[BOOK 1] Mr. CEO, Memanjakanku 100%

Bab 316-318

Bab 316: Keberanian dan Pikiran Jernih

Maksudmu Ye Shen? Xinghe tertawa kecil. "Dia bukan suamiku."

"Aku tahu kalian berdua sudah bercerai tetapi hubungan kalian dengannya tidak dapat disangkal. Bicaralah, di mana barang yang dia berikan padamu?" Pria itu bertanya dengan malas. Nada suaranya penuh percaya diri seperti seorang raja. Mungkin di matanya, wanita tidak lebih dari kelinci yang lucu. Mereka melontarkan pukulan yang lemah dan dapat dengan mudah dicekik kapan saja.

"Benda apa?" Xinghe mengangkat alisnya tetapi saat kata-kata itu keluar dari mulutnya, dia mengerti. Mereka menculiknya demi kristal energi.

Jadi siapakah orang-orang ini dan mengapa mereka tertarik dengan kristal tersebut?

Siapa yang memberitahumu bahwa hal yang kamu bicarakan itu ada bersamaku? Xinghe balik bertanya, sama sekali tidak takut untuk memberi tahu dia bahwa dia menyadari apa yang dia maksud.

Pria itu terkekeh pada dirinya sendiri. "Mantan suamimu melakukannya."

"Dan kamu percaya padanya? Apakah kamu bodoh atau terbelakang?" Xinghe menegurnya tanpa ampun, sama sekali tidak seperti orang yang disandera.

Wajah pria itu membeku. "Jadi maksudmu, itu bukan denganmu?"

"Di mana Ye Shen?" Xinghe bertanya bukannya menjawab.

"Dia meninggal!"

Xinghe berharap banyak tetapi mendengarnya dikonfirmasi masih sedikit mengguncangnya.

"Jadi, informasi terakhir yang dia berikan kepadamu sebelum dia mengambil risiko adalah apakah masalahnya ada padaku?" Xinghe bertanya dengan tidak percaya seolah dia terkejut dengan sifat mudah tertipu pria ini.

Untuk beberapa alasan, pria itu merasa wanita itu sedang marah padanya dan dialah yang harus disalahkan atas situasi ini.

"Kamu adalah mantan istrinya, meskipun benda itu bukan milikmu, pasti kamu tahu di mana tempatnya. Lagipula, sepertinya kamu tahu identitas benda itu, bukan?"

Xinghe tertawa di wajahnya. "Itu mungkin benar tapi sulit dipercaya betapa bodohnya kalian. Bukankah kalian sudah melakukan penelitian sebelum memutuskan untuk menculik seseorang? Ye Shen dan aku seperti api dan air! Oleh karena itu, bagaimana dia bisa memberikan benda itu kepadaku atau bahkan memberitahuku di mana dia menyembunyikannya‽"

Wajah pria itu semakin muram.

Memang benar, dari informasi yang mereka kumpulkan, sepertinya Ye Shen mempunyai kecenderungan menggunakan istrinya sebagai samsak tinju. Namun, Ye Shen mengakui bahwa dia memberikan benda itu padanya dan orang yang hampir mati, menurut pengalaman mereka, tidak berbohong. Jadi, pria itu bersikeras bahwa benda itu ada padanya atau setidaknya Xinghe tahu di mana Ye Shen menyembunyikan benda itu.

Bagaimanapun, mereka tidak punya petunjuk lain untuk diajak bekerja sama selain dia.

Ibu dan saudara perempuan Ye Shen sungguh bodoh. Sedikit pengujian dan jelas mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi. Sebaliknya, wanita di hadapannya adalah seorang pemberani dan memiliki pemikiran yang baik. Tampaknya dia adalah pilihan terbaik.

"Nona Xia, aku akan menemuimu untuk terakhir kalinya. Jika kamu memberitahuku di mana benda itu berada, aku akan melepaskanmu. Jika tidak, nasib Ye Shen akan menjadi milikmu juga," ancam pria itu. Nada suaranya datar tapi itu hanya menambah kesan berbahaya pada kata-katanya. Wanita lain mana pun dan mereka mungkin akan kencing di celana.

Xinghe bahkan tidak berkedip. "Bagaimanapun juga, Ye Shen sudah mati, jadi seberapa bisa dipercaya kata-katamu?"

Pria itu tersenyum. "Apa pilihan lain yang kamu punya?"