13| Sandiwara

320 24 0
                                    

Kini mereka tengah duduk berdua di tepi danau belakang kampus mereka. Raut muka keduanya terlihat sangat bahagia. Tangan mereka masih tertaut erat, seperti orang yang tak mau kehilangan satu sama lain. 

"Ron, kita backstreet dulu ya. Ga enak sama yang lain, gimanapun kita harus profesional sampai event kita selesai dan sukses," Raut muka Rony berubah seketika. 

"Aku udah susah-susah ungkapin perasaan ke kamu, terus kamu minta backstreet? Gamau! Yang bener aja, Rugi dong!" Marah saja masih sempat becanda.

"Oh susah, terus ini apa?!" Salma menunjuk tulisan di telapak tangan rony. "Lagian kalo yang lain tau, pasti heboh,"

"Ngga, bikin heboh sesekali boleh dong,"

"Rony, aku gasuka jadi pusat perhatian. Sebentar ko sampai event kita selesai," Ucap salma dengan suara yang lembut dengan puppy eyes-nya.

"Okay! Jangan kaya gitu, jantung aku belum siap, aku bisa gila. Kamu terlalu cute !" Rony menutup wajahnya yang memerah.

"Jangan ditutup, Kamu lucu kalo lagi salting," Ucap Salma sambil terus menatap wajah kekasihnya yang memerah.

"Salma stop!!!"

Kini keduanya menyusuri lorong sepi menuju ruang musik. Sepertinya selain nainura buatan ibunya, menggenggam tangan dan tertawa bersama dengan salma menjadi hal paling favorit dan candu bagi lelaki gemini bernama Rony.

Tangan Rony terangkat seperti akan merangkul gadis pujaan di sampingnya. Namun sepertinya semesta kali ini tidak mendukungnya.

"Sal! Ron!"

Mendengar panggilan yang sudah pasti mereka tau orangnya membuat salma mendorong Rony untuk menjauh. Tapi sepertinya terlalu bertenaga, pasalnya rony terjatuh dan terjungkal. Salma bergegas berlari dan menjauh dari situasi itu.

Paul masih kebingungan melihat tingkah laku keduanya. " Gapapa Ron?" sambil mengulurkan tangannya.

"Menurut lo? Ini gara-gara lo tau ga!" Rony menepis tangan Paul lalu pergi walaupun pinggangnya terasa nyeri.

"Lah? Salma yang dorong kenapa gue yang di salahin?" Paul menggaruk kepalanya bingung.

****

Setelah selesai dengan rapat semua orang berkemas-kemas untuk segera pulang dan mengistirahatkan diri mereka. Disisi lain Rony sedang menyandarkan tubuhnya dengan wajahnya yang terlihat suram. Melihat kekasihnya yang seperti tidak peduli padanya dan sibuk sendiri dengan teman-temannya membuat Rony semakin ingin menariknya pergi.

"Ron, balik ga?" Tanya Paul dengan setengah berteriak.

"Gak, duluan aja. Gue nungguin orang dulu," Rony kembali mengarahkan pandangannya kearah Salma, namun kekasihnya itu tiba-tiba hilang dari pandangannya.

"Kemana lagi tu orang, lu sih ngajak ngobrol gue," Ketus Rony pada Paul yang kini berada di sampingnya.

"Lah, gue lagi yang salah. Gajelas lo!"

Rony menyusuri setiap lorong berharap menemukan kekasihnya yang tiba-tiba saja menghilang. Namun hasilnya tetap nihil, wanita itu gemar sekali menghilang.

Ternyata Salma tengah berada di warung nasi goreng di depan kampus mereka. Namun, samar terlihat lelaki yang tengah berdiri disamping kekasihnya. Dengan tergesa-gesa Rony menyebrang menyusuri trotoar dengan amarahnya yang mulai memuncak.

Rony menarik tangan Salma agar menjauh dari lelaki yang ternyata Alvin. "Ngapain kamu sama dia?" Tanya Rony dengan setengah berteriak.

"Ron," Salma melotot melihat tingkah lelaki dihadapannya ini.

"Aku kan udah bilang, aku ga suka kamu bareng dia, kalo mau makan bilang ke aku. Aku beliin, sama gerobagnya kalo perlu,"

Suara batuk terdengar dari sudut meja didalam warung nasi goreng tersebut. Semua mata tertuju pada Rony yang tiba-tiba berseteru. Salma memegang jidatnya menghadapi kelakuan kekasihnya ini.

"Ron? Lo sama Salma-"

"Maksudnya rony, kenapa kita ga ngajak dia. Dia juga mau nasgor katanya, mau teraktir juga kan katanya sama gerobaknya sekalian," Potong Salma dengan cepat sambil tersenyum lebar.

Malu, malu sekali rasanya pasti. Ternyata Salama tidak hanya berdua dengan Alvin, ada Novoa, Nabila dan teman teman panitia lainnya juga. Alvin hanya bisa menahan senyumannya melihat tingkah cemburu Rony padanya. Rony melotot ke arah Salma meminta penjelasan,  dan dibalas pelototan yang lebih menyeramkan dari Salma.

"Makannya kalo mau apa-apa liat sekitar dulu," Bisik Salma sambil mencubit pinggang Rony.

"AWW!!" Lagi-lagi semua mata tertuju apada kedua sejoli itu.

"Awwas kalo ga habis yaa, makan yang kenyang. Gue bayarin hari ini,"

"Mantap kau ron!"

"Makasih loh Ron"

"Thank's ron"

"Terimakasih ron telah membantu anak yatim ini,"

"Mantap dapet pahala banyak kamu hari ini," Ucap salma sambil menepuk tangan rony.

Semua orang sudah pulang, kini tinggal Salma dan juga Rony. Keduanya masih sama-sama diam sedari tadi.

"Ayo pulang, udah sepi juga," Ucap Rony lalu mengambil tas dan jaket kulit miliknya.

"Kamu marah?" Salma menarik jari Rony dengan kedua tangannya yang sengaja di ayun-ayunkan.

"Ngga, udah ayo balik,"

"Tuh kan marah, Sorry yaaa,"

Rony menatap Salma beberapa detik lalu mengambil tas salma untuk ia bawa. menautkan jarinya dengan jari kekasihnya.

"Mana bisa aku marah sama kamu. Rugi tau ga," Rony menarik Salma agar sedikit mendekat kearahnya.

"Helleh gombal, nyontek dari google lagi kan," Ucap Salma sambil mendorong pelan kekasihnya itu.

"Tau aja, yaudah ayo balik,"

Rony mengantar Salma pulang, rasanya malam ini menjadi malam paling menenangkan bagi keduanya. Keliling kota di malam hari yang semakin sepi. Di selimuti bait-bait puisi dalam lagu favorit mereka berdua dan diiringi deru angin yang menerjang. Menikmati dinginnya malam yang tenggelam oleh hangatnya kasih sayang yang baru saja bermekaran.

Rasa sayang keduanya mempersatukan perbedaan yang ada. Meski harus bersandiwara tak cinta, meski harus berjaga jarak namun cintanya tidak sesederhana itu.

to be continue....

___________

Haii semuanyaa...
akhirnya ada waktu untuk update huhuuu...

terimakasihhh sudah menyempatkan baca kehaluanku ini

terimakasih atas 5k viewers nyaaa
jangan lupa follow juga yaa..

luv uuu❤

Jatuh SukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang