Kondisi Salma sudah jauh membaik, namun sepertinya syarafnya mulai terganggu. Sejak kemarin fikirannya terus tertuju pada manusia menyebalkan bernama Rony. Setelah mendapat perilaku yang tidak biasa dari lelaki itu ia mulai merasa ada yang aneh dari perasaannya. Setelah sekian lama Salma menutup hatinya untuk siapapun, mana mungkin semudah itu terbuka oleh lelaki yang selalu ia anggap menyebalkan.
ada yang salah nih sama otak gue
Salma menggelengkan kepala beberapa kali berusaha menyangkal semua hal yang ada di fikirannya. Hari ini ia tetap dirumah karna Rony menyuruhnya untuk beristirahat beberapa hari lagi demi kesembuhan dirinya. Namun ia merasa sangat bosan, ingin pergi tapi tubuhnya masih sangat lemas hanya untuk sekedar berjalan. Biasanya Novia dan juga Nabila pasti akan datang ke kost-an nya. Namun sepertinya mereka sangat sibuk belakangan ini, terlebih festival akan diadakan pada bulan ini. Pada akhirnya ia memilih untuk memejamkan matanya dan memilih untuk tidur.
Disisi lain Rony masih sibuk dengan tugasnya sebagai ketua penyelenggara. Banyak hal yang harus ia kerjakan namun fikirannya terus tertuju kepada wanita cerewet yang kini tidak bersamanya. Biasanya ia akan terus membuat Salma merajuk demi kepuasan pribadinya. Namun Rony juga merindukan sisi Salma yang seperti anak kecil, lucu dan sangat menggemaskan.
"Dih ketua kita kenapa nih? Stres lo ya," Paul datang dengan Fero yang sedari tadi memperhatikan temannya yang senyum-senyum sendiri sedari tadi. "Kasian ya, mana masih muda. Padahal mukanya kaya orang bener," Tambah Fero.
"Bajingan lo semua, gue waras ya!" Hampir saja sepatunya akan melayang kearah dua sejoli di hadapannya. Bukannya ketakutan justru Paul ikut membuka sepatunya untuk membalas. "Anjir! Bau banget sepatu lo!" Ucap Fero yang langsung menjauh sambil menutup hidungnya.
"Muka elit, cuci sepatu sulit lo!"
"Bau dari mana? Bulan lalu baru gue cuci,"
"Sini lo! Gue tempelin sepatu lo dimuka lo sendiri sini!" Fero menjegal Paul agar tidak memberontak, sedangkan Rony berusaha mengambil sepatu milik Paul. "Gue gakuat ro, belom gue pegang aja rasanya gue mau pingsan,"
"Rasakan sepatu busukku!"
Hari sudah mulai petang, Salma merasa kelaparan saat ini. semua stok makanan sudah habis yang tersisa hanya air mineral di kulkasnya, maklum anak kost. Baru saja dia akan keluar untuk membeli nasi goreng Pak Muh, ada suara motor yang datang ke arah depan kost-an. Salma membuka pintu dan menemukan Alvin yang tengah menenteng martabak manis ditangannya.
"Alvin?" Panggil Salma perlahan, masih tak percaya dihadapannya adalah Alvin. "Lo mau kemana? Bukannya masih sakit ya?" Tanya Alvin yang tengah mendekat ke arah Salma yang masih keheranan.
"Mau cari makan, laper gue," Jawab Salma sambil mengeluarkan cengiran kudanya.
"Gue bawain Martabak manis buat lo, sekalian jenguk gapapa kan?" Tanya Alvin berhati-hati dengan matanya yang mengamati keadaan sekitar. "Gapapa, Gue seneng ada yang bawa makanan hehehe," Salma mengambil martabak manis itu dan menaruhnya diatas piring untuk dia makan.
Mereka berbincang banyak hal di teras depan kost agar tidak terjadi salah faham tentunya. Namun sepertinya akan tetap menjadi salah faham bagi lelaki satu ini. Rony datang untuk membawakan Salma beberapa makanan rumah untuk Salma makan, namun dari kejauhan ia melihat motor Alvin terparkir di depan kost Salma. Rony mengambil handphone nya dan menghubungi nomor Salma.
"Hallo?"
"Suruh dia pergi,"
"Hah? Apaan si lo,"
"Suruh dia pergi, atau harus gue yang tarik dia biar pergi?"
"Apaan si! Iya sabar sebentar lagi juga pergi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Suka
SonstigesJATUH SUKA [Update semau mimin aja] "Mau sejauh dan seasing apapun aku dan kamu, kalau semesta maunya kamu sama aku, kamu bisa apa?" _______________ "Tak pernah terbesit sedikitpun bahwa akan ada rasa diantara kita berdua. Kita yang tidak pernah bi...