••Langit aja bisa berubah apalagi manusia••
_Azara
Deza mengejar Amora dengan tergesa-gesa. Ia sangat khawatir karena tiba-tiba saja Amora berlari secepat mungkin meninggalkan parkiran sekolah."Ay tunggu!" Teriak Deza.
Amora pun berhenti karena mendengar teriakkan Deza. Sungguh ia tidak ingin menjadi pusat perhatian.
"Kenapa kak?" Tanya Amora sambil menunduk. Ia tidak ingin Deza sampai tau kalau saat ini ia sedang menahan tangis.
"Hei liat sini coba," Ucap Deza lembut sambil mengangkat dagu Amora. Amora pun mengangkat kepalanya dan memandang tepat ke mata hitam Deza.
"Kenapa hm? Kalo mau nangis ya nangis aja ay gak usah di tahan." Ucap Deza.
"Aku gak papa ko." Ucap Amora bohong.
"Hei mata kamu gak bisa bohong ay."
Deza menarik Amora kedalam pelukannya. Amora ingin menolak tapi tenaga Deza jauh lebih kuat daripada tenaganya. Dengan hitungan detik Amora pun membalas pelukan Deza. Ia menangis dalam pelukan itu. Ia membenamkan wajahnya pada dada bidang Deza agar suara tangisnya bisa teredam.
"Nangis aja ay gapapa." Ucap Deza sambil mengusap punggung dan kepala Amora bergantian. Ia tak peduli pada beberapa murid yang menatapnya bersama Amora.
"Sakit hati banget aku kak, kata-kata yang Kak Reza ucapin itu terlalu hina buat aku." Ucap Amora sambil mempererat pelukannya.
Eh anjing kenapa gue jadi menye-menye gini bangsat? Batin Azara.
Ingat Ra Lo itu Azara bukan Amora. Azara itu cewek kuat dan gak pernah nangis apapun masalahnya. Batinnya lagi.
Amora melepaskan pelukannya secara perlahan. Ia mengusap wajahnya secara kasar.
Deza yang mengerti akan keadaan kemudian tertawa pelan.
"Haha baru liat deh seorang queen secengeng itu." Ucap Deza menggoda.
"Berisik ah kak." Ucap Amora a.k.a Azara secara pelan.
Deza pun dibuat gemas dengan tingkah perempuannya itu.
"Lucu banget heran." Ucap Deza gemas sambil mengusak rambut Amora.
"Kak ko mau gue tendang?" Setelah mengatakan itu Azara auto menutup mulut dengan kedua tangannya.
"Aduh maaf ka aku kelepasan." Ucap Azara merasa bersalah.
"It's oke gapapa sayang aku bisa maklum ko."
Saat asik mengobrol tiba-tiba ketiga saudara Amora menghampiri mereka berdua.
"Mau apa kalian kesini?" Ketus Amora.
"Kalian beneran pacaran?" Tanya Alvaro.
"Iya. Udah kan tanya itu doang? Ya udah gue mau ke kelas bye."
Saat hendak melangkahkan kakinya, tiba-tiba sebuah tangan menghentikannya.
"Apa sihh?!" Ucap Amora sambil menghempaskan tangan saudaranya itu.
"Dek sebenernya..."
"Buruan ngomong elahh bentar lagi bel bunyi."
"Sebenernya kita mau minta maaf." Ucap Abian.
"Atas dasar apa?" Tanya Amora.
"Semuanya. Maaf atas semua yang udah kita lakuin terhadap Lo dek." Ucap Albara.
"Kenapa?" Tanya Amora.
"Apanya yang kenapa? Kita cuma mau minta maaf." Ucap Alvaro dengan nada kesal.
"Oke oke, tapi kenapa tiba-tiba minta maaf gue gak ngerti."
"Jadi kemarin ada seseorang yang kirim sebuah paket ke rumah, dan ternyata isinya sebuah foto² lama dan juga rekaman cctv." Ucap Albara.
"Jadi?" Amora.
"Kita tau sekarang bahwa sebenernya semua itu bukan salah Lo dek." Ucap Alvaro.
"Ck, gue kan bilang dari dulu kalo ini bukan salah gue. Tapi Lo semua terlalu buta dan menulikan pendengaran kalian hanya karena perempuan sialan itu." Ucap Amora menggebu.
"Sorry dek," Ucap mereka bertiga.
"Ya udah lah kita bahas ini nanti aja, bentar lagi masuk, gue gak mau semua siswa disini tau rahasia keluarga kita." Ucap Amora sambil melangkah pergi meninggalkan keempat laki-laki yang notabenenya adalah pacar dan ketiga saudaranya.
"Gercep juga mereka." Batin Amora. Sepanjang perjalanan ia hanya bisa tersenyum misterius yang membuat siapapun bergidik ngeri melihatnya.
☠️☠️☠️
TBC.
Pendek ya hehe sorry sengaja soalnya kedepannya bakal banyak plot twist yang amat sangat tak terduga:)Stay tune jangan lupa votemen
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Bad girl
Teen FictionAzara Purbalingga Atyatama seorang bad girl yang terkenal dengan kebengisannya itu mati konyol hanya karena menyelamatkan seekor anak kucing. Tapi saat ia membuka mata, bukan surga ataupun neraka yang ia lihat melainkan sebuah ruangan bernuansa puti...