chapter 7

270 29 0
                                    


Warning typo bertebaran, beberapa kata/kalimat suka bikin tebak-tebakan tolong di komen yhh beberapa kata yang typo biar di benerin itung-itung nambah pahala bantu Author sengklek ini.




















“Kenapa aku harus menuruti perintah mu?” tanya Xafier bingung lalu kemudian diapun ingin pergi dari tempat itu tapi tangannya justru di tarik oleh Ale namun karena tenaga Xafier yang lumayan kuat dia pun menarik kembali tangannya dari tarikan Ale.



Dan saat ini Ale terus mengikutinya kemana Xafier ingin pergi dan terus-menerus mengikutinya hingga sang empu jengah melihat hal itu.

“Berhenti mengikuti ku," ucapnya dengan nada dingin namun Ale hanya menggelengkan kepalanya saja.

“Buat saja di rumah puding coklat kesukaan mu itu,” saran Xafier dan Ale kemudian pun hanya mengaggukan kepalanya dan terduduk di bawah lantai membuat Xafier mengerutkan keningnya bingung.

Tapi masa bodo apa yang akan dilakukan Ale, Xafier memutuskan untuk pergi meninggalkan Ale.





















“Astaga sayang kenapa kau membuat puding sebanyak itu sayang?” tanya sang ibu saat melihat Ale sedang mengemaskan kotak makan dia yang berisikan hanya puding-puding coklat yang berisi lava vanila.

“untuk cemilan mah di sekolah," sambil menutup empat kotak yang berisi semua puding itu dan memasukinya kedalam tas-tasnya.

“Tapi sayang bukannya itu terlalu banyak?”

“Biarin.”
















Siang harinya di saat jam pelajaran Ale pun membolos jam pelajaran ketiga menjelang mendekati jam istirahat yang akan datang dia kembali untuk memakan puding buatannya.

Dengan wajah senangnya akhirnya dia bisa menikmatinya sepuasnya,“Pudingnya enak tapi tidak seenak ibu-ibu kantin itu buat.”

“Tapi tidak apa-apa lain kali aku akan membuatnya lebih banyak gula dari biasanya dan ini untuk sementara aku akan membuat Xafier menjadi ketua OSIS lagi!”

Kemudian dia pun masih fokus memakan pudingnya dengan hikmat dan nikmat.


































Saat ini Baskara sedang termenung di singgah sana barunya memikirkan wajah Ale yang tadi marah-marah karena puding coklat di hilangkan dari daftar menu kantin.

“Apa yang enak dari puding coklat itu?” gumamnya entah pada siapa namun di saat keheningan tiba-tiba ada seseorang yang melempari sebua buku berisi daftar sekolah dan keuangan sekolah.

“Aku berhenti menjadi sketaris.” ucapnya lalu dia pun hanya bisa terdiam memandang Ayumi yang baru melempar bukunya itu.

“Silahkan dan setelah itu, aku ingin menagih denda yang ada di peraturan, jika salah satu anggota OSIS dan anggota lainya mengundurkan diri tanpa masanya habis, maka akan dikenai sebuah denda.”

“Aku tidak peduli!” teriak Ayumi lalu pergi meninggalkan Baskara dan yang lain di dalam ruangan itu.

“Permisi ketua, ada yang harus anda urus setelah pulang sekolah nanti.” ucap salah satu bendahara sekolah memberi tahukan kepada ketuanya.

“Ahh masa bodo.” lalu bangkit dari singgah sananya dan pergi.








“Ketua,” panggil Ayumi saat melihat Xafier yang sedang duduk di antara buku-buku perpustakaan, jika di lihat dia sangat hikmat dan tenang untuk membaca buku itu.

“Berhentilah memanggil ku seperti itu, aku sudah bukan lagi ketua mu."

Ayumi pun mendekati Xafier dan duduk di samping pria itu,“Kau tidak berniat ingin mengambil jabatan mu kembali?” tanya Ayumi untuk memastikan.

“Sudah kubilang aku tidak tertarik.”

“Jadi kau sengaja menyuruh Baskara untuk berjudi dengan Ale dan membuat Baskara menang setelah itu kau memberikan jabatan mu?” ucap Ayumi dengan penuh kejutan mendengar penuturan dari Xafier yang tidak berminat menjadi ketua OSIS.

“Tidak,” jawabnya dengan santai.

“Lalu kenapa?” tanyanya lagi membutuhkan penjelasan lebih lanjut seseolah ada yang mengganjal di hati jika Xafier tidak menjelaskannya.

“Kenapa kau mengorbankan Ale yang jelas-jelas dia sudah mendapatkan lebel seorang pecundang dan sekarang hutang dia menjadi lebih banyak bukan," ucap Ayumi saat mengingat kejadian Ale yang kalah saat melawan Baskara.

“Itu pilihan dia.”

“Maksud mu Ale yang memilih dirinya untuk kalah,” dan setelah itu Xafier pun menganggukkan kepalanya.

“Apah!”

“Tidak mungkin jika Ale melakukan itu, orang gila mana yang saat bermain judi membuat sengaja dirinya menjadi kalah,” bingung Ayumi pada Xafier.

Lalu kemudian Xafier pun menutupi buku yang sempat dia baca setelah itu dia melihat kek arah Ayumi dan mengatakan,
“Kadang kekalahan bagi seorang Ale adalah awal permainan yang panjang.”

Dan setelah itu Xafier pun mulai beranjak dari tempatnya namun sebelum dia pergi berjalan kek pintu luar perpustakaan dia pun memberitahu sesuatu pada Ayumi,
“Aku peringatkan pada mu Ayumi, jangan berurusan dengan Ale.”

“Kenapa?” tanyanya dengan nada bingung Ayumi adalah pemain judi yang mahir kenapa Xafier bisa mengatakan hal itu seolah-olah meremehkan dirinya jika dirinya tidak bisa mengalahkan pecundang seperti Ale saat bermain judi bukanya itu adalah sesuatu yang mudah setau Ayumi Ale adalah salah satu murid di sekolahnya yang mempunyai banyak masalah apalagi kejadian dimana dia bunuh diri setelah bermain judi dengan wakil ketua OSIS dengan cara melompat dari jendela ruang OSIS dan kabarnya jika wakil ketua osis yang saat ini pergi entah kemana dan beruntungnya dirinya selamat dari kejadian itu.

Menurut Ayumi Ale bukanlah tandingannya apalagi Ale adalah seseorang yang ceroboh dan tidak memikirkan kejadian yang akan datang atas apa yang dia lakukan terbukti dari hutangnya yang sangat banyak dan dia berniat ingin membayar hutan dengan berjudi dengan murid lain namun sayangnya dia tidak mempunyai bakat judi yang baik dan dia bukan saingan Ayumi yang tentu saja mempunyai bakat yang lebih pandai saat berjudi.

“Dia bukan tandinganmu.”

Setelah mengatakan itu Xafier pun berjalan pergi meninggalkan Ayumi yang meremas baju bagian bawahnya, harga dirinya merasa di remehkan saat Xafier mengatakan itu, seolah-olah Ale adalah sesuatu yang membahayakan dalam dunia judi ini.

“Ale Lasgara Wijaya, aku belum pernah bermain dengan mu karena aku merasa aku bukanlah tandingan mu, namun saat ketua mengatakan itu aku merasa terhina karena mu Ale,” gumam Ayumi saat Xafier sudah pergi dari ruangan perpustakaan itu.

“Lihat saja.”

























.....

“Terkadang seseorang tidak mau mendengar peringatan orang lain jika masalah itu belum terjadi pada dirinya,”— Author sengklek.

JUDI ROMANCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang