chapter 18

238 29 0
                                    


Warning typo bertebaran, beberapa kata/kalimat suka bikin tebak-tebakan tolong di komen yhh beberapa kata yang typo biar di benerin itung-itung nambah pahala bantu Author sengklek ini.

Btw komen g apa g curhat juga boleh biar gw lihatnya makin semangat gitu buat up, komen Napa komentar yg nyeleneh juga gpp kalo mau curhat masalah idup disini juga gpp, mau ngumpat kek temen tapi gak bisa lampiasin ajh di book ini, yahh Jan diam-diam Bae biar tau gue kalo lupada idup yeh.

......















“Baik babak pertama akan di mulai silahkan kalian memilih kartu pilihan kalian,” ucap sang bandar terhadap empat orang yang ada di depannya yang sekarang tengah serius untuk memilih kartu keberuntungan untuk tim mereka.

Setelah selesai memilih kartu masing-masing mereka pun kemudian semuanya meletakkan kartu yang mereka pilih kek atas meja kaca tersebut.

Dengan kartu yang Xafier miliki adalah kartu nomor 4, Ale nomor 7, Yuri nomor 3 dan Baskara nomor 6, maka tim yang menang adalah tim Ale dan Xafier di babak pertama ini.

“Tim Xafier dan Ale memenangkan babak pertama.”

“Akan aku habisi sampai babak terakhir dan akulah pemenangnya,” bisik Xafier pada Baskara yang hanya menatapnya dengan sinis dan keringatnya yang sebesar biji jagung, lalu melihat kek arah Yuri yang hanya tersenyum manis.

“Baiklah babak kedua akan dimulai kembali silahkan masing-masing dari kalian mengeluarkan kartu keberuntungan kalian kembali,” ucap bandar dengan senyuman khasnya.

“Kau tahu Baskara, walaupun kau sekarang menjabat sebagai ketua osis bukan berati aku akan tunduk padamu,” ucap Yuri dengan bisiknya kepada Baskara dan kemudian mengeluarkan tawa khasnya membuat semua orang yang mendengarnya merinding.

“Menurut ku hanya ada satu ketua di sekolah ini, yaitu,” sambil menunjuk kek arah Xafier yang hanya menatapnya dengan pandangan datarnya.

“Xafier.”

Baskara yang mendengar ucapan dari Yuri tentu saja membuatnya marah karena ternyata selama ini Yuri telah mengkhianatinya.


Flashback

Yuri pun berjalan kek arah Xafier dengan keadaan tubuhnya yang bugil lalu menggoda tubuh itu seakan-akan seperti jalang yang ada di luar sana.

“Apa yang akan aku dapatkan, jika aku membuatmu menang di pertandingan itu?” tanya Yuri dengan nada manjanya lalu bersandar pada dada kekar itu dan menikmati setiap lekukannya.

“Apapun itu Yuri, aku bisa menjadi milikmu jika kau berhasil,” bisik Baskara dengan seduktif mungkin di telinga Yuri.

“Kau tahu Xafier, sangat sulit membuat Baskara untuk mengalihkan perhatiannya agar tidak memikirkan strategi kecurangan saat berjudi di final nanti.”

“Tanpa kau membantuku apakah itu tidak termasuk curang?”ucapnya dengan kekehanya.

“Jikapun Baskara akan melakukan itu, aku bisa melewatinya dengan mudah,” beritahu Xafier kepada Yuri yang di jawab gelengan.

“Tidak aku hanya ingin memberikan terbaik pada dirimu,” ucapnya lalu memeluk tubuh kekar itu dengan pelukan yang penuh cinta.

Flashback end


BRAKH...

“Kurang ajar kau Yuri!” teriak Baskara sambil menunjuk kek arah Yuri dengan matanya yang merah seakan menahan sebuah amarah.

Sedangkan Ale yang mendengar hal itu hanya tersenyum puas jadi sekarang pertandingannya bukan dua lawan dua melainkan tiga lawan satu.

“Sangat menarik,” bisik Ale yang di dengar oleh Xafier dan pria tampan itu hanya tersenyum angkuh kepada Ale lalu berbisik.

“Apa kau senang?” tanya Xafier dengan nada pelan.

Mereka sudah siap dengan kartu masing-masing dan kemudian mereka menaruh kartu itu di atas meja kaca dan kartu yang di keluarkan Yuri adalah nomor 1 dan Baskara nomor 7 sedangkan Xafier nomor 7 dan Ale nomor 6.

Kartu yang di keluarkan Baskara dan Xafier sama jadi angka mereka tidak di hitung jadi angka yang paling tinggi adalah milik Ale.

“Tim Ale dan Xafier  memenangkan babak kedua selanjutnya jika tim Xafier dan Ale menang lagi permainan akan berhenti dan tim Xafier dan Ale akan mendapatkan kemenangan,” jelas sang bandar kepada para penonton dan pemain yang sedang fokus memainkan permainan judi itu.

“Ahhh sudahlah Baskara kekalahan mu ada di depan mata lebih baik menyerah saja,” sambil mengelus pundak Baskara yang naik turun akibat nafasnya yang tidak beraturan karena geram melihat Yuri yang sepertinya mempermainkannya.

“BAJINGAN!” umpatnya pada wanita yang ada di depannya.

“Baik babak ketiga akan di mulai silahkan kalian memilih lagi satu kartu yang akan di lawan,” beritahu bandar itu dan dituruti dengan para pemainnya yang langsung mengangkat kartu mereka dan segera menaruhnya.

Dengan kartu Xafier yang mengeluarkan nomor 5, Yuri nomor 5 dan Baskara nomor 4 sedangkan Ale mengeluarkan kartu jokernya.

Kartu milik Xafier dan Yuri sama jadi kartu mereka tidak masuk dalam hitungan atau mati sedangkan kartu milik Baskara dan Ale kartu mereka hidup.

“Ahhh Xafier sepertinya kita berjodoh, terbukti kartu kita sama,” ucap Yuri sambil menunjukan kartu mereka berdua.

Sedangkan Baskara hanya bisa memasang wajah kesalnya saat dia tahu bahwa sekarang dia akan mendekati kekalahannya dan dirinya akan dipermalukan oleh murid-murid sekolah yang melihatnya.

“Silahkan Ale karena kau telah mengeluarkan joker sendiri, kau bisa memilih angka berapa untuk di lawan,” ucap Bandar itu mempersilahkan Ale untuk memilih angka keberuntungannya.

“Aku pilih angka 1,” ucapnya membuat seluruh murid terkejut atas pilihannya bagaimana bisa angka yang dia pilih  adalah pilihan yang membuat dirinya kalah pada babak ini dan membiarkan tim lawan secara percuma-cuma memenangkan babak ini.

“Apa yang kau lakukan Ale!” teriak Yuri penuh amarah.

“Baik kartu Yuri dan Xafier mati sedangkan kartu Ale bernomor 1 sedangkan Baskara memilih kartu 5 maka tim Baskara dan Yuri pemenang babak ketiga ini,” beritahu bandar itu dengan penuh senyumannya yang sepertinya permainan ini sangatlah menarik.

“APA KAU SUDAH GILA!” teriak Yuri penuh amarah sedangkan Xafier hanya diam saja menatap datar meja yang ada di depannya.

Namun Ale hanya bisa tertawa geli melihat raut wajah mereka yang terkejut.

“Ini baru yang dinamakan judi.”












....

“Sesuatu yang menantang terkadang lebih menarik daripada di zona nyaman,”—Author sengklek.

JUDI ROMANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang