21. Mangsa semakin mendekat

1.9K 286 117
                                    

Vote dan komen dulu sebelum membaca.
Kalo ada typo atau salah kata mohon di maafkan yaaa, di komen aja nanti aku benerin.

Kalo ada typo atau salah kata mohon di maafkan yaaa, di komen aja nanti aku benerin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading sayang...

Seminggu berlalu, teror masih terus dilakukan Reyken tapi ujung kuku laki-laki itu tidak pernah terlihat lagi setelah kejadian penembakkan minggu lalu.

Lora baru menyelesaikan beberapa pemotretan, pekerjaannya sudah selesai, waktunya pulang. Tapi begitu sampai di parkiran ban mobilnya menciut semua. Benar-benar kempes, tidak bisa dipaksa jalan.

"Anjing, ye! Tolol banget si Reyken sialan nggak ada akhlak!" caci Lora kesal.

Terlalu banyak teror yang diterima sampai-sampai Lora tau hal seperti ini pasti ulah Reyken.

Dia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas untuk menghubungi Dega.

Semakin hari sepasang suami istri itu juga semakin lengket merekat seperti lem gajah yang berusaha memeluk erat tikus agar terperangkap dan tidak kabur. Lora mulai menikmati perannya sebagai istri yang baik walau masih sering berbuat nakal.

Ponselnya berdering tapi tidak kunjung diangkat. Coba sekali lagi, masih sama. Kesal, Lora memilih kembali masuk ke gedung perusahaannya. Siapa tau di dalam ada yang mau membantunya.

Begitu masuk bola mata Lora menangkap objek yang sangat menjanjikan. Ada Luka yang sedang asik ngobrol sambil ngopi. Pekerjaan mereka berdua selesai berbarengan jadi Luka pasti sedang santai.

"LUKMAN!"

Luka menoleh, mukanya memelas begitu melihat Lora. Apa lagi yang akan gadis ini minta? Kemarin dia diminta Lora membersihkan cat tembok yang entah kenapa bisa terguyur di kaca depan mobilnya. Kurang ajarnya Lora meninggalkan Luka sendirian menggosok kaca depan mobil hingga larut malam, menyusahkan.

"Stop panggil gue Lukman bisa nggak? Nama gue Luka! Luka Manuel! Nama bagus gitu lo ganti jadi Lukman gimana ceritanya??!"

"Ck, Lukman itu gabungan dari Luka, Lu, dan Manuel, Man. Jadi Luka Manuel disingkat Lukman, bagus kan?"

Memang basicnya sudah aneh, mau digimanain juga tetap akan aneh. Itulah Alora Gantari Diwa.

"Terserah. Apa lagi sekarang?"

"Bantuin gue lagi dong. Ban gue kempes empat-empatnya."

"Terus? Gue harus niup ban lo sampe kembung gitu? Ogah!"

Ya kali bro, mau sampe lebaran cumi juga nggak akan bisa. Luka sudah trust issue, jadi otaknya tidak bisa berfikir dengan baik dan logis.

"Anterin gue balik! Badan gue udah pegel banget ini!"

Meski dengan ogah-ogahan Luka tetap menuruti kemauan Lora. Dia menyambar kunci mobilnya dan pamit kepada teman ngobrolnya.

Mobil Luka tidak terparkir di basement seperti mobil Lora. Luka lebih suka memarkir mobilnya di depan gedung, lebih cepat menemukan karena mobil Luka satu-satunya mobil yang paling mencolok dan mewah.

Be My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang