CHAPTER 17

6.6K 523 22
                                    

Langkah kaki Becky terasa tidak semangat pagi ini, sejak tidak bertemu dengan Freen hidupnya terasa sangat hampa bahkan ia sudah tidak tahan lagi karena Freen terus menghindarinya. Ketika Becky membuat alasan meminta uang berharap Freen akan datang dan langsung memberikan kepadanya tapi ternyata ART lah yang memberikan kepadanya dan mengatakan jika Freen menitipkannya.

Melihat Freen lewat, Becky mempercepat langkah kakinya mengikuti Freen sampai mendekati gudang sekolah Becky langsung menarik tangan Freen untuk masuk ke gudang dan mengunci pintunya. Tentu saja Freen memberikan respon yang terkejut ketika dengan sikap Becky.

"Kenapa kamu membawaku kesini? Bagaimana jika orang lain melihatnya?"

"Kamu terus menghindariku, tidak mau berbicara padaku dan tidak pernah pulang lagi ke rumah. Kenapa kamu melakukan itu?"

"Aku tidak menghindarimu, hanya saja rumah itu sepertinya bukan rumahku lagi. Bagaimana jika kita berpisah rumah dan kamu bisa memakai rumah itu dengan P'Friend.."

"Kenapa aku harus tinggal bersama P'Friend dirumah itu? Kamu adalah suamiku dan aku harusnya tinggal bersamamu di rumah itu." jawab Becky

Freen menatap wajah Becky lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Aku suamimu? Bukankah itu hanya status dan kamu tidak pernah menganggapku sebagai suami. Statusmu memang istriku tapi semua yang kamu milikin termasuk cintamu semuanya untuk P'Friend."

"...."

"Kamu tidak pernah memperlakukanku dengan baik, kamu hanya memperlakukan aku dengan baik pada saat kita akan berhubungan sex dan itu juga bisa kamu dapatkan dengan Friend." ucap Freen

"Kamu berbicara seperti ini apakah tidak memikirkan perasaanku?" tanya Becky dengan suara mulai bergetar.

"Kamulah yang tidak pernah memikirkan perasaanku! Aku masih membiarkan kamu berpacaran dengan kakakku supaya kamu bahagia tapi aku tidak tahan ketika melihat kamu bercumbu di depan mataku betapa sakitnya aku merasakannya."

"...."

"Aku mencintaimu, Bec..."

"Tapi aku hanya memiliki ragamu dan bukan hatimu, bisa bayangkan rasa sakitnya?"

"...."

"Kamu tidak perlu memikirkan perasaanku karena aku bisa mengatasinya sendiri. Aku hanya ingin kamu selalu bahagia dengan pilihan hatimu."

Becky tidak mengeluarkan sepatah katapun tapi dirinya tanpa sadar meneteskan air mata mendengar semua perkataan Freen. Sekarang hatinya seperti hancur berkeping keping.

"Setelah ini jangan pikirkan soal perasaanku, aku memberitahumu supaya aku lega dan bisa move on kembali menjalani pernikahan ini tanpa rasa cinta seperti diawal."

"...."

"Bertahanlah beberapa bulan lagi untuk pernikahan ini dan setelah itu kita akan berpisah sesuai perjanjian kita."

"Freen..." Becky memegang lengan Freen, menggoyangkan lengan Freen seperti seorang anak yang merengek.

"Aku harus pergi sekarang, sebentar lagi bel masuk berbunyi.." ucap Freen, ia memegang tangan Becky dan menyingkirkannya dengan perlahan dari lengannya.

"Aku minta maaf dan pulanglah ke rumah Freen.."

"Tidak, mulai sekarang kita urus saja urusan masing-masing.. Aku tidak akan lari dari tanggung jawab dan kamu bisa hubungi aku jika kamu membutuhkan uang."

"Jaga dirimu baik-baik.." ucap Freen sebelum akhirnya meninggalkab Becky keluar gudang.

Becky menutup wajahnya sendiri dan hanya bisa menunpahkan tangisannya yang sedaritadi ia tahan. Nafasnya terasa sangat sesak karena menangis, ia merogoh sakunya dan beruntung membawa inhaler jadi Becky bisa bernafas setelah menghirup inhaler tersebut dan setelah nafasnya normal Becky kembali menuju kelasnya.


The Punishment [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang