

Geng Bratadikara (SEGERA TERBIT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang