Prolog

5.2K 617 130
                                    

Siti Rukhanah,

Biasa dipanggil Siti. Mafa, rendang jengkol. Mifa, es teh ginastel! Pecinta dangdut garis keras. Cita-cita jadi orang kaya-raya. Aku asli dari Boyolali. Bisa ngomong bahasa Indonesia tapi kata orang-orang, aku ngomonge medok.

Alah yo wis ben! Yang penting kalian tahu apa yang aku omongin.

Jadi gini gaes, aku ikut Mbak Sisi ke Jakarta. Mak jegagik, Mbak Sisi nawari aku keja sama dia. Kebetulan omahku bar kobongan.

(*mak jegagik: tiba-tiba
*bar kobongan: habis kebakaran)

Aku stress tenan. Mumet, pengen ngamuk, tapi kok lawanku geni gede.

(*geni gede: api besar)

Ujunge aku cuma bisa pasrah nonton rumahku kobong. Yang bisa dislametin cuma baju-baju sama sertipikat penting. Lainnya hilang jadi abu sama arang.

Termasuk baju-baju daganganku. Semua habis. Nggak belum habis dari daganganku cuma utang. Dua hari sebelumnya aku baru kulakan baju, baru aku DP 50%, eh malah kena musibah.

Waktu aku lagi putus asa. Tiba-tiba Mbak Sisi dateng nawarin kerja sama dia. Waktu baca penjelasannya dia pengen buka cafe yang nyediain roti, sama olahan susu dari peternakan bapaknya,  aku sempet nggak tertarik.

Aku pikir dia cuma mau ngenyek atau ngejek aku, karena sekarang aku gembel miskin yang tinggalnya numpang di rumah tetangga.

Tapi setelah aku pikir-pikir dia sepertinya bukan orang seperti itu. Dengan tetangga lain dia juga orangnya pedulian dan nggak sombong.

Akhirnya aku terima tawarannya.

Aku ngerasa kayak orang nggak tahu diri. Aku dulu nggak suka sama Mbak Sisi. Mungkin rasa nggak sukaku ini karena aku iri sama dia.

Ya gimana nggak iri.

Waktu pertama lihat orangnya. Batiku, "ayune pol! Awake duwur pas ora kuru ora lemu kulite kuning resik!"

(*cantik pol. Badannya tinggi pas enggak kurus enggak gendut, kulitnya kuning langsat bersih)

Yang kayak Mbak Sisi kenapa harus ada di desaku? Apalagi dia dijodohin sama Mas Ayash.

Mas Ayash. Carik ganteng, single, sopan, alus, sugih sisan!

Wedok'an desaku yen reti Mas Ayash langsung ngibrit pengen jadi bojone!

(*perempuan-perempuan desaku kalau lihat Mas Ayash langsung lari kencang pengen jadi istrinya)

Mas Ayash itu sebaik-sebaiknya laki-laki yang pernah tak temui.  Bukan cuma anak-anak muda. Bude-bude, mbok-mbok, mbah-mbah, kalau lihat Mas Ayash langsung mesem atau tersenyum. Mas Ayash adalah sebuah perwujudan kesempurnaan anak laki-laki idaman semua orang.

Mas Ayash sama Mbak Sisi. Kalau mereka digabung, rasanya dunia makin gak adil buatku.

Mas Ayash sing ganteng dapet Mbak Sisi sing ayu. Sudah begitu, dua-duanya anak orang kaya.

Apa nggak iri lihatnya?

Padahal, aku wis seneng Mas Ayash dari SD! Mas Ayash itu kakak kelasku beda setahun. Waktu aku dinakali anak laki-laki lainnya, cuma Mas Ayash sing belain aku.

"Kribo!"

"Rambutmu kayak sarang tawon!"

"Bo, kriblo"

"Ti, Siti! Jongkatmu ceklek ora?"

Suara ejekan anak-anak laki-laki yang sedang bermain di bawah pohon talok mengolok-ngolokku. Padahal aku lagi meneng dolananan masak-masakan bareng temen-temenku yang lain.

Siti! Oh? Shit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang