23. Penuh sandiwara

928 168 47
                                    

Jangan lupa vote dan komen sebelum membaca.

Pukul tujuh malam lewat lima belas menit. Lora memandangi pantulan dirinya di depan cermin, gadis itu masih sibuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi nanti, Reyken tidak pernah bisa ditebak, Lora takut semuanya berjalan diluar rencana mereka.

Tok tok tok

Pintu kamar diketuk, Lora menoleh, Dega menghampiri istrinya, wajah gadis itu nampak lebih murung dari sebelumnya.

"Everything will be fine, sayang." Dega berucap sembari mengusap lembut rambut Lora.

"Aku takut."

"Jangan takut, ada aku."

Seharusnya memang Lora tidak usah takut, disampingnya selalu ada Dega, laki-laki itu tidak akan membiarkan istrinya lecet barang sedikitpun, kalau itu terjadi sang pelaku tidak akan mendapatkan ampun.

"Kalo dia bawa pasukannya gimana?"

"Kita juga kan bawa pasukan, sayang."

"Pasukan apaan? Kamu percaya dua orang itu? Muka mereka berdua tuh nggak meyakinkan tau! Apalagi si Juna, kamu liat muka dia kaya orang kena tipes!"

"Pasukan apaan? Kamu percaya dua orang itu? Muka mereka berdua tuh nggak meyakinkan tau! Apalagi si Juna, kamu liat muka dia kaya orang kena tipes!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dilihat dari mukanya sekarang saja sudah tidak meyakinkan apalagi nanti, semoga saja perkirakan Lora meleset jauh tentang dua bocah itu.

"Masa kamu nggak percaya sama sahabat kamu sendiri? Gitu-gitu Juna pinter loh, liat aja kacamatanya."

"Kacamata doang mah tukang nasi uduk depan komplek juga pake! Kenapa dia gak jadi dosen kecantikan aja?"

"Gak tau, mau aku tanyain?"

"Degaa~ aku takut!"

Dega menarik kepala istrinya untuk dia dekap. Pasti sebentar lagi gadis ini kebelet berak, terlalu banyak memikirkan hal-hal buruk pasti akan membuat perut Lora sembelit.

"Kamu percaya aku?"

Lora mengangguk. Pasti dan akan selalu percaya.

"Kalo aku bilang malam ini kita bakal berhasil berarti kamu harus percaya dong."

"Tapi aku takut!"

"Jangan mikirin takutnya, coba kamu pikirin besok kehidupan kamu akan jauh lebih bebas, kamu nggak akan ngerasa takut lagi di teror dia, kamu bebas mau jalan-jalan kemana aja tanpa diikutin dia, kita bisa seneng-seneng bareng tanpa harus sembunyi. Seru kan? Jadi untuk malam ini sedikit sakit mungkin bisa kamu tahan? Kareka untuk mencapai sebuah kebahagian kita harus mau merasakan sakitnya dulu supaya kalau bahagia itu datang rasa senangnya bisa berkali-kali lipat."

Lora tersenyum, mungkin hidupnya tidak seberuntung gadis-gadis lain yang memiliki keluarga lengkap tapi mendapatkan Dega adalah keberuntungan yang harus selalu Lora syukuri. Lora tau di dalam hati laki-laki ini juga pasti menyimpan rasa takut yang besar, tapi dia menyembunyikannya hanya untuk membuat Lora merasa tenang.

Be My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang