Sesuai apa yang di katakan Amora di sekolah tadi, saat ini mereka Amora dan Lea berada di sebuah kawasan terbengkalai yang hanya ada 2 atau 3 orang saja yang berlalu lalang disana.
"Ra Lo yakin ini tempatnya?" Tanya Lea takut.
"Sesuai apa yang di katakan Amora tempatnya emang di sekitar sini. Kenapa? Lo takut?" Tanya Azara sambil tersenyum mengejek.
"G-gue gak takut ko." Jawab Lea bohong.
Padahal tampak sekali raut wajahnya saat ini pucat pasi menahan rasa takut."Lea Lo itu wakil ketua Black dragon kalo Lo lupa, masa Lo takut di bawa ke tempat gini doang."
Ya Lea memang wakil ketua dari komunitas Black dragon, tapi jujur saja kawasan seperti selalu membuatnya takut.
Setelah berjalan kaki selama 10 menit, sampailah mereka berdua di sebuah bangunan yang Azara yakini itu adalah markas Black rose.
"Siapa kalian?"
Azara maupun Lea sangat terkejut bukan main saat mendengar suara di belakang mereka.
Azara berbalik badan dan...
"Queen, itu Lo kan?" Tanya Resa salah satu anggota Black rose.
"I-iya." Jawab Azara. Ntah mengapa ia menjawab seperti itu, mungkin ini refleks dari tubuh Amora.
"Guysss Queen dateng!! Sini Lo pada!!" Teriak Resa dan setelahnya sekitar 3 orang perempuan dan 4 orang laki-laki pun datang menghampiri mereka.
"Queen Lo apa kabar?" Tanya Sasa. Di Black rose Sasa itu sudah seperti adik bagi Amora.
"Gue baik," Jawab Amora sambil memeluk Sasa.
"Yaudah masuk dulu yukk! Eh dia siapa Ra?" Tanya Bagas sambil menunjuk Lea.
"Dia sahabat gue. Udah yu ah masuk gue mau ngomong sesuatu sama kalian." Ucap Amora.
Semua orang masuk satu persatu kedalam bangunan itu dan Amora pun menjelaskan semuanya dari mulai masalah yang di alami Amora, kesalah fahaman selama bertahun-tahun di hiduo Amora, bahkan ia pun memberi tahu kalau Amora yang asli tuh udah Gaada dan yang sekarang ada di hadapan mereka itu buka Amora melainkan Azara Queen dari Black dragon.
"Jadi gimana? Lo pada gak keberatan kan kalo gue ada di tubuh Amora? Lagian ini juga bukan kemauan gue, Amora sendiri yang pilih gue sebagai ganti dia." Ucap Azara. Sungguh ia tidak enak pada semua anggota Black rose, mereka sangat menyayangi Amora yang asli.
"Gak papa ko kak, kita ngerti. Ini bukan salah Lo kita faham ko, iya kan bang?" Tanya Sasa pada Bagas.
Bagas tampak diam tak menjawab, sungguh ia tak menyangka kalau orang di hadapannya itu bukan Amora yang sesungguhnya. Ia sudah menganggap Amora seperti adiknya sendiri. Tapi apa boleh buat jika takdir berkata lain.
"Emm Lo gak suka gue disini ya bang? Yaidah kalo gitu gue per-"
"Gak, bukan itu maksud gue. Gue bukan gak suka sama Lo tapi, gue masih belum nyangka aja kalo Amora yang gue anggap sebagai adik gue sendiri udah gak ada." Ucap Bagas.
"Maaf," Ucap Azara sambil menunduk. Jujur saja ia merasa sangat bersalah.
"Gak, ini bukan salah Lo gue ngerti ko." Ucap Bagas sambil memeluk Azara ah tidak, memeluk Amora sangat erat.
Ntah mengapa tiba-tiba air mata Amora mengalir begitu saja. Ia sangat nyaman berada dalam pelukan Bagas. Mungkin dalam hidup Amora Bagaslah orang yang selalu ada untuknya.
"Makasih bang udah Nerima gue," Cicit Amora.
"Iya iya, udah ah masa seorang Queen mafia nangis sih kan gak lucu haha," Ucap Bagas menghibur.
"Gue juga manusia kali," Ucap Amora sambil memukul dada bidang Bagas.
Mereka semua tertawa melihat tingkah Queen nya itu.
Semuanya mengobrol, bercerita dan bercanda tanpa adanya rasa canggung di antara mereka.
"Yaudah gue pulang dulu ya, udah mau gelap juga kasian si lele ketakutan." Ucap Amora.
"Neng Lea mau Aa Zaki anterin gak? Biar Neng Lea gak ketakutan." Goda Zaki pada Lea.
"Gak makasih." Tolak Lea.
"Waduhh di tolak gak tuhhh haha" Ejek Resa.
"Heh kalian jangan macem-macem ya, Kak Lea itu wakil ketua Black dragon kalo kalian lupa." Ucap Sasa.
Dan semua orang pun mengangguk untuk membenarkan ucapan Sasa.
"Hehe iya juga, lupa gue." Ucap Zaki cengengesan.
"Yaudah bang, sa, semuanya gue balik dulu ya. Jangan lupa sama ucapan gue tadi, cari bukti apa ja tentang kematian Oma gue."
"Oke siapp gampang itumah." Ucap Aldi.
"Gak mau di anterin sampe sebrang sana aja?" Tawar Bagas.
"Nggak bang gue gak papa ko." Ucap Amora.
"Yaudah hati-hati."
"Iyaa."
Setelah itu Amora dan Lea pun pergi meninggalkan markas Black rose.
•
•
•Sesampainya di rumah.
"Darimana aja Lo jam segini baru balik?" Tanya Albara.
Bisa Amora lihat kalau saat ini teman-teman dari Abangnya itu juga sedang berkumpul disana.
"Bukan urusan Lo." Ucap Amora.
"Lo makin sini gaada sopan santun ya, kita ini Abang Lo! Dimana sopan santun Lo sebagai adek?" Teriak Alvaro.
"Abang? Adek? Sejak kapan kalian jadi Abang gue? Dan sejak kapan gue jadi adek kalian? Bukannya adek kalian itu si Natasya ya? Bahkan saat orang lain maen fisik sama gue cuma buat bela si Natasya kalian diem aja. Itu yang kalian sebut sebagai Abang? Iya?! Dimana-mana juga seorang Abang tuh menjaga adeknya, gak kaya kalian yang bisanya cuma ngomel ngomel dan ngomel. Yang kalian bisa tuh cuma nyalahin gue. Yang kalian bisa tuh cuman tuduh gue. Gue capek bang gue capekkk!! Ntah sampe kapan kalian perlakuin gue selayaknya adik tiri?! Gue capekkk hikss," Amora berlari dan masuk kedalam kamarnya. Ia menangis sejadi-jadinya, ntah mengapa rasanya sakit sekali saat di perlakukan tidak adil oleh keluarga sendiri. Azara tau ini bukan dirinya, ia tau pasti saat ini Amora lah yang mengendalikan tubuh ini.
"Gue cabut ada urusan." Ucap Deza
"Gue juga." Ucap Rayan
Dan setelahnya mereka pun benar-benar pergi dari kediaman keluarga Wijaya.
"Kenapa tu anak?" Tanya Kevin.
Semua orang hanya mengedikkan bahu tanda tidak tau.
Ketiga saudara Amora hanya terdiam dalam lamunan mereka masing-masing.
"Apa gue keterlaluan?"
"Apa iya yang selama ini gue lakuin sama dia bikin dia sengsara?"
"Gue gak tau kalo selama ini Lo sesakit itu."
•
•
•"Anjing kalian!! Bisa-bisanya kalian bikin Amora menderita sampe sejauh ini!! Arghhhhhhhh anjing!!!" Ia melajukan motornya dalam kecepatan tinggi. Tidak peduli sumpah serapah yang ia dapatkan dari pengendara lain.
"Sabar ya Ra, semuanya bakalan baik-baik aja. Gue janji sama Lo, Queen."
☠️☠️☠️
TBCHayolohhh coba tebak siapa yang janji sama Amora bahwa semuanya bakalan baik-baik aja?? Komen yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Bad girl
Roman pour AdolescentsAzara Purbalingga Atyatama seorang bad girl yang terkenal dengan kebengisannya itu mati konyol hanya karena menyelamatkan seekor anak kucing. Tapi saat ia membuka mata, bukan surga ataupun neraka yang ia lihat melainkan sebuah ruangan bernuansa puti...