12. Maung beraksi

2.6K 350 70
                                    

Sebelum baca vote dulu yuk sebentar, kalo udah aku ucapkan terima kasih...
Kalo ada typo maafin yaaa.

Kondisi Lora dan Dega di chapter ini:

Kondisi Lora dan Dega di chapter ini:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●


Pukul satu lebih lima belas menit malam, Lora terbangun dengan keadaan perutnya yang terus berbunyi lapar. Ia sibakkan selimut yang menutupi tubuhnya lalu berjalan mengendap-endap keluar kamar takut Leya terganggu.

Di ruang tamu ada Juna dan dega yang masih terlelap di lantai dengan beralaskan karpet bulu, ia mengambil jaket Dega yang tergeletak di sofa lalu memakainya.

Rutinitas setiap malam jika terbangun karena lapar Lora akan mencari makanan di luar. Makanan yang dibuat Dega sudah habis dimakan Juna dan Leya, jadi terpaksa Lora harus membeli makanan di luar.

Meski berada di kota jika sudah tengah malam seperti ini entah kenapa tidak ada motor atau mobil yang berkeliaran, paling hanya ada beberapa kendaraan yang melintas.

Lora berjalan di trotoar jalan menuju pedagang nasi goreng di dekat apartemennya.

Perasaan Lora sudah tidak enak begitu menyadari tidak ada lampu terang yang biasa menerangi warung nasi goreng itu, decakan nafas kecewa Lora menjadi jawaban kalau warung nasi goreng itu tutup.

"Anjir lah! Udah jauh-jauh jalan sendirian ke sini malah tutup!"

Ia hendak berbalik untuk kembali ke apartemennya tapi urung begitu melihat dua orang laki-laki berlari ke arahnya.

"Kenapa pada lari? Liat setan atau-"

Langkah kakinya ikut berlari begitu melihat dua pria aneh itu mengeluarkan pisau dari balik jaketnya.

Apakah mereka ingin menangkap Lora? karena tidak ada orang lain selain Lora di sana.

Lora berlari, berbelok ke sebuah gang kecil yang entah ujungnya ke mana, ia hanya bisa mencoba menghindari dua pria itu dengan berlari sambil kepanikan. Siapa coba yang nggak panik tiba-tiba dikejar sama orang-orang asing sambil bawa piso gitu?

"TOLOOONG, IBU TOLONG!!!"

Lora berteriak, melirik kebelakang, mereka masih mengejarnya. Tenaga dia sudah hampir habis karena tubuhnya masih belum pulih. Ia berbelok ke sebuah gang yang lebih sempit mencoba sembunyi untuk menstabilkan nafasnya.

Terdengar langkah kaki mereka mulai mendekat Lora sudah tidak ada tenaga untuk berlari, apakah dia harus menyerah? Nggak dong. Lora bukan gadis lemah yang akan menangis dan menyerah jika ada dalam posisi seperti ini.

Ia berbalik menghadap dua pria dengan pisau di tangannya yang masih terus berlari mengejar. Tidak ada cara lain selain melawan mereka, entah akhirnya akan jadi seperti apa Lora berdoa semoga ia pulang tidak cuma membawa namanya saja.

Be My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang