chapter 8

255 26 0
                                    

Warning typo bertebaran, beberapa kata/kalimat suka bikin tebak-tebakan tolong di komen yhh beberapa kata yang typo biar di benerin itung-itung nambah pahala bantu Author sengklek ini.








Sekarang Ale sedang terduduk lemas dengan kepala yang bertumpu pada meja kantin meratapi agar-agar yang sepertinya tidak seenak puding coklat saat di jual di kantin ini.

“Kenapa orang itu membenci puding coklat?” tanya Ale pada diri sendiri saat membayangkan Baskara yang membuat peraturan jika puding coklat tidak diperjualkan lagi.

“Jika tahu akan seperti ini, waktu itu aku tidak bermain dulu, daripada harus kehilangan puding coklat itu,” sesalnya karena makan siang hari ini Ale tidak ditemani puding coklat, apalagi tadi pagi Ale berangkat kesiangan dan tidak sempat membuat puding coklat kesayangan.

“Pemberitahuan, Jika ketua OSIS kita akan mengadakannya perlombaan judi kembali seperti tahun biasanya dan ketua OSIS memberikan hadiah pemenang yaitu mendapatkan 3 triliun dan setelah itu pemenang dapat meminta apapun dari ketua OSIS!” sontak informasi yang di berikan pada salah satu OSIS membuat padangan Ale terfokus pada Mading sekolah.

“Wahhh, akhirnya puding coklat bisa kembali!”
















“Ketua.” panggil Ayumi di tempat perpustakaan yang biasanya Xafier kunjungi, dan sang empu pun seperti biasa hanya membaca bukunya terus menerus itulah kegiatan yang akhir-akhir ini dia lakukan saat menyerahkan jabatannya kepada Baskara.

“Sudah kubilang panggil saja nama depan ku,” beritahu Xafier pada Ayumi yang sepertinya sangat patuh terhadap dirinya.

Tidak memperdulikan peringatan dari Xafier Ayumi pun hanya ingin menyampaikan informasi penting terhadap mantan ketua OSIS itu, “Perjudian sekolah yang setiap tahun di adakan sudah mulai aktif kembali seluruh angkatan sedang melatih daya kepintaran mereka dalam judi.”

“Terus?” tanya Xafier tanpa minat.

“Ini kesempatan mu ketua.”

Brakkk...

Sebuah suara dobrakan pintu perpustakaan mengambil fokus para siswa yang sedang membaca buku-buku mereka.

“Susssstt...”

“Ini perpustakaan bukan ruang game, jadi jangan membuat keributan,” peringat salah satu penjaga perpustakaan itu lalu diapun kembali membaca bukunya dan tidak melepas lengah kepada Ale takut anak itu berbuat hal lain, jika iya maka penjaga itu terpaksa harus mengeluarkannya.

“Xafier,” panggil Ale yang langsung jalan kek arah pria itu.

“Kau harus menjadi partner ku,” ucap Ale penuh penekanan dalam setiap kalimatnya.

“Tidak bisa ketua akan menjadi partner ku dalam berjudi, lebih baik kau cari partner lain saja.”

“Harusnya kau cari partner lain saja karena sekarang ketua adalah pacar ku kan?” tanya Ale dengan senyuman mematikannya kepada Xafier berharap Xafier menganggukkan kepalanya dan mengiyakan agar ayumi tidak menggangu rencananya.

“Sejak kapan?” tanya Xafier membuat Ayumi yang melihatnya tersenyum puas.

“Ayolah Xafier, kumohon...” dengan memasang tatapan seperti kucing yang meminta bantuan kepada majikannya.

“Baiklah,” ucap Xafier membuat Ayumi membulatkan matanya terkejut sedangkan Ale pun bersorak ria karena merasakan senang Xafier ingin menjadi partnernya.

“Ketua, bagaimana bisa, jika ketua bersama Ale maka aku bersama siapa?
Ketua ingat rencana kita, kita harus mengalah baskara secara bersamaan.”

“Itu rencana mu bukan rencana ku,” ucapnya dengan nada datar lalu pergi dari ruangan perpustakaan itu meninggalkan Ale dan Ayumi.

“Kau bersama ku saja,” tiba-tiba Keano muncul dari arah belakang Ayumi dan membuat wanita itu terkejut.

“Iyah benar itu,” ucap Ale sambil memberikan jempol dan kedipan mata terhadap Keano seakan-akan mengucapkan kata terimakasih.

















Seperti ada yang aneh dari mantan ketua osis inI yaitu Xafier bagaimana tidak aneh siang ini Xafier mengajak Ale untuk bermain kek apartemennya dan itu tentu saja menjadi hal yang langkah terhadap pria itu.

“Silahkan duduk di Balkon sana, aku akan segera menyusul," ucap Xafier sambil menunjuk kek arah sebuah jendela yang berbentuk pintu.

Lalu kemudian Ale pun duduk di balkon yang di tunjukkan Xafier, tempatnya sangat nyaman terlebih lagi adanya angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah Ale.

Di saat Ale sedang menikmati suasana yang ada di sekeliling tiba-tiba Xafier datang membawa dua jus mangga dan meja catur.

“Aku hanya ingin bermain biasa tanpa ada judi di setiap kemenangan.” katanya dan itu membuat Ale mengerutkan dahinya bingung.

Ale hanya memerhatikan Xafier yang sedang menyusun meja catur itu bersamaan dengan itu Ale pun merasa haus dia melihat jus yang ada di atas mejanya.

“Aku tidak suka jus mangga,” ucapnya pada Xafier yang hanya di balas dengan tatapan datar seperti biasanya.

“Aku tidak butuh rekues mu, jika kau suka silahkan minum jika tidak jangan minum,” setelah itu dia kembali fokus dengan kegiatannya.

“Apakah melawan Baskara sesulit itu?” sarkas Xafier pada Ale dan Ale hanya menggelengkan kepalanya sambil mencoba meminum jus rasa mangga itu.

“Tidak sulit hanya saja, setelah melawan dia aku sangat menyesal,” mendengar penuturan dari Ale tentu saja Xafier mengangkat Alisnya bingung.

“Karena setelah dia menjadi ketua osis puding coklat sudah tidak diperjualkan di kantin.”

“Sudah kuduga.” jengah Xafier.












.......






“Terkadang kedekatan adalah awal dari percintaan,”— Author sengklek.

JUDI ROMANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang