25. Perang telah usai.

1.1K 183 53
                                    

Sebelum membaca harap tekan bintang di bawah!!!
Terdapat sedikit bumbu 18+ di chapter ini, dikit doang tapi. Buat adek-adek mending nggak usah di baca yaa🥰 bacanya nanti aja kalo umur kalian udah 18 tahun

 Buat adek-adek mending nggak usah di baca yaa🥰 bacanya nanti aja kalo umur kalian udah 18 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

Setelah huru-hara beberapa jam yang lalu, surat permintaan visum sudah diberikan oleh kepolisisan, Lora langsung melakukan visum di rumah sakit ditemani penyidik. Luka juga masih setia mendampingi mereka.

"Lo tenang aja, gue urus semuanya besok. Lo sama Lora tinggal dateng aja kalo ada panggilan dari kepolisian. Sisanya gue yang urus."

"Thanks ya, Ka." Dega menepuk pundak laki-laki itu.

Kebetulan Luka punya banyak kenalan om-om polisi, memang circle Luka bukan circle sembarangan, dia mudah bergaul dengan siapapun jadi mudah mendapatkan banyak teman, bahkan jika bisa anak presiden pun bisa Luka ajak main.

Setelah satu setengah jam menunggu akhirnya Lora keluar dari ruang visum. Gadis itu menghela nafas lega, pandangannya menyapu seisi ruang rumah sakit mencari keberadaan Dega yang berdiri tidak jauh dari pintu keluar rumah sakit.

Gadis itu tersenyum begitu menemukan wajah tampan suaminya. Dega termangu, senyum Lora kali ini adalah senyum paling indah yang pernah Dega lihat. Senyum tanpa beban, cantik.

Dega merentangkan kedua tangannya. Meminta Lora untuk masuk ke dalam pelukannya. Gadis itu mengerti, dia berjalan sambil berlari kecil menuju pelukan Dega. Hangat, semakin hangat tawa gadis itu terdengar disertai tangisan kecil.

malam ini semuanya sudah selesai. Monster besar yang selama ini membuatnya terpenjara di lubang hitam sudah mati, nafasnya sudah tidak sesak lagi.

"Aku lega, ayah sama bunda udah nggak punya beban lagi, sekarang mereka bisa tenang di alam sana Dega. Aku menang!"

"You did well, sayang. Kamu hebat, kamu kuat, kamu berhasil, kamu menang. I'm so proud of you."

Lora berhasil, jalan panjang yang penuh dengan tangis, amarah, sakit, kecewa, ketidak adilan di dalam hidup gadis itu sudah berhasil ia lewati.

Peperangan mereka telah usia, sekarang mereka bisa pulang, mejemput kebahagiaan yang selama ini mereka cari.

"Kita pulang, ibu sama bapak udah nunggu di rumah."

•••

Sesampainya di rumah, alis Lora mengerut, kenapa lampu ruang tamu masih menyala? Biasanya ibu akan mematikan lampu sebelum tidur. Ini sudah malam apa ibu belum tidur?

"Sayang, ko lampunya masih nyala? Ibu belum tidur ya?"

Belum sempat Dega menjawab pertanyaan istrinya pintu rumah sudah lebih dulu terbuka. Lora dibuat terkejut begitu ibu tiba-tiba saja memeluknya sangat erat. Beliau menangis sambil mengusap rambut Lora.

Be My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang