ーーーーー
Hari semakin gelap, [Name] duduk ditengah taman sendirian sambil termenung memikirkan bagaimana dia akan membayar sewanya.
[Name] mengacak-acak rambutnya kasar dan mengeluarkan seluruh perasaannya, [Name] menangis kencang ditengah taman seperti bayi kehausan.
[Name] mulai berbaring di bangku taman sambil menangis sesegukan, dia memukul dadanya pelan karna merasakan sesak.
[Name] merenungkan seluruh masalah yang menimpanya hari ini, mulai dari dia di pecat karna tidak sengaja menumpahkan bir di baju atlet terkenal dan juga sewanya yang sebentar lagi akan jatuh tempo.
[Name] membuka ponselnya, berniat untuk menghubungi ibunya. Namun mengingat kebencian [Name] pada orang tuanya, [Name] pun mengurungkan niatnya itu.
Setelah mengeluarkan seluruh emosinya, [Name] beranjak dari duduknya dan berjalan pulang menuju kontrakannya. [Name] menyusuri jalanan gelap yang hanya di terangi oleh lampu jalanan yang mulai redup.
"Halo, gadis manis. Kenapa jalan-jalan sendirian?"
[Name] menoleh ke sumber suara, kini di hadapannya terdapat 3 orang preman yang menghadangnya. Entah bencana apa lagi yang akan menimpa [Name] saat ini.
"Jangan ganggu aku!!"
[Name] melangkahkan kakinya mundur ke belakang dengan perlahan dan langsung berlari ke arah yang berlawanan. Preman tersebut mulai mengejar [Name].
[Name] berlari dengan sekuat tenaga tanpa memperhatikan jalan.
'Brukkk..'
[Name] menabrak seseorang di hadapannya dan tersungkur ke tanah.
"Aww.. sakit"
[Name] menoleh ke atas dan mendapati Jaekyung di hadapannya. Perasaannya sedikit lega saat bertemu orang yang dia kenal dalam keadaan seperti ini.
"T-tolong aku"
[Name] langsung bersembunyi di belakang tubuh Jaekyung yang kekar. Nafas [Name] sedikit terengah karna kelelahan berlari.
"Hei! Apa-apaan ka--"
"Apakah kamu melihat seorang gadis berlari kesini?"
Jaekyung menyeringai dan menatap [Name] yang bersembunyi di belakang punggungnya dengan sudut matanya.
"Apa maksud kalian-- Gadis ini?"
Jaekyung menarik pergelangan tangan [Name] dan menempatkan [Name] di hadapannya. [Name] terkejut ternyata Jaekyung akan menyerahkannya pada preman mesum itu.
"Ambil."
Jaekyung mendorong tubuh mungil [Name] hingga tersungkur ke tanah, lututnya lecet karna mengenai jalanan beraspal.
[Name] menatap Jaekyung nanar, dia tidak menyangka hidupnya harus semenyedihkan ini. Kini [Name] hanya bisa pasrah jika dia harus mati di tangan para preman menjijikan itu.
Preman itupun mulai menyeret [Name]. [Name] hanya diam saat dirinya di seret tanpa melakukan perlawanan sedikit pun, mungkin memang ini waktu yang tepat bagi [Name] untuk mengakhiri hidupnya.
Jaekyung yang melihat [Name] di seret tanpa ampun mulai merasa sedikit tidak tega, namun Jaekyung mengabaikan perasaan itu dan berjalan menuju mobilnya.
[Name] di seret menuju gudang usang yang sudah lama tidak di pakai, para preman itu mengikat tubuh lemah [Name] di kursi.
"Bunuh saja aku."
Suara [Name] bergetar, tubuhnya sudah sangat lemas. Perlahan darah mulai mengucur dari lututnya yang lecet akibat ulah Jaekyung yang mendorong tubuhnya dengan kuat. Tangannya membiru karna aktivitas seret menyeret.
"Tentu saja. Tapi sebelum itu kami akan menikmatimu dulu, gadis manis"
Salah satu dari preman itu mulai mengelus wajah mulus [Name] dengan jari telunjuknya, [Name] hanya diam dengan tatapan kosong. Yang dia lakukan sekarang hanya berdoa semoga ada seseorang yang mau menolongnya.
Saat preman itu satu per satu mulai menyentuhnya, [Name] hanya bisa menutup matanya rapat dan menundukkan kepalanya. Tubuh [Name] bergetar, [Name] merasa sangat ketakutan, namun dia juga tidak dapat melakukan perlawanan.
"Ekhm.."
[Name] yang mendengar suara dari arah pintu langsung membuka matanya lebar, mungkin saja ini jawaban dari doanya. Para preman itu mulai menghentikan aktivitas mereka dan menoleh ke sumber suara.
ーーーーー
𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅
Jangan lupa di vote ya teman-teman!
Kira-kira siapa ya ituuuu?