Hampir satu minggu berada di rumah sakit dan hari ini Amora sudah di perbolehkan pulang oleh dokter karena keadaannya sudah benar-benar pulih.
Jadi gini ya guys di beberapa adegan kita panggil Azara dengan sebutan Amora.
Amora sudah sampai di depan pintu mansion keluarga Wijaya.
Darimana ia tau alamat rumahnya? Tentu saja Amora yang asli sudah memberi tahu Azara dimana letak rumahnya.
"Buset gede juga rumahnya, tapi kalo di lihat-lihat lebih gede rumah gue yang dulu sih." Gumamnya.
Azara memasuki kediaman keluarga Wijaya itu dengan tenang. Namun tiba-tiba suara seseorang menghentikan langkahnya.
"Ngapain Lo kesini?" Tanya Alvaro. Ya orang itu Alvaro kakak kedua Amora.
"Ya balik lah, ini juga rumah gue btw." Ucap Amora sambil menatap sengit Alvaro.
Deg!
Alvaro terkejut, ia tidak menyangka kalau Amora akan menjawab ucapannya itu. Dan apa itu tadi? Gue? Ntah mengapa Alvaro merasa tidak nyaman jika mendengar Amora menggunakan kata itu.
"Dimana kamar gue?" Tanya Amora.
Alvaro terkejut untuk yang kedua kalinya. Pasalnya seperti ada yang berbeda dengan adiknya itu.
Hah? Adiknya? Yaaa you know lah.
"Lo gausah caper deh, so'soan nanya dimana kamar. Lo gak mungkin sebodoh itu buat gatau dimana kamar Lo sendiri." Ucap Alvaro datar.
Azara marah, jujur saja ia tak suka pada sikap seluruh keluarga barunya itu.
"Siapa yang caper njing! Gue cuman nanya ya bangsat! Lagian Lo tau sendiri kalo gue baru aja ngalamin kecelakaan, jadi wajar dong kalo gue lupa sama beberapa hal. Dahlah anying, kesel gue lama-lama." Setelah mengatakan itu Azara pun naik ke lantai atas untuk mencari kamar milik Amora. Ia meninggalkan Alvaro yang terbengong di bawah sana karena kata-kata yang ia lontarkan tadi.
"Emang anjing ya tu orang, kesel gue lama-lama kalo kaya gini terus." Gumam Azara.
Tak berselang lama Azara pun menemukan pintu putih bertuliskan nama Amora disana.
"Nah ketemu juga nih kamar si Amora." Ucapnya.
Azara pun masuk kedalam kamar itu. Azara mengeryit tak suka saat melihat seisi kamar dominan dengan barang-barang berwarna pink.
"Anjing ni si Amora kenapa suka banget warna pink ya? Geli gue liatnya."
Ia berjalan menuju lemari pakaian. Bisa di lihat dengan jelas bahwa tumpukan baju Amora kebanyakan berwarna pink dan putih. Azara membuka pintu lemari sebelah kanan dan betapa senangnya ia saat menemukan baju-baju, jaket dan Hoodie berwarna hitam kesukaannya. Tak hanya warna hitam, disana ada juga beberapa pakaian berwarna merah Semerah darah yang membuat Azara bergidik ngeri melihatnya.
"Ini si Amora punya dua sisi berbeda apa begimana?" Heran Azara tuh, di lemari sebelah kiri terlihat dengan jelas pakaian Amora yang tampak ketat dan girly. Bahkan seragam sekolahnya pun sangat ketat dan roknya sangat pendek. Tapi di sisi sebelah kanan terdapat pakaian oversize serba hitam, bahkan aksesoris seperti jam tangan, topi dan yang lainnya pun berwarna hitam.
Beralih ke meja rias terdapat banyak sekali make up yang menurut Azara itu sangat menor kalau di pakai.
"Njirr ini make up segini banyak dia pake tiap hari? Geli banget gue liatnya. Gue buang aja lah, maaf ya Ra gue gasuka pake make up soalnya. Nih gue sisain beberapa dah yang sekiranya masi bisa gue pake." Ucap Azara. Azara membuang semua make up milik Amora dan hanya menyisakan beberapa seperti lipbalm, liptint, mascara dan bedak bayi. Selebihnya ia buang ke tempat sampah yang ada di kamar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Bad girl
JugendliteraturAzara Purbalingga Atyatama seorang bad girl yang terkenal dengan kebengisannya itu mati konyol hanya karena menyelamatkan seekor anak kucing. Tapi saat ia membuka mata, bukan surga ataupun neraka yang ia lihat melainkan sebuah ruangan bernuansa puti...