Chapter 1

700 36 0
                                    

Warning typo bertebaran, beberapa kata/kalimat suka bikin tebak-tebakan tolong di komen yhh beberapa kata yang typo biar di benerin itung-itung nambah pahala bantu Author sengklek ini.

















“BERHENTI DI TEMPAT!” teriak salah satu anggota keamanan negara siapa lagi kalau bukan polisi yang mengejar sang bandar judi yang telah mendirikan kasino sebanyak limabelas cabang.

Dor

Bunyi suara tembakan tidak diindahkan oleh telinga Ale yang masih menancapkan motornya untuk mengebut dan menghindari dari kejaran polisi.

Suara gas motor dan sirena mobil polisi mengalun di kegelapan malam dan lebatnya hutan pada saat itu.

“Sialan mereka tak kunjung pergi!”

Brrrmmmm....

Di saat Ale berusaha menelusuri jalanan tiba-tiba dia melihat sebuah jalan setapak yang lumayan kecil, pasti mobil polisi itu tidak akan bisa mengejar sampai kesini pikirnya.

Ale pun langsung melajukan motornya kearah sana dan tiba-tiba di depannya ternyata terdapat jurang dan langsung saja Ale cepat-cepat merem motornya, namun karena jalanan hutan yang licin membuat rem itu tak berguna.

Ckittt....

Brakk...

Byurrt...

Tubuhnya terjatuh dari atas tebing kek sebuah laut di bawahnya.

Tubuh Ale terus terombang-ambing oleh sungai dan derasnya hujan pada malam itu.






“Ale...”

“Le.”

“Sayang.”

Suara itu yang terdengar di indra pendengaran Ale saat pertama kali dia bangun, dan jangan lupakan alat dan mesin rumah sakit yang berbunyi di Indra pendengaran Ale.

“Ale syukur lah nak kau telah sadar.”
Ucap seorang dokter wanita yang sedang menatap Ale, lalu dokter itu pun memeriksa denyut nadi Ale kembali dan saat itu terdengar helaan nafas lega.

“Kau siapa?” tanyanya dengan suara serak.

Lalu kemudian Dokter itu pun mengecek tubuh Ale kembali dan dia pun kembali membuat wajah khawatir saat melihat Ale yang seperti tak mengenalnya.










“Ale apakah kamu tidak ingat mamah?” tanya dokter wanita itu lagi sambil menunjuk dirinya namun Ale hanya menggelengkan kepalanya, sejak kapan dia memiliki seorang ibu.

“Sepertinya Ale mengalami amnesia,”  kemudian suster itu pun hanya menganggukkan kepalanya.

“Tidak apa-apa Ale mamah akan membantu mu memulai hidup baru dan memperkenalkan kembali sesuatu yang tak kau ingat,” lalu mengelus kepala Ale dengan lembut setelah itu wanita itupun berdiri dari kursinya.

“Mamah izin bekerja dulu yah, nanti sore mamah kesini lagi dan masak masakan kesukaan Ale, mari sus,” lalu dia pun pergi tak lupa mengenakan kembali pakaian dokternya yang tadi sempat di lepas.

“Siapa dia?”

“Mamah, aku bahkan tidak punya orang tua.”

“Ahhh, bodo amat deh yang terpenting aku harus pergi dari sini.” lalu Ale pun dengan nekad melepaskan infus yang terpasang pada tangannya.








Ale berlari dengan tergesa-gesa menelusuri lorong rumah sakit membuat orang mengira jika anak itu di kejar oleh seseorang.

“Eh itu bukannya anak dari dokter Erlina?” ucap salah satu suster yang bekerja di rumah sakit itu.

“Ale kau ingin kemana!?” teriak salah satu suster itu namun tak Ale gubris dia terus berlari ingin meninggalkan tempat ini.

“Itu bukan Ale bos?” tanya salah satu pria yang sepertinya berniat untuk menjenguk anak itu.

“Weh, Ale jan lari!” dan pria itupun juga mengejar Ale membuat anak itu semakin panik dan terus berlari.

“Ya tuhan mimpi apa aku semalam, mendingan mimpi setan kalo gini mah,” ucapnya sambil berlari.





Saat Ale sudah sampai di gerbang rumah sakit tiba-tiba seorang pria paruh baya memanggil namanya.

“Den Ale, cepat kesini!” sambil membukakan pintu mobil tanpa ba-bi-bu Ale pun segera masuk kedalam mobil itu yang kemudian melaju meninggalkan tiga pria yang mengejarnya.

“Aduh den den, Abang tadi udah deg degan teman yang suka membuli den Ale tiba-tiba datang untung den Ale bisa kabur dari kejaran tiga orang itu, lagian kenapa sih den harus di Pendem kasih tahu nyonya ajah kalo den Ale selalu di buli di sekolah.” ucap pria itu yang sedang menyetir, mendengar ucapan pria yang ada di depannya Ale pun hanya bisa mengerutkan keningnya bingung.

“Ale siapa sibang, keknya salah orang.”
ucap Ale yang merasakan bingung dengan orang-orang yang ada disekitarnya yang selalu memanggil namanya namun dirinya tidak mengenalinya.

“Yah, Ale Lasgar Wijaya masa lupa sih den sama nama den sendiri.”
Ale pun hanya bisa mengerutkan dahinya bingung dan tambah bingung dan terkejut saat Ale melihat kaca spion yang ada di dalam mobil.

“Wah, siapa itu!” teriaknya panik sambil memundurkan tubuhnya dan melihat kek belakang dan kanan kiri ternyata hanya ada dia di belakang bersama pria paruh baya itu di depan.

“Den den Ale kenapa, kok kaget lihat muka sendiri?” bingung pria yang sepertinya menjabat sebagai supir itu.

“Sudah sampai di rumah den, silahkan turun.” sambil membukakan pintu mobil itu dan mempersilahkan Ale.

“Ini maksudnya apa yah?” gumamnya pada diri sendiri.







“ALE!” teriak mamah Ale saat memasuki rumah itu dan membuka pintu di sana terlihat Ale yang sedang duduk sambil menonton TV.

“Ya tuhan Ale, ternyata kamu mau cepat-cepat pulang nak.”

“Tapi Ale harus tunggu dua hari lagi untuk sembuh maksimal Ale,” ucap sang mamah namun Ale hanya bisa berfikir keras.

“Emang Ale kenapa mah?” tanya Ale bingung pada sang mamah.

“Ale kamu di kabarkan oleh temen kamu, kalo kamu melakukan bunuh diri nak, sebelum kamu amnesia.”
Jelas mamahnya dengan khawatir yang membuat dirinya tertegun dan bingung.











JUDI ROMANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang