37 || Letak Bahagia

6K 1.1K 615
                                    

Hai...
Sebelum masuk ke cerita, aku mau kasih beberapa pengumuman nih.

1. Geng Bratadikara terbit akhir Oktober-akhir November (selama 1 bulan)

2. Terbitnya Geng Bratadikara nggak sendirian nih, tapi ada Booklet terbatasnya (hanya ada saat open po aja). judulnya L'ULTIMA ILLUSION. bookletnya sekitar 100 halaman. isinya tentang sakala pas masih SMA, si gitaris band yang mengejar sang dewi. Di booklet juga masih ada ibuk Gayatri, si adek masih SMP.

3. Versi AU dari booklet bisa di baca di instagram aku : Dearlysalsa.lee6. Bisa langsung cek postingan atau lewat sorotan AU Saka × Adiba

 Bisa langsung cek postingan atau lewat sorotan AU Saka × Adiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


4. Yang Mau gabung saluran bisa DM aku di instagram, ya. Semua info dan spoiler sekarang aku upload di sana.

5. Jangan nagih ya kalo belum tercapai targetnya. 1K vote + 600 komen to next part (jangan spam next/lanjut/abjad gak jelas pliss, kamu bisa komen sesuai sama ceritanya🙏)

Terima kasih

✨✨✨


Sepulang dari acara selametan, Saka berniat langsung tidur, tapi nyatanya kepalanya terlalu berisik dengan berbagai pikiran yang mengganggu. Ia memutuskan untuk turun lagi ke ruang keluarga, meninggalkan kenyamanan kamarnya.

Saka berjalan pelan menuruni tangga, setiap langkahnya terdengar jelas di keheningan malam. Sesampainya di ruang keluarga, ia menyalakan televisi, berharap suara dan gambar dari layar bisa mengalihkan pikirannya. Dengan remote di tangan, ia memilih film secara asal, tak benar-benar peduli apa yang akan ditontonnya.

Ia lalu duduk di sofa, posisi tubuhnya terlihat santai tapi wajahnya menandakan kelelahan. Kakinya dilipat ke atas sofa, satu tangannya terletak di paha sementara yang lainnya menggenggam remote. Mata Saka terfokus pada layar televisi. Namun, pikirannya tampak melayang jauh, terbawa oleh suara latar film yang sebenarnya tidak ia perhatikan.

Ekspresinya kosong, menandakan bahwa ia berada di antara keadaan setengah sadar dan setengah bermimpi. Beberapa kali ia menghela napas panjang.

Dengan ekspresi campuran antara kelelahan dan emosi yang berkecamuk, ia terus memperhatikan setiap adegan di layar. Ketika sebuah adegan bunuh diri muncul, Saka mengerutkan keningnya dan berkomentar, "Kenapa segampang itu orang bunuh diri? Dia nggak mikirin keluarganya ya?"

Mata Saka masih tertuju pada layar, tapi pikirannya sudah mulai berkelana, memikirkan tentang tokoh-tokoh dalam film itu. "Ibunya kan meninggal karena sakit, kenapa dia nuduh dukun?" gumamnya dengan nada penuh ketidakmengertian. Setiap kali ada adegan yang menyentuh, Saka tak bisa menahan diri untuk memberikan komentar, seolah-olah ia sedang berdialog dengan para karakter di dalam film.

Geng Bratadikara (SEGERA TERBIT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang