Warning typo bertebaran, beberapa kata/kalimat suka bikin tebak-tebakan tolong di komen yhh beberapa kata yang typo biar di benerin itung-itung nambah pahala bantu Author sengklek ini.
“Jadi ini bukan duniaku?” tanyanya pada diri sendiri saat selesai mandi di depan cermin.
“Tapi enak yah hidup kayak gini udah berlimpah harta gak usah repot-repot cari duit, gak usah lari dari kejaran polisi, pokoknya enak aku harus manfaatkan kesempatan ini.” gumamnya dengan senyuman lebar.
“Tapi kenapa?”
“Raga di tubuh ini melakukannya tindakan bunuh diri?” sambil mengingat apa yang di katakan mamahnya kemarin sore.
“DEN ALE CEPAT MANDINYA, NANTI TELAT BERANGKAT SEKOLAH!” teriak seorang wanita yang memanggilnya membuat Ale yang langsung menghentikan lamunannya dan cepat-cepat bersiap sekolah.
Selesai beres-beres untuk pergi berangkat sekolah seperti apa yang di beritahu mamahnya kemarin jika dirinya sudah bisa berangkat sekolah.
“Wah den Ale, sudah sadar yah bibi turut senang,” sambil menaruh lauk pauk yang ada di atas meja dan di sana juga sudah ada mamah yang duduk sambil menaruh kemeja putihnya pada samping kursi dan melihatnya dengan senyuman lembutnya.
“Ale tidak ada masalah kan disekolah?” tanya mamah kepada Ale namun Ale hanya menggelengkan kepalanya saja bagaimana dia punya masalah di sekolah datang saja belom.
Sedangkan bang Asep yang sebagai supir di rumah ini hanya bisa menepuk jidatnya saja membuat Ale mengerutkan keningnya.
“Sudah sampai den.” ucap bang Asep sambil menghela nafas membuat Ale bertanya.
“Kenapa bang?” tanyanya dengan nada bingung pada supirnya ini.
“Saya khawatir sama Aden takut di buli lagi sama tiga curut selokan,” ucap bang Asep membuat Ale sedikit tertawa saat mendengar curut selokan.
“kok ketawa si den, lagian den kenapa gak bilang kek nyonya ajah biar den di pindahkan sekolahnya kalo gak biar tiga curut selokan itu di hukum sampai mampus.” tidak kuasa mendengar perkataan dari bang Asep Ale hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil sedikit tertawa.
“Yaudah deh bang saya turun dulu, hati-hati nyetirnya yah bang.”
“Antovia,” ucap Ale sambil menyebut nama sekolah yang terpasang besar di atas gedung itu.
“Semoga aku masih ingat pelajaran sekolah,” lalu berjalan memasuki gedung sekolahnya.
Saat masuk kedalam gedung itu pandangan Ale sangat terkejut melihat para siswa yang suka membuli secara terang-terangan.
Namun saat Ale perhatian yang di buli adalah setiap siswa yang memakai nametag yang bertuliskan PC yang Ale tidak ketahui maknanya.
Maksud dari sekolah ini apa yah, Ale terus berjalan di koridor sekolah dan sialnya saat melihat kek bawah dia mempunyai nametag itu dan segera menutupi nya dan berlari kekelas yang di beritahu mamahnya.
Saat Ale sudah sampai di kelasnya dia pun menghirup nafas sebanyak-banyaknya karena berlari saat mencari kelas ini untuk menghindari para pembuli itu.
“Hey si pecundang itu sudah sadar dari komanya,” ucap salah satu murid sambil menunjuk kek arah Ale yang hanya menatapnya dengan bingung.
“Kukira dia sudah mati.”
Hahahah
Hahahha
HahahaTawa satu kelas pun terdengar nyaring seakan-akan kematian bukanlah hal yang serius, lalu salah satu anak murid pria berjalan kek arah nya sambil melempar sebuah sepatu.
