Satu Bulan Kemudian...
Pernikahan seharusnya menjadi moment kebahagiaan bagi setiap orang karena jika mungkin hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Tapi tidak bagi Becky, ia terpaksa menikah atas dasar permintaan kedua orang tuanya yang akan terjadi hari ini.
Disebuah kuil Becky dan orang tuanya menunggu kedatangan keluarga Freen yang masih di perjalanan menuju ke kuil.
Beberapa menit kemudian terlihat dua mobil berhenti di depan kuil, keluarga Chankimha keluar dari mobil itu dan berjalan menghampiri keluarga Armstrong yang sudah berdiri di depan kuil.
"Sawadekha." sapa ayah Freen
"Maaf kami sedikit terlambat karena jalanan sangat macet.." ucap Ayah Freen lagi
"Tidak apa khun, kami juga belum menunggu terlalu lama." balas Sunny yang merupakan ayah Becky
Freen dan Becky sejenak bertatapan lalu sama-sama membuang muka kearah lain.
"Baiklah kalau begitu tanpa membuang waktu ayo kita masuk ke kuil untuk memulai acara." ucap Ayah Freen
"Baiklah.."
Freen dan Becky masuk ke kuil dan memulai beberapa ritual keagamaan terlebih dahulu sampai di penghujung acara akhirnya Freen dan Becky telah di resmikan menjadi pasangan yang telah terikat sehidup semati.
"Semoga pernikahan kalian di berkati."
"Menjadi keluarga yang selalu diberikan banyak kebahagiaan."
Becky dan Freen membungkuk di kaki orang tua mereka sebagai tanda penghormatan. Freen juga memberikan sejumlah uang kepada kedua orang tua Becky sebagai tanda kini dirinya siap sepenuhnya untuk membiayai kehidupan Becky di masa depan, meski sejujurnya Freen masih menggunakan uang sang ayah nantinya untuk membiayai kehidupannya dengan Becky.
Upacara keagamaan telah selesai, Freen dan Becky juga sudah berganti pakaian seperti biasa karena pernikahan ini bersifat pribadi jadi sama sekali tidak ada pesta.
"Akhirnya kalian telah resmi menjadi suami istri.." ucap Heng disertai senyuman lega
"Jangan takut Freen, pernikahan tidak seburuk yang kamu bayangkan. Pernikahan sejujurnya menyenangkan." sambung Billy sang kakak tertua
Mom Rawee mengambil tangan Freen dan tangan Becky lalu menjadikannya satu untuk saling bergenggaman tangan.
"Mommy akan berdoa agar pernikahan kalian langgeng dan selalu bahagia."
"Terima kasih banyak Mom." ucap Freen. Ia merasa senang karena kini mempunyai ibu walau hanya ibu mertua tapi setidaknya itu bisa mengobati rasa kesepiannya tanpa Ibu mengingat sang ibu telah meninggal ketika Freen duduk di kelas enam SD.
"Terima kasih Mommy.." Becky juga berbicara sambil tersenyum meski sejujurnya ia tidak suka berpegangan tangan dengan Freen.
"Ayah punya hadiah untuk kalian.." ucap Ayah Freen. "Tapi kalian harus menutup mata terlebih dahulu.."
"Oke.." Freen dan Becky menutup mata mereka dengan masih berpegangan tangan.
"Sekarang buka mata kalian.."
Freen dan Becky membuka mata dan melihat sebuah kunci yang berada ditangan mereka, keduanya nampak bingung.
"Ini adalah kunci rumah kalian, kami sudah mempersiapkan rumah ini untuk tempat kalian tinggal bersama.." jelas Mom Rawee
"Terima kasih banyak Mom, Dadd, Ayah.." ucap Freen dan Becky bersamaan
﹌﹌﹌﹌﹌﹌
KAMU SEDANG MEMBACA
The Punishment [ END ]
RomanceFreenBecky - Futanari Jangan terlalu membenci seseorang, bisa saja rasa benci itu akan berubah menjadi sebuah rasa cinta yang rumit.