Warning typo bertebaran, beberapa kata/kalimat suka bikin tebak-tebakan tolong di komen yhh beberapa kata yang typo biar di benerin itung-itung nambah pahala bantu Author sengklek ini.
“Jika kau ingin bebas dari pembulian itu dan menghilangkan nametag yang ada di pakaian mu, kau harus memenangkan sebuah judi dan membayar utang mu.”
Jelasnya membuat Ale mengerutkan keningnya.“Bagaimana caranya agar bisa berjudi?”
“Mudah saja kau bisa mengajak siapapun berjudi dan bertaruh apapun, jika mereka menolak tanpa alasan yang jelas maka mereka akan mendapatkan sebuah denda.”
Sekarang Ale berjalan kek arah kelasnya kembali dengan seringnya yang sangat bahagia mengingat Xafier yang memperlihatkan hutang yang dia miliki sebesar enamratus miliar dalam hati Ale bujuk buset gimana nih orang gak mau bunuh diri.
“Radit!” panggil Ale di depan kelas membuat perhatian sekelas tertuju pada dirinya.
“Ada apa kau teriak-teriak?” tanya Radit yang tadi sempat di bogem oleh Ale.
“ayo kita berjudi.”
Lantas seisi kelas tertawa geli mendengar ucapan Ale.“Apa, utang kau saja belom di bayar, and sekarang kau mau berjudi dengan ku?”
“Kau mau taruhan dengan apa Ale?”
Seisi kelas tertawa geli mendengar ucapan dari Radit.“aku meminjam uang kek tua osis,” sontak ucapan dari Ale membuat seisi kelas hening lantas dia menarik pakaian Ale dan menatapnya dengan tatapan tajam.
“Kau bodoh atau tolol, kalau kau minjem uang kek ketua OSIS, itu dampaknya yang kena satu kelas kalau kau tidak bisa membayar utangmu!”
“Kalo kamu ingin aku melunasi hutang ku dari ketua OSIS ayo berjudi dengan ku.”
“Berapa uang yang kau pinjam?” tanya Radit dengan nada rendahnya.
“Satu miliar untuk membuat sepakat taruhan, jaga-jaga jika aku kalah.”
“Jika kau kalah dan kau tidak bisa membayarnya bagaimana, sebagai ketua kelas aku tidak ingin mengorbankan kelas ini menjadi ancaman OSIS.”
Sial Ale baru tahu jika resiko meminjam uang dari OSIS sangat merugikannya dan yang lain.
“Aku akan bertanggung jawab, aku akan menjual sebagian dari organ ku untuk membayar uang OSIS jika aku kalah,” ucap Ale yang membuat satu kelas tertegun dengan sebuah taruhan yang Ale berikan.
“Baiklah jika kau bersikeras.” ucap Radit dengan penuh seringai.
“Kita akan bermain boneka rambut yaitu Boneka yang dimana mereka harus menarik salah satu rambut dari boneka itu sampai salah satu pemain menemukan rambut yang tidak bisa di tarik dan membuat boneka ini berbunyi dengan mengeluarkan suara bayinya maka permainan berhenti dan yang menarik kalah, setiap pemain boleh mengambil resiko dengan menarik lebih dari satu rambut.”
Lalu kemudian Radit mengeluarkan boneka yang dimana ada sekitar sepuluh rambut yang ada di kepala Bonek itu.
“Silahkan kau dulu,” lalu Ale pun menarik salah satu rambut di kepalanya dan kemudian aman.
Dan setelah itu Radit juga menarik tali di rambut boneka itu dan kemudian tidak terjadi apa-apa.
Cetak...
“Sudah sekarang giliran kau lagi Ale.”
Sekarang tersisa delapan tali di rambutnya dan sekarang giliran Ale yang mengeluarkan seringainya.Ale pun menarik satu helai rambut lagi dan sekarang tidak terjadi apa-apa lagi sungguh beruntung bukan.
“Rupanya kau menggunakan keberuntungan mu dua kali.” sambil menyeringai kek arah Ale yang hanya tersenyum manis, sedangkan Radit tertegun dengan senyuman itu baru pertama kali dia melihat Ale tersenyum menyeringai kepadanya.
Cetak...
Kemudian Radit menarik dua helai rambut itu yang kemudian tersisa hanya lima dan itu membuat siswa yang lain hanya menatap remeh kek Ale karena sudah dua kali Ale bermain judi boneka itu dengan Radit dan selalu kalah di sisa tali kek lima.
“Permainan yang mudah di tebak.”
Cetak...
Lalu Ale menarik empat rambut yang ada di kepala boneka itu membuatnya tersenyum puas melihat ekspresi Radit yang sepertinya sangat terkejut.
Dan seisi kelas pun juga sangat terkejut bagaimana mungkin Ale menarik empat sekaligus rambut dari boneka itu dengan percaya diri tanpa ada rasa ragu.
Sedangkan Radit hanya bisa mengepalkan tangannya apakah Ale sudah mengetahui trik curang nya, batin Radit.
Dan helai rambut di boneka itu tinggal satu yang dimana sudah pasti rambut asli yang tidak bisa di tarik ada pada helai rambut itu.
Kemudian Ale pun berjalan kek arah Radit dan membisikkan sesuatu, “hanya dua pilihan kau mengaku kalah atau kau menarik satu helai rambut pada boneka itu dan semua trik curang permainan mu terbongkar.”
“Ba— bagaimana kau mengetahuinya?”
Ale pun hanya bisa tersenyum manis dan melihat remeh kek arah Radit.“Semua rambut pada boneka, semuanya bisa dicabut.” sambil mengelus kepala boneka itu.
“Namun ada teknik cara mencabutnya jika kau menemukan rambut asli dari boneka itu, yaitu dengan cara mencabut paksa rambut boneka itu bukan?” sambil mengelus tengkuk Radit yang sedang berkeringat dingin.
“Kau harus cepat mencabut paksa rambut asli boneka itu sebelum boneka itu bereaksi dan berbunyi, jika kau bertanya bagaimana aku tahu tentu saja dengan suara dari rambut yang kau cabut itu memang suara biasa bagi mereka yang mendengarnya namun bagi ku itu adalah kelemahan mu,” bisiknya yang hanya di dengar mereka berdua.
“Aku mengaku kalah.” suara dari Radit yang tiba-tiba menggema di kelasnya dan membuat para murid kelas terkejut, bagaimana ketua kelas mereka di kalahkan oleh pecundang yang selama ini selalu kalah bermain dengannya.
“Siapa kau?”
KAMU SEDANG MEMBACA
JUDI ROMANCE
Teen FictionEnd BL Ale yang nasibnya emang lagi apes sama kek si Reza tuh nasib emang kembaran bedanya Reza apes pas lagi balapan mati nah bedanya si Ale apesnya mati gara-gara di kejar polisi. Nah keknya nih malaikat Ale sama Reza sama bedanya nih takdirnya be...