38 || Bratadikara

7.4K 1K 151
                                    

Ada pengumuman di akhir bab, baca yaa✨
.
.

Dua minggu berlalu begitu cepat, seolah waktu berlari tanpa menoleh ke belakang. Dalam kurun waktu itu, Raka telah menyelesaikan ujian akhir sekolahnya, hanya tinggal menunggu hasilnya keluar. Kegembiraan dan kelegaan tampak jelas di wajahnya, tanda bahwa beban berat yang selama ini menekan pundaknya telah terangkat. Naka, yang kini tengah menikmati libur panjang kuliahnya, tampak lebih santai dan sering terlihat menghabiskan waktu di rumah, melakukan tugas-tugas kecil atau sekadar bersantai di ruang tamu. Sementara itu, Saka mulai merasakan tanda-tanda bahwa ia akan segera berangkat untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN). Persiapan demi persiapan telah dilakukan, dan harapan serta kekhawatiran bercampur aduk di benaknya.

Siang itu hari Minggu, suasana di rumah Pak Brata terasa begitu hangat dan penuh kebersamaan. Keluarga kecil itu memutuskan untuk menikmati hari libur di halaman belakang, tempat yang sering mereka jadikan ruang untuk berkumpul dan bersantai. Matahari bersinar cerah. Namun, angin sepoi-sepoi yang bertiup membuat cuaca terasa sejuk dan nyaman.

Pak Brata duduk di gazebo, membaca koran pagi yang belum sempat ia baca sambil sesekali menenggak es teh yang disiapkan putra bungsunya. Di dekatnya, Naka sedang sibuk mengaduk es buah segar, sesekali mencicipi untuk memastikan rasanya pas. Di sudut lain, Saka duduk di ayunan, pandangannya menerawang ke arah langit biru yang bersih, memikirkan apa yang akan dihadapinya saat KKN nanti. Di tengah halaman, di bawah teriknya matahari yang menyengat, Raka tampak penuh semangat bermain bola. Dengan gerakan lincah, bola terus bergerak mengikuti arah kakinya yang cekatan. Keringat mengalir di pelipisnya.

Sambil menggiring bola, Raka sesekali melirik ke arah kakaknya yang duduk di ayunan di bawah pohon rindang. "Mas Saka, ayolah, main sini," ajak Raka dengan nada penuh harap.

Saka, yang duduk santai di ayunan, menyandarkan punggungnya dengan nyaman sambil menikmati bayang-bayang pohon yang melindunginya dari terik matahari. Ia menyipitkan mata saat menatap Raka, tangan kirinya mengangkat untuk menutupi sinar matahari yang menyilaukan. "Panas, Dek! Ngerti panas pora?" balas Saka dengan nada malas, sambil mengipas-ngipaskan tangannya untuk menekankan betapa teriknya cuaca siang itu.

Raka menghentikan bola sejenak dengan kakinya, menggelengkan kepala sambil tersenyum geli. "Mas, masa panas dikit aja udah nyerah? Ayolah, sekali ini aja!" desaknya.

Saka menghela napas panjang, berpura-pura mengeluh. Namun, bibirnya menyunggingkan senyum tipis. "Ya udah, iya," katanya akhirnya, bangkit dari ayunan dengan gerakan malas. Ia berjalan mendekati Raka, tangan kanannya meraih bola yang dihentikan adiknya di tanah. "Tapi cuma sebentar ya," tambahnya dengan nada menggoda, menyerah pada semangat adiknya yang menular.

Raka bersorak girang, mengangkat kedua tangannya ke udara dengan penuh semangat. "Yeay! Mas Saka ikut main!" serunya, wajahnya berseri-seri penuh kegembiraan. Ia segera kembali fokus pada bola yang kini berada di kaki Saka, matanya bersinar dengan antusiasme.

Namun, antusias Raka seketika dipatahkan ketika Saka tiba-tiba mulai bersin-bersin setelah berdiri di bawah terik matahari langsung selama beberapa detik. Raut wajahnya berubah, alisnya bertaut dan hidungnya berkerut. Ia segera berbalik dan berjalan kembali ke arah ayunan, usai melemparkan bola di tangannya ke arah Raka.

"Nggak jadi, Raka. Mas lupa ada photic sneeze reflex," ujar Saka dengan nada sedikit kesal, sambil mengusap hidungnya yang masih terasa gatal.

"O iya. Sun sneezing dia," gumam Raka sambil menggaruk kepalanya, mengingat kondisi kakaknya itu.

"Lagian Raka, panas dikit yang lo maksud itu 38°, Dek, wajar Mas Saka sekali terpapar langsung bersin-bersin, dia aja daritadi sibuk cari perlindungan," sahut Naka sambil berjalan ke arah Saka dengan membawa dua gelas es buah. Ia kemudian duduk di ayunan yang sama, menyerahkan satu gelas kepada Saka.

Geng Bratadikara (SEGERA TERBIT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang