12| Jatuh Suka

467 36 3
                                    

Kejadian beberapa hari lalu sukses membuat hubungan keduanya benar-benar renggang. Salma yang hanya ingin segera menyelesaikan tugasnya sebagai wakil penyelenggara di Festival semesta berbahagia. Begitupun dengan Rony, ia berusaha profesional agar acara ini dapat diselesaikan dengan lancar dan sukses.

Keduanya berusaha sebisa mungkin untuk biasa saja dengan apa yang terjadi. Saling berbicara secukupnya hanya sekedar membahas mengenai event saja, walaupun sesekali saling memanfaatkan pembahasan itu untuk saling bertegur sapa.  Bagaimanapun, kadang sulit untuk mengendalikan hati untuk tidak merindu. 

"Ron, ini ada berkas yang harus lo tanda tanganin," Salma menaruh map berisi berkas penting di atas meja. 

"Pulpennya mana?" Salma hanya menghela nafasnya sambil mengeluarkan pulpen dari sakunya. Namun sekian lama Salma menunggu Rony masih berkutat dengan Ponselnya yang membuat Salma mendidih. 

"Bisa tanda tangan dulu ga, baru lanjut ngabarin cewe lo?" Ucapan Salma berhasil membuat Rony mematikan ponsel miliknya dan mengarahkan pandangannya kepada Salma. Salma mendorong berkas dan pulpen mendekat kearah lelaki itu.

" Apa maksud lo tadi?" Rony bertanya dengan tatapan yang haus penjelasan.

" Tanda tangan dulu," Rony menandatangani berkas itu dan kembali menunggu penjelasan dari wanita didepannya. "Sekarang Jelasin apa maksud omongan lo tadi," Ucap rony Sambil menahan map yang yang akan di ambil Salma.

"Ngga ada, ga usah dipikirin," Tangannya menarik map berisi berkas namun ditahan Oleh lelaki didepannya. Salma berdecak lalu menghela nafasnya panjang.

"Bisa ga sih jangan nyebelin," 

"Gabisa, jelasin dulu yang tadi," 

"Jelasin apa Rony? Gue cuma bilang tanda tanganin dulu berkasnya, abis itu lo bisa hubungin cewelo sepuasnya. Puas?" Rony diam dan menatap Salma dalam. "Gue gaada cewe," Satu kalimat yang terucap itu membuat keduanya terdiam.

Salma berusaha sadar dari lamunannya dan menarik berkas itu dengan kuat lalu mengambil pulpennya. "Bodo amat!" Ucap salma sambil membenarkan kacamatanya lalu berbalik meninggalkan Rony yang sedang tersenyum 

"Gue tau ko lo kangen sama gue," Gumam Rony dengan senyuman yang tak bisa ia bendung. 

Sore ini semuanya tampak sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Salma tengah bersama Alvin membahas perihal kelengkapan event yang mereka adakan. Setelah Alvin pergi Rony datang membawa sate ayam dan memberikannya kepada Salma. Salma terdiam keheranan sekaligus bertanya-tanya. 

"Nih makan,"

"Gausah ga laper," Jawab Salma singkat sambil berusaha menyibukan diri dengan laptop dihadapannya. Rony menarik tangan Salma dan memberikan sebungkus sate ayam di tangan Salma. 

"Yang lain juga gue kasih, bukan lo doang," Rony pergi meninggalkan Salma yang masih menggerutu. "awas lo ya!" 

Novia tiba-tiba datang dan duduk di sebelah Salma yang masih memegang sate dari lelaki menyebalkan bernama Rony itu. "Apaan nih? Gue makan ya, laper nih," Ucap Novia memelas.

"Bukannya semua dikasih?" Tanya Salma hati-hati. 

"Gaada tuh, yang lain juga lagi pada keluar cari makan," mendengar jawaban dari Novia membuatnya tak bisa menahan senyumannya lagi.

"Malah senyum-senyum, boleh ga?" 

"Ya jangan semua dong, gue juga mau," Pada akhirnya dimakan juga. Hatinya terasa senang dengan perhatian lelaki yang gengsinya setinggi gunung itu.

****

Salma tengah berdiri menatap panggung yang megah di hadapannya. Matanya berbinar berharap suatu saat nanti mimpinya untuk bernyanyi di panggung besar terwujud. Salma tersenyum dan berbalik, begitu terkejutnya ia melihat sosok lelaki dihadapannya. Lelaki menyebalkan yang selalu ada untuknya, sifatnya yang tidak bisa di tebak, sifatnya yang dingin namun begitu perhatian, sialnya ia terperangkap dalam perasaan yang sangat ia hindari. 

"Sal," 

"Ron," 

Keduanya hanya terdiam, mereka terhanyut pada pikiran mereka sendiri. Tatapan mereka yang seolah tak ingin lepas dan rasa rindu yang terus menerus menggebu untuk diutarakan. Nyatanya keduanya sama-sama tak sanggup menahan semua rasa yang ada. 

"Sal, kali ini tolong jangan menghindar," Rony maju selangkah lebih dekat kearah Salma berada.

"Sebelumnya aku tidak pernah menemukan gadis seaneh kamu, secerewet kamu dan sehebat kamu. Aku yang dulu hanya mencuri pandang pada gadis yang selalu ceria namun pemarah, sampai akhirnya kita bertegur sapa. Aku tidak pernah menyangka bahwa kamu yang akan menaklukkan hati ini, bahwa kenyataannya ternyata kamulah yang menjadi sosok favorit yang selalu ingin aku lihat dimata dan hatiku. Maaf, bahwa aku jatuh suka," Rony menunduk mengumpulkan keberaniannya. 

"Mengenai aku yang tiba-tiba menghilang, jujur aku merasa kamu tidak punya rasa yang sama. Maaf, tapi aku cemburu saat kamu dengan Alvin, Paul, atau lelaki manapun yang mendekati kamu. Aku patah saat terakhir kali kamu menangis dihadapanku Sal, tapi aku senang ternyata kamupun merasakan hal yang sama. Tolong  jangan menghindar lagi, kalaupn tidak bersama setidaknya kita masih bisa bertegur sapa," 

Rasa dingin malam ini menambahkan suasana yang tak tergambarkan. Ia mencari celah kebohongan pada matanya, namun Salma sama sekali tidak menemukannya. Senang, sedih, rindu dan cemburu menjadi satu. Rasanya saat ini Salma ingin berlari dan memeluk lelaki dihadapannya yang tengah menunduk.

"Ron, aku juga mau jujur," Salma menarik panjang nafasnya dan melangkahkan kakinya mendekat ke arah Rony. Matanya menatap dalam lelaki dihadapannya.

"Ga pernah sedikitpun bahwa akan ada rasa diantara kita berdua. Kita yang tidak pernah bisa satu jalan, kita yang begitu banyak perbedaan tapi kata orang penuh dengan persamaan. Aku si aquarius yang katanya cerewet dipertemukan dengan laki-laki gemini yang amat menyebalkan. Tapi anehnya semua sikap menyebalkanmu itu membuatku Jatuh suka," Salma tersenyum, begitupun dengan Rony. 

"Jadi.. Kita.. ?" Ucap Rony hati-hati yang dijawab anggukan dan tertawa. 

Rony loncat dengan teriakan yang tak bisa ia bendung, Rony mendekat dan memeluk Salma erat. Sungguh, ia tidak kan melepaskannya lagi. Salma yang kehabisan nafas mendorong Rony menjauh.

"Mau ngebunuh gue? Baru juga jadian," Ucap Salma dengan tawanya yang khas.

"Ga sia-sia gue bikin contekkan," Salma menarik tangan Rony dan melihat di telapak tangan Rony penuh dengan tulisan yang persis di ucapkannya tadi. Salma menganga melihat lelaki yang satu ini. 

"Udah gausah marah, nanti cepet tua," Ucap Rony lalu menggandeng tangan Salma lembut. 

"Sialan lo!" 

To be continue.....

___________________________________

Hai semuaa....

Maaf Lama gak update karna lagi banyak hal yang harus diurus

Terimakasih yang masih standby nunggu dan sudah bacaa

Seneng banget udah 4k readers, jangan lupa vote juga ya temen temen...

Thank u<3



Jatuh SukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang