[BOOK 1] Mr. CEO, Memanjakanku 100%

Bab 502-504

Bab 502: Takut Dia Akan Dicuri

Tak hanya itu, Philip bahkan menganggap Xinghe sebagai saudara tirinya. Dengan kata lain, Xinghe adalah saudara perempuan presiden. Dia berjanji akan menghargai kelompok Sam.

Dengan janji itu, Xinghe berhenti mengkhawatirkan teman-teman barunya.

Dia telah menghabiskan sekitar satu bulan di Negara Y. Tidak ada yang tahu kapan dia tiba, dan juga, tidak ada yang menyadari dia akan pergi.

Hanya sekelompok kecil temannya yang datang untuk mengucapkan selamat tinggal.

"Saudari, jika kamu mempunyai permintaan atau kesulitan di masa depan, jangan ragu untuk datang kepadaku. Kelly dan aku akan selalu mengingat semua yang telah kamu lakukan untuk kami; kamu adalah bagian dari keluarga kami sekarang," kata Philip kepada Xinghe dengan serius.

Xinghe terkejut karena Philip serius menganggapnya sebagai saudara perempuannya. Lagipula, mereka baru mengenal satu sama lain selama beberapa hari. Namun, Philip bersikeras karena dia tahu operasi ini tidak akan berhasil tanpa bantuannya.

Xinghe mengangguk. "Aku mengerti, jangan khawatir, kalian berdua akan mendapat tempat di hatiku."

"Xinghe, jangan lupakan kami juga. Kami pasti akan mencarimu saat kami punya waktu. Jika kamu membutuhkan bantuan kami, jangan ragu untuk bertanya," Ali pun memberitahunya dengan berat hati.

Sam tersenyum, mencoba mencairkan suasana. "Meski kita baru mengenal sebentar, tapi jangan lupa, kamu akan selalu menjadi salah satu dari kami."

Xinghe mengangguk sambil tersenyum. "Tentu saja. Sebenarnya aku sangat menghargai bantuanmu, jadi jika kamu membutuhkan bantuanku, silakan datang dan temukan aku, aku akan membantu semampuku."

Ini adalah janji yang akan ditepati Xinghe selama dia bisa hidup. Dia tidak memberikan janji dengan mudah, tapi jika dia menepatinya, dia akan menepatinya seumur hidup.

"Xinghe, aku benar-benar tidak ingin kamu pergi," Ali menariknya untuk dipeluk. Ini mungkin pertama kalinya wanita yang keras kepala itu menunjukkan sisi rentannya. Dia tidak punya banyak teman wanita, Xinghe adalah satu-satunya.

Xinghe bukan orang yang menyukai perpisahan yang sentimental, dia menghibur Ali dengan agak canggung, "Aku akan datang berkunjung ketika aku punya waktu."

Mubai mengingatkan mereka, "Kita harus pergi sekarang, jangan khawatir, saya yakin kita akan bertemu lagi suatu hari nanti."

Ali akhirnya melepaskan Xinghe dan dia melambaikan tangan, "Xinghe, semoga perjalananmu aman, kita akan pergi berkunjung ketika semuanya sudah beres di sini."

"Baiklah, selamat tinggal semuanya," Xinghe juga melambaikan tangan pada mereka saat dia ditarik ke pesawat oleh Mubai.

Ali dan yang lainnya tetap tinggal sampai pesawat Mubai menghilang ke langit. Xinghe melihat mereka masih melambai padanya dari jendela dan dia tidak bisa menahan senyum.

Sebelumnya dia hanya punya sedikit atau hampir tidak punya teman, tetapi sekarang, dia mendapati dirinya bersama semakin banyak orang yang bisa dia sebut sebagai teman...

"Sebenarnya aku tidak menyukainya," kata Mubai tiba-tiba di sampingnya.

Xinghe menoleh untuk melihatnya dengan tatapan bingung. Mubai tidak tahu bagaimana dia harus menjelaskan dirinya sendiri. Dia menatapnya dan mengalihkan pandangannya. Dia mengeluh dengan sedikit ketidakpuasan, "Aku tidak suka kamu bergaul dengan mereka karena mereka akan menyita perhatian dan waktumu yang seharusnya bisa dihabiskan bersamaku."

Awalnya, hanya dia yang tahu bagaimana menghargai Xinghe. Sekarang dia takut, karena semakin banyak orang yang menyukainya, dia akan diambil darinya.

Tak perlu dikatakan lagi, Xinghe tidak mengerti apa maksudnya. Ia menjelaskan dengan jelas, "Tetapi mereka adalah teman-temanku, jadi wajar saja jika aku menghabiskan waktu bersama mereka dan memberikan perhatian pada mereka."