“Lap sepatu ku, aku masih baik mengingat kau baru sembuh dari sakit mu, cepat aku menunggu.” Ale yang melihat perlakuan mereka wajahnya hampir memerah menahan sebuah amarah yang akan meluap-luap.
Melihat orang-orang yang ada di dalam kelasnya hanya bisa tertawa riang saja.
Brakkk
Ale melemparkan sepatu itu kedepan anak laki-laki tadi yang memberikan sepatunya.
“KAU!” marah pria itu saat melihat sepatunya di lempar namun Ale pun tak kalah membalas amarah itu dengan tatapan sinis.
Lalu dia pun melihat seorang guru yang akan datang Ale yang melihatnya hanya tersenyum misterius karena dia punya rencana.
“Kenapa, kau ingin memukul ku?” tanyanya dengan wajah menantang membuat seisi kelas tegang berfikir jika Ale mengalami kegilaan setelah kepalanya terbentur aspal lapangan sekolah.
Bughh...
Satu Bogeman di wajah Ale dan tepat pada saat itu guru masuk membuat seringai di wajah Ale saat melihat dirinya di pukuli oleh lelaki di depannya.
“Ale cepat bangun pelajaran akan di mulai,” ucap seorang guru yang seolah-olah tidak melihat kejadian saat Ale di bogem mentah.
“Hah, emang apa yang kau harapkan pecundang?” ucap pria itu saat melihat tatapan kek arah guru itu, membuat Ale mengepalkan tangannya.
“Jangan panggil aku pecundang!”
Bughh
Ale pun memukul wajah pria itu persetan ada guru di sana saat dirinya di pukuli pun guru itu tidak ikut campur maka Ale berani melakukan hal itu.
“Apa yang salah dengan panggilan pecundang hah?”
“Lihat nametag mu dan ada tulisan PC yang berati itu pecundang bodoh!”
“Ale, apa yang kamu lakukan sekarang ikut ibu keruangan osis, sekarang!”
“Kenapa hanya aku saja yang di panggil dia terlebih dahulu yang memulainya!” marah Ale sambil menunjuk pria itu tersenyum sinis melihat Ale yang sepertinya orang bodoh.
Ale merasa bingung kenapa dia harus di bawa keruangan OSIS bukannya dirin harusnya di bawa keruangan BK?
“Silahkan masuk.”
Saat masuk Ale melihat seorang pria yang sepertinya duduk di kursi kebesarannya dan di atas meja tertulis sebuah tulisan ‘ketua OSIS Antovia Xafier Naswara.’
“Dia melanggar peraturan tuan.”
Tuan?
Apa yang di maksud dengan guru ini kenapa sistem sekolah ini sangat aneh.
Lalu Xafier pun menatap mata Ale dengan pandangan remehnya.
“Ouh jadi pecundang ini berani melanggar peraturan?” sambil tersenyum remeh kearah Ale membuat Ale mengepak tangannya.
“kau boleh pergi,” ucap Xafier pada guru itu dan kemudian langsung pergi seperti seorang budak yang patuh pada tuannya.
“untuk kali ini aku memaklumi kau, karena kau baru sadar dari koma mu dan aku mendapatkan kabar jika kau mengalami amnesia.”
Cukup Ale sudah merasakan pusing dengan semua ini berawal dari dia yang tiba-tiba bangun di tubuh yang berbeda dan kemudian masuk sekolah dengan sistem yang aneh.
“bisa tolong jelaskan, sistem yang ada di sekolah ini?” pasrah Ale dengan semua ini.
“ouh disini memakai sistem judi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
JUDI ROMANCE
Teen FictionEnd BL Ale yang nasibnya emang lagi apes sama kek si Reza tuh nasib emang kembaran bedanya Reza apes pas lagi balapan mati nah bedanya si Ale apesnya mati gara-gara di kejar polisi. Nah keknya nih malaikat Ale sama Reza sama bedanya nih takdirnya be...