Warning typo bertebaran, beberapa kata/kalimat suka bikin tebak-tebakan tolong di komen yhh beberapa kata yang typo biar di benerin itung-itung nambah pahala bantu Author sengklek ini.
Ceklek
“Xafier!” teriak Ale saat membuka pintu kamar Xafier dan dia melihat Xafier sedang tidur dengan seorang wanita di dalam pelukannya.
“Apa yang kau lakukan!” marah lagi Xafier saat melihat Ale yang main masuk saja tanpa seizinnya dan bingungnya kenapa Ale bisa masuk kek dalam apartemennya namun saat di pikir-pikir seingatnya kartu cadangan hanya ada di lemari buku, segera saja Xafier membuka lemari buku itu dan benar saja kartu apartemennya tidak di temukannya.
“Kau mencurinya?” tanya Xafier dengan nada menahan amarahnya.
“IYAH DAN DISINI AKU BERNIAT INGIN MENGEMBALIKANNYA DAN MEMINTA MAAF KEPADA MU ATAS APA YANG AKU PERBUAT!” marahnya pada pria yang dia cintainya itu sedangkan sang empu hanya bingung saat mendapati justru Ale yang memarahinya.
“Tapi sepertinya kau tidak memperdulikan kata maaf ku,” ucap Ale dengan bola mata yang berkaca-kaca melihat pria dengan telanjang dada hanya terdiam melihat kek arahnya.
“Sekali lagi aku minta maaf, aku mengembalikan kartu ini,” sambil memberikan kartu itu kepada Xafier dan Xafier pun menerimanya dengan ekspresi bingung.
Kenapa disini justru Ale yang merasakan amarahnya seharusnya sekarang Xafier sudah memarahinya dan mencaci makinya sampai habis karena telah mencuri kartu cadangan apartemennya bukan menerima amarah dari Ale.
Di saat Ale sedang merasakan kesedihan tiba-tiba dia mendapatkan notifikasi dari handphonenya, dan tanpa menunggu lama diapun mengecek pesan apa yang sampai pada ponselnya.
Dan betapa terkejutnya ternyata pertandingan judi tidak jadi di undur dua minggu melain ini akan di adakan besok.
“Bisa-bisanya disaat aku sedih seperti ini perjudian ini tidak jadi di undur, tuhan memang tahu cara menghiburku.”
Sementara di tempat lain Baskara sedang mengamuk di dalam kamarnya di karena info yang tiba-tiba muncul di grup informasi pertandingan judi itu.
“ARGHH... BRENGSEK KAU YURI!” sambil membanting semua barang yang ada di sekitarnya tanpa rasa ampun.
Langsung saja Baskara segera menelpon seseorang yang membuatnya naik pitam saat ini, disaat menunggu panggilan telepon itu tiba-tiba suara yang di nanti terdengar di dalam ponselnya.
“Halo.”
“APA YANG KAU LAKUKAN JALANG, KITA BELUM MEMPERSIAPKAN KECURANGAN UNTUK MENGALAHKAN XAFIER DAN DENGAN BODOHNYA KAU MELAKUKAN INI!” amuknya pada seseorang di balik telepon tak lain itu adalah Yuri.
“Kau tenang saja aku sudah mempersiapkannya.” ucapnya dengan santai lalu setelah itu Baskara pun mulai menetralkan kembali amarahnya.
“Baiklah namun jika gagal kau yang akan habis.” lalu hanya terdengar suara tawa yang melengking di balik ponsel itu dan kemudian sambung telepon itupun mati di putus oleh sepihak.
Sedangkan Xafier yang melihat pengumuman itu hanya bisa menyeringai senang, “Buatlah sesuatu yang menarik Yuri, kau memang menarik.”
Lalu kemudian matikan ponsel itu dan menaruhnya kek laci meja, namun saat Xafier sedang menertawakan Baskara yang bodoh itu tiba-tiba seorang wanita keluar dari kamar mandi.
“Sesuai keinginanmu bukan, Xafier,” ucap Yuri sambil melepaskan tali bra-nya lalu berjalan kek arah Xafier.
Keesokan paginya seluruh siswa di buat penasaran dengan pertandingan final judi sekolah itu pertandingan ini sungguh menarik di karenakan ketua osis melawan mantan ketua osis beserta wakil osis yang turut ikut serta dalam pertandingan ini.
Para murid pasti sudah berfikir bahwa Baskara lah yang akan memenangkan pertandingan ini sebagian berfikir bahwa masih Xafier lah yang ahli dalam dunia perjudian ini akibat otak liciknya itu.
Namun entah siapa yang menang itu tidak di hiraukan oleh seseorang bocah yang bukanya pergi kek aula sekolah untuk menyiapkan pertandingan justru sibuk memakan puding coklatnya dengan lahap.
“Ale satu jam lagi pertandingan akan mulai kau tidak ingin bersiap-siap?” tanya Keano sambil memerhatikan Ale yang sedang memakan puding coklatnya dengan hikmat.
“Berisik Keano, kau tahu kemarin aku seharian tidak memakan puding coklat ini gara-gara Xafier dan sekarang aku ingin balas dendam karena Xafier kemarin puding coklatku terbuang sia-sia.” ucapnya lagi lalu memasukkan kembali puding coklat kek dalam mulutnya.
“Enak!” teriak Keano seperti merasakan sebuah surga saat puding itu masuk kek dalam mulutnya.
“Pelan-pelan Ale atau kau akan tersedak,” beritahu Keano namun sepertinya tidak dipedulikan oleh sang empu yang hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat tindakan Ale yang tidak mendengar ucapan dari Keano.
“Uhuk...”
“Uhukk...”
Bahkan benar saja apa yang di ucapkan Keano seperti sebuah doa akhirnya puding coklat itu membuat Ale tersedak karena memakannya terlalu cepat.
“Kenapa, mau minum?” tanya Keano dan diangguki oleh Ale segera saja Keano bangkit dari duduknya dan berniat pergi kek arah kantin untuk membeli sebuah minuman.
“Uhuk... Kenapa Keano lama sekali, akhh...” sambil memukul dadanya agar rasa yang mengganjal didadanya terasa hilang karena itu membuatnya sesak.
Dan tiba-tiba ada yang menyodorkan minuman itu kek arah Ale membuat Ale langsung mengambil botol minum itu dengan cepat dan meminumnya, betapa leganya saat rasa yang mengganjal di tenggorokan dan dadanya sudah hilang.
“Terimkasih Kea—” ucapnya terpotong saat ternyata yang memberikan minuman botol itu kepada dirinya bukanlah Keano melainkan Xafier.
“Sudah selesai makanya, ayo sekarang kita kek aula,” ajak Xafier dengan nada lembut seakan-akan Xafier tidak semarah tadi malam, tadinya Ale merasa jika Xafier akan masih marah pada dirinya sampai hari ini, tapi melihat raut wajahnya seperti tidak lagi.
“Ayo, atau kau ingin aku gendong?” dan Ale pun menggelengkan kepalanya dengan cepat, dia tidak ingin mengambil kesempatan itu walaupun dia mau.
.....
“Kau tidak bisa memaksa seseorang untuk menyukai mu,”—Author sengklek.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUDI ROMANCE
Teen FictionEnd BL Ale yang nasibnya emang lagi apes sama kek si Reza tuh nasib emang kembaran bedanya Reza apes pas lagi balapan mati nah bedanya si Ale apesnya mati gara-gara di kejar polisi. Nah keknya nih malaikat Ale sama Reza sama bedanya nih takdirnya be...