chapter 6

284 26 0
                                    

Warning typo bertebaran, beberapa kata/kalimat suka bikin tebak-tebakan tolong di komen yhh beberapa kata yang typo biar di benerin itung-itung nambah pahala bantu Author sengklek ini.


















Semua orang tentu saja tidak terkejut dengan judi yang dilakukan Baskara apalagi saat Baskara memenangkan pertandingan itu.

“baiklah cukup sampai disini, aku tidak suka sesuatu yang membuang waktu.”
Ucap Baskara lalu pergi bersama bawahannya yang menunjukkan note uang yang harus di bayar Ale.

Ale yang melihat itu justru hanya membuat senyuman dalam bibirnya kemudian diapun memberikan wajah cemberutnya.

“Apa yang kalian lihat, kembali ketempat kalian!” teriak Ale lalu pergi dari aula judi.




Lalu di tempat lain sekarang Baskara ingin menagih hutang yang waktu itu Xafier janjikan kepadanya.

“Ayo Xafier saatnya kau turun dari tempat duduk itu.” ucap Baskara dengan penuh jenaka membuat sketaris Xafier hanya bisa meremat buku yang dia pegang.

“Tidak!” teriak Ayumi pada Baskara dan saat itu dia melihat Xafier yang akan bangun dari singgasananya.

“Aku tidak Sudi jika ketua harus memberikan jabatan kepada orang seperti dia,” sambil menunjuk kearah Baskara.

“Berani sekali kau menunjukku seperti itu, aku adalah ketua mu sekarang.” Baskara pun lalu berjalan kek arah tempat duduk bekas Xafier duduk tadi.

“Ketua,” gumam Ayumi sambil melihat Xafier yang berjalan keluar ruangan.







“Ale apa yang kau lakukan?” tanya Keano kesal kepada Ale padahal Ale bisa saja membuat alasan untuk tidak bermain dengan Baskara dan apa yang Ale lakukan pada Baskara sampai Baskara menantangnya berjudi.

“Aku tidak melakukan apapun,” jawab Ale  santai membuat Keano meremat rambut kepalanya, kesal.











Meminum kopi dan berdiam diri di perpustakaan adalah kebiasaan Xafier sedari dulu, dan sekarang lah Xafier berada di sebuah perpustakaan sambil membaca beberapa buku.

“Aku bingung kenapa ada saja manusia yang bisa bertahan di sekeliling oleh buku-buku ini, jikalau aku mungkin tidak akan sibuk membaca seperti mu aku akan lebih memilih untuk tidur,” sindir Ale sambil bersandar di lemari rak buku.

“Ada apa gerangan kau bertemu dengan ku?” tanya Xafier tanpa basa-basi, orang seperti Ale bertemu dengannya pasti ada  alasan.

“Selamat yah atas jabatan mu yang di ambil oleh baskara,” ucap Ale dengan diiringi tawanya.

“Tak perlu terkejut, mengapa aku bisa tahu.” lalu Ale pun melihat lagi kek arah Xafier yang sepertinya tidak peduli lalu dia pun sedikit mencondongkan tubuhnya kek arah pria berdarah campuran Prancis itu.

“Jika kau ingin tahu, ada seseorang yang menginformasikannya pada ku,” bisiknya namun tidak di ladeni oleh Xafier lagi dan itu justru membuat Ale memutar Matanya.

“Kau tidak perlu khawatir mengambil jabatan seperti itu sangat mudah bagi ku, aku hanya memberikan Baskara kesempatan untuk duduk disitu karena aku merasa kasihan setiap harinya dia selalu menginginkan posisi itu,” ucap Xafier dengan santai namun Ale hanya bisa menyeringit dengan penuh senyuman.

“Benarkah?” berjalan lalu kemudian duduk di samping Xafier dan meletakkan tangannya pada bahu itu.

“Apa kau penyuka sesama jenis?” tanya Xafier dengan wajah datar saat Ale mendekati wajahnya bahkan hampir sangat dekat.

“Kalo aku mengatakan Iyah, apa yang akan kau lakukan?” tanya Ale dengan merubah posisi duduknya lebih mendekat kek arah Xafier.

Cup

Ale pun langsung mengecup bibir mantan ketua OSIS itu di tempat perpustakaan yang untungnya lumayan sepi.

Ale melumat dengan kasar bibir itu namun di lihatnya Xafier hanya diam tanpa pergerakannya membuat Ale jengah.

“Aku bukan penyuka sesama jenis," ucap Xafier saat Ale memberhentikan ciuman itu.

“Lantas mengapa kau tidak melawan?” tanyanya dengan nada mengejek.

“Aku hanya ingin tahu saja bagaimana rasanya.” lalu pergi dan tidak lupa mengambil buku-buku nya yang ada di atas meja itu.

“Sangat menarik," ucap Ale lalu diapun ikut pergi dari tempat itu dan berniat ingin pergi kek kantin lagi dan membeli puding kesukaannya.




















“Maaf puding coklatnya sudah tidak ada lagi karena peraturan ketua OSIS yang baru tidak ingin adanya puding coklat sebagai gantinya, ada agar-agar jelly,” ucap ibu-ibu kantin membuat Ale terdiam syok kesal dan marah.

“Anjing, Baskara Anjing!” teriaknya memenuhinya seisi kantin membuat para siswa berbisik-bisik.




Sekarang Ale pun pergi berjalan kek arah keruangan OSIS apalagi saat di depan sudah ada dua orang penjaga.

“Ada apa kau ingin memasuki ruangan ini?” tanya seseorang karena melihat Ale yang sepertinya ingin menerobos pintu masuk itu.

“Minggir aku ingin bertemu dengan Baskara!”

“Ada apa berisik sekali kalian!” ucap Baskara yang baru datang dan sempat ingin memasuki ruangannya.

“Kenapa?” tanya Ale dengan wajah kesalnya.

“Kenapa apanya?” tanya Baskara dengan nada bingung.

“Kenapa kau membuat peraturan tidak boleh adanya puding coklat?!" Tanya Ale sampai membuat Baskara agak sedikit terkejut dengan teriakannya.

“Yah karena aku benci makanan berjeli itu, sangat menjijikkan seperti daging busuk,” lalu diapun pergi masuk kedalam ruangan itu dan tidak memperdulikan Ale.












“Xafier!” teriak Ale memasuki kelas Xafier membuat para siswa di kelasnya sangat terkejut mendengar teriakan itu.

“Abil kembali jabatan mu, dan kembalikan puding coklat yang ada di kantin, aku ingin itu!”


















........






“Sebelum melakukan sesuatu pikirkan terlebih dahulu, jika tidak puding coklat akan terancam,”
— Author sengklek

JUDI ROMANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